Niat Shalat Tarawih Sendiri

jurnal


Niat Shalat Tarawih Sendiri

Niat Shalat Tarawih Sendiri adalah menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat tarawih seorang diri atau tidak berjamaah dengan imam. Biasanya niat ini diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Contohnya: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala.” (Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala).

Shalat sunnah tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya pahala yang berlipat ganda dan pengampunan dosa. Menurut riwayat dari Aisyah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan ibadah, seraya penuh keimanan dan berharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” Secara historis, shalat tarawih awalnya dilakukan secara berjamaah di masa Khalifah Umar bin Khattab.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang niat shalat tarawih sendiri, termasuk tata cara, waktu pelaksanaan, dan hal-hal yang membatalkannya. Kami juga akan menyinggung beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai masalah ini.

Niat Shalat Tarawih Sendiri

Niat memegang peranan penting dalam shalat tarawih, terlebih jika dilakukan sendiri. Berikut adalah beberapa aspek penting niat shalat tarawih sendiri:

  • Ikhlas
  • Sunnah
  • Dua rakaat
  • Isya
  • Fardhu
  • Tarawih
  • Lillahi ta’ala
  • Berjamaah
  • Sengaja
  • Qiyamullail

Niat ikhlas karena Allah SWT menjadi dasar utama dalam beribadah, termasuk shalat tarawih. Shalat tarawih sendiri termasuk ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya. Umumnya, shalat tarawih dilakukan secara berjamaah, tetapi boleh juga dikerjakan sendiri-sendiri. Shalat tarawih terdiri dari dua rakaat setiap tarawihnya, dan dianjurkan untuk mengerjakan minimal delapan rakaat. Shalat tarawih juga dapat disebut qiyamullail, yaitu ibadah shalat malam yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT.

Ikhlas

Ikhlas merupakan landasan utama dalam niat shalat tarawih sendiri. Artinya, shalat tarawih yang dikerjakan semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia. Berikut adalah beberapa aspek ikhlas dalam niat shalat tarawih sendiri:

  • Niat yang Benar
    Niat yang benar adalah niat yang sesuai dengan tuntunan syariat, yaitu mengharap ridha Allah SWT semata.
  • Menjauhi Riya
    Riya adalah memperlihatkan ibadah kepada orang lain agar mendapat pujian. Ikhlas dalam niat shalat tarawih sendiri berarti menjauhi sikap riya dan hanya ingin dinilai ibadah kita oleh Allah SWT.
  • Tidak Membandingkan Diri
    Ikhlas juga berarti tidak membandingkan ibadah kita dengan ibadah orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga tidak perlu merasa rendah diri atau tinggi hati.
  • Mengharap Pahala dari Allah
    Meskipun ikhlas berarti tidak mengharapkan balasan dari manusia, namun seorang muslim tetap boleh mengharapkan pahala dari Allah SWT atas ibadahnya. Pahala dari Allah SWT merupakan motivasi yang dapat mendorong kita untuk terus semangat beribadah.

Dengan ikhlas dalam niat shalat tarawih sendiri, diharapkan ibadah kita akan lebih berkualitas dan diterima oleh Allah SWT. Selain itu, ikhlas juga dapat membawa ketenangan hati dan kebahagiaan dalam beribadah.

Sunnah

Sunnah adalah segala sesuatu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan beliau. Sunnah menjadi pedoman penting bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran agama, termasuk dalam hal niat shalat tarawih sendiri.

Sholat tarawih termasuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Meskipun hukumnya sunnah, namun mengerjakan shalat tarawih memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar. Salah satu aspek penting dalam shalat tarawih adalah niat yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Niat yang benar dalam shalat tarawih sendiri harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, yaitu mengharap ridha Allah SWT semata dan mengikuti tuntunan beliau dalam melaksanakan shalat tarawih. Misalnya, Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan dua rakaat setiap tarawihnya, dan dianjurkan untuk mengerjakan minimal delapan rakaat. Selain itu, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membaca surat-surat tertentu dalam shalat tarawih, seperti surat Al-Fatihah, surat Al-Ikhlas, dan surat Al-Falaq.

Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam niat dan pelaksanaan shalat tarawih sendiri, kita dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan ibadah kita akan lebih berkualitas. Selain itu, mengikuti sunnah juga merupakan bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dan bukti ketaatan kita kepada ajaran Islam.

Dua Rakaat

Dalam niat shalat tarawih, disebutkan bahwa shalat tarawih dikerjakan dua rakaat setiap tarawihnya. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan dua rakaat setiap tarawihnya. Jumlah rakaat ini menjadi salah satu aspek penting dalam niat shalat tarawih sendiri, karena menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan.

Jika seseorang berniat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang tidak sesuai dengan sunnah, maka shalat tarawihnya tidak sah. Misalnya, jika seseorang berniat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan tiga rakaat setiap tarawihnya, maka shalat tarawihnya tidak sah karena tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jumlah rakaat dalam niat shalat tarawih sendiri, agar shalat tarawih yang dikerjakan sesuai dengan tuntunan syariat dan memperoleh pahala yang sempurna.

Dalam praktiknya, niat shalat tarawih dua rakaat dapat dilakukan dengan mengucapkan niat berikut: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala”. Niat ini diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Dengan mengucapkan niat ini, maka seseorang telah berniat untuk mengerjakan shalat tarawih dua rakaat karena Allah SWT.

Dengan memahami hubungan antara dua rakaat dan niat shalat tarawih sendiri, kita dapat mengerjakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Isya

Sholat Isya memiliki hubungan yang erat dengan niat sholat tarawih sendiri. Sebab, sholat Isya merupakan sholat fardhu yang harus dikerjakan sebelum melaksanakan sholat tarawih. Waktu sholat tarawih sendiri dimulai setelah sholat Isya dan berakhir sebelum masuk waktu sholat Subuh. Oleh karena itu, seseorang yang ingin melaksanakan sholat tarawih sendiri harus terlebih dahulu mengerjakan sholat Isya.

Dalam praktiknya, niat sholat tarawih sendiri biasanya diucapkan setelah sholat Isya dan sebelum memulai sholat tarawih. Misalnya, seseorang dapat mengucapkan niat berikut: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Aku berniat sholat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah SWT). Niat ini diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.

Memahami hubungan antara sholat Isya dan niat sholat tarawih sendiri sangat penting untuk memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan mengerjakan sholat Isya terlebih dahulu dan mengucapkan niat sholat tarawih dengan benar, kita dapat memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Fardhu

Dalam konteks niat shalat tarawih sendiri, fardhu memiliki makna yang penting. Fardhu merujuk pada kewajiban yang harus dipenuhi dalam suatu ibadah, termasuk dalam shalat tarawih. Berikut adalah beberapa aspek penting fardhu dalam niat shalat tarawih sendiri:

  • Niat yang Benar
    Niat yang benar adalah niat yang sesuai dengan tuntunan syariat, yaitu mengharap ridha Allah SWT semata. Dalam niat shalat tarawih sendiri, fardhu adalah berniat untuk melaksanakan shalat tarawih karena Allah SWT.
  • Menunaikan Rukun Shalat
    Rukun shalat adalah bagian-bagian penting dalam shalat yang jika ditinggalkan akan membatalkan shalat. Menunaikan rukun shalat dengan benar merupakan fardhu dalam shalat tarawih, termasuk niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah, rukuk, sujud, dan salam.
  • Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
    Sunnah Rasulullah SAW adalah segala sesuatu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan beliau. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam shalat tarawih, termasuk dalam niat, merupakan fardhu karena dapat menyempurnakan ibadah kita.
  • Menghindari Bid’ah
    Bid’ah adalah segala sesuatu yang baru dalam agama yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menghindari bid’ah dalam shalat tarawih, termasuk dalam niat, merupakan fardhu karena dapat merusak ibadah kita.

Dengan memahami aspek-aspek fardhu dalam niat shalat tarawih sendiri, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Tarawih

Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya dan biasanya dilakukan berjamaah di masjid. Namun, shalat tarawih juga dapat dikerjakan sendiri-sendiri di rumah.

Niat shalat tarawih sendiri sangat penting karena menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Niat shalat tarawih sendiri haruslah diniatkan karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Jika seseorang berniat shalat tarawih untuk tujuan lain, seperti riya atau ingin dipuji orang lain, maka shalat tarawihnya tidak sah.

Contoh niat shalat tarawih sendiri yang benar: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah SWT). Niat ini diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.

Dengan memahami hubungan antara tarawih dan niat shalat tarawih sendiri, kita dapat mengerjakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Lillahi ta’ala

Dalam niat shalat tarawih sendiri, terdapat frasa penting yaitu “lillahi ta’ala” yang memiliki makna “karena Allah SWT”. Frasa ini menunjukkan bahwa niat shalat tarawih haruslah diniatkan semata-mata karena Allah SWT, bukan karena tujuan lain seperti riya atau ingin dipuji oleh orang lain.

Lillahi ta’ala merupakan komponen penting dalam niat shalat tarawih sendiri karena menjadi dasar diterimanya ibadah di sisi Allah SWT. Jika seseorang berniat shalat tarawih tidak karena Allah SWT, maka shalat tarawihnya tidak akan sah dan tidak berpahala. Sebaliknya, jika seseorang berniat shalat tarawih karena Allah SWT, maka shalat tarawihnya akan diterima dan mendapatkan pahala yang besar.

Contoh niat shalat tarawih sendiri yang benar: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah SWT). Niat ini diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.

Dengan memahami hubungan antara “lillahi ta’ala” dan “niat shalat tarawih sendiri”, kita dapat mengerjakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Berjamaah

Shalat tarawih secara umum dikenal sebagai ibadah yang dikerjakan secara berjamaah di masjid. Berjamaah dalam shalat tarawih memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  • Menambah pahala dan keutamaan shalat tarawih.
  • Mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.
  • Menciptakan suasana ibadah yang lebih khusyuk dan ramai.

Meskipun shalat tarawih berjamaah memiliki banyak keutamaan, namun tidak menutup kemungkinan bagi seseorang untuk melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah. Namun, perlu diketahui bahwa niat shalat tarawih sendiri tidaklah sama dengan niat shalat tarawih berjamaah. Berikut adalah perbedaan niat shalat tarawih sendiri dan berjamaah:

  • Shalat tarawih sendiri: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah SWT).
  • Shalat tarawih berjamaah: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini ma’al imam lillahi ta’ala” (Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat bersama imam karena Allah SWT).

Dengan memahami perbedaan niat shalat tarawih sendiri dan berjamaah, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini penting untuk memperoleh pahala yang sempurna dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

Sengaja

Dalam konteks niat shalat tarawih sendiri, “sengaja” memiliki makna yang sangat penting. Sengaja merujuk pada kesengajaan atau kemauan yang kuat dalam hati untuk melaksanakan shalat tarawih. Tanpa adanya kesengajaan, maka niat shalat tarawih sendiri tidak akan sah dan tidak bernilai ibadah.

Contoh nyata kesengajaan dalam niat shalat tarawih sendiri adalah ketika seseorang dengan sadar dan mantap memutuskan untuk mengerjakan shalat tarawih, baik secara sendiri maupun berjamaah. Hal ini berbeda dengan mengerjakan shalat tarawih karena terpaksa atau mengikuti orang lain tanpa adanya keinginan yang kuat dari dalam hati.

Memahami hubungan antara “sengaja” dan “niat shalat tarawih sendiri” sangat penting karena memiliki implikasi praktis dalam pelaksanaan ibadah. Jika seseorang mengerjakan shalat tarawih tanpa kesengajaan, maka shalat tarawihnya tidak akan diterima dan tidak mendapatkan pahala. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa niat shalat tarawih sendiri benar-benar diniatkan dengan sengaja dan penuh kesadaran.

Qiyamullail

Qiyamullail merupakan ibadah shalat malam yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Qiyamullail juga memiliki keterkaitan erat dengan niat shalat tarawih sendiri, karena shalat tarawih termasuk salah satu bentuk qiyamullail yang dikerjakan pada bulan Ramadhan.

  • Waktu Pelaksanaan

    Qiyamullail dikerjakan pada malam hari, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh. Waktu terbaik untuk melaksanakan qiyamullail adalah pada sepertiga malam terakhir.

  • Jumlah Rakaat

    Jumlah rakaat qiyamullail tidak ditentukan secara pasti, namun dianjurkan untuk mengerjakan minimal dua rakaat. Setiap dua rakaat qiyamullail diakhiri dengan salam, sehingga seseorang dapat mengerjakan sebanyak yang dia mampu.

  • Keutamaan

    Qiyamullail memiliki banyak keutamaan, di antaranya: diampuni dosa-dosa, dikabulkan doa-doa, dan diangkat derajat di sisi Allah SWT.

  • Contoh Nyata

    Salah satu contoh nyata qiyamullail adalah shalat tarawih yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya, dengan jumlah rakaat yang bervariasi.

Dengan memahami hubungan antara qiyamullail dan niat shalat tarawih sendiri, kita dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Qiyamullail dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan dan meraih keutamaan-keutamaan yang dijanjikan Allah SWT.

Pertanyaan Umum tentang Niat Shalat Tarawih Sendiri

Bagian ini akan menyajikan beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan niat shalat tarawih sendiri. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengantisipasi keraguan atau kesalahpahaman yang mungkin muncul dalam memahami niat shalat tarawih sendiri.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan niat shalat tarawih sendiri?

Jawaban: Niat shalat tarawih sendiri adalah menyengaja di dalam hati untuk melaksanakan shalat tarawih seorang diri atau tidak berjamaah dengan imam.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara mengucapkan niat shalat tarawih sendiri?

Jawaban: Niat shalat tarawih sendiri diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah, seperti: “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala).

Pertanyaan 3: Apakah boleh mengerjakan shalat tarawih sendiri di rumah?

Jawaban: Ya, diperbolehkan mengerjakan shalat tarawih sendiri di rumah, meskipun lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid.

Pertanyaan 4: Apakah niat shalat tarawih sendiri berbeda dengan niat shalat tarawih berjamaah?

Jawaban: Ya, terdapat perbedaan niat antara shalat tarawih sendiri dan berjamaah. Pada shalat tarawih sendiri, niat yang diucapkan adalah “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala”, sedangkan pada shalat tarawih berjamaah niatnya adalah “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini ma’al imam lillahi ta’ala”.

Pertanyaan 5: Apa saja syarat sah niat shalat tarawih sendiri?

Jawaban: Syarat sah niat shalat tarawih sendiri adalah diucapkan setelah takbiratul ihram, sebelum membaca surat Al-Fatihah, dan diniatkan karena Allah SWT.

Pertanyaan 6: Apakah pahala shalat tarawih sendiri sama dengan shalat tarawih berjamaah?

Jawaban: Pahala shalat tarawih sendiri sama dengan shalat tarawih berjamaah, selama niat dan pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Selain penjelasan di atas, masih banyak hal yang perlu dibahas terkait dengan niat shalat tarawih sendiri. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara shalat tarawih sendiri, waktu pelaksanaannya, dan hal-hal yang membatalkan shalat tarawih.

Tips Melaksanakan Niat Shalat Tarawih Sendiri

Setelah memahami pengertian dan syarat sah niat shalat tarawih sendiri, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan niat shalat tarawih sendiri dengan baik dan sesuai tuntunan syariat:

Tip 1: Ikhlaskan Niat
Pastikan niat shalat tarawih semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.

Tip 2: Ucapkan Niat dengan Benar
Ucapkan niat “Ushalli sunnatal-tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.

Tip 3: Fokus pada Shalat
Kosongkan pikiran dari hal-hal duniawi dan fokuslah pada shalat, khusyuk, dan nikmati setiap gerakan dan bacaan.

Tip 4: Jaga Kebersihan
Berwudhu dengan sempurna sebelum shalat dan pastikan tempat shalat bersih dan suci.

Tip 5: Kerjakan dengan Tertib
Kerjakan shalat tarawih dengan tertib, mulai dari niat, takbiratul ihram, ruku’, sujud, hingga salam.

Tip 6: Baca Doa Qunut
Setelah rakaat terakhir, dianjurkan untuk membaca doa qunut nazilah.

Tip 7: Perbanyak Zikir
Perbanyak zikir, istighfar, dan doa setelah shalat tarawih sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT.

Tip 8: Jaga Kekhusyukan
Jaga kekhusyukan shalat tarawih dengan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu, seperti berbicara atau melihat ke sana kemari.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan niat shalat tarawih sendiri yang Anda laksanakan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan Anda.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hal-hal yang membatalkan shalat tarawih, sebagai bagian penting dalam memahami niat shalat tarawih sendiri.

Kesimpulan

Shalat tarawih sendiri merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Niat memegang peranan penting dalam shalat tarawih, terutama jika dilakukan sendiri. Niat yang benar dan sesuai syariat akan menjadikan shalat tarawih lebih berkualitas dan berpahala.

Beberapa poin penting terkait niat shalat tarawih sendiri adalah sebagai berikut:

  1. Niat harus diniatkan karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
  2. Niat shalat tarawih sendiri berbeda dengan niat shalat tarawih berjamaah.
  3. Niat diucapkan setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.

Dengan memahami dan mengamalkan niat shalat tarawih sendiri dengan benar, kita dapat meraih keutamaan dan pahala yang besar dari ibadah sunnah ini. Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, salah satunya dengan melaksanakan shalat tarawih sendiri dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru