Nisab zakat mal adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Dalam Islam, zakat mal wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul. Nisab zakat mal setara dengan 85 gram emas atau senilai dengan Rp. 8.536.000 (kurs Rp. 100.400/gram). Sebagai contoh, jika seseorang memiliki tabungan sebesar Rp. 10.000.000, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari hartanya, yaitu sebesar Rp. 250.000.
Zakat mal memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah untuk membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu fakir miskin. Selain itu, zakat mal juga memiliki sejarah perkembangan yang panjang. Pada masa Rasulullah SAW, zakat mal hanya diwajibkan bagi para pedagang. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, zakat mal juga diwajibkan bagi mereka yang memiliki harta dalam bentuk lain, seperti tabungan, saham, dan investasi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang nisab zakat mal, cara menghitungnya, dan jenis-jenis harta yang dikenakan zakat mal. Selain itu, kita juga akan membahas tentang sejarah perkembangan zakat mal dan hikmah di balik pensyariatannya.
Nisab Zakat Mal
Nisab zakat mal merupakan aspek penting dalam zakat mal yang perlu dipahami. Berikut adalah 10 aspek penting terkait nisab zakat mal:
- Pengertian: Batas minimum harta yang wajib dizakati.
- Dasar hukum: Al-Qur’an dan Hadits.
- Jenis harta: Harta yang dapat berkembang dan memiliki nilai.
- Nilai nisab: 85 gram emas atau senilai.
- Waktu penghitungan: Saat harta mencapai nisab dan haul.
- Cara penghitungan: Menjumlahkan seluruh harta yang dimiliki.
- Hutang: Dikurangi dari harta yang dimiliki.
- Kewajiban: Wajib dikeluarkan bagi yang memiliki harta mencapai nisab dan haul.
- Hikmah: Membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu fakir miskin.
- Perkembangan: Seiring waktu, jenis harta yang dikenakan zakat mal semakin luas.
Memahami aspek-aspek nisab zakat mal sangat penting agar penunaian zakat mal dapat dilakukan dengan benar. Nisab zakat mal menjadi acuan dalam menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat mal atau tidak. Selain itu, nisab zakat mal juga menjadi dasar dalam menghitung jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Dengan memahami nisab zakat mal, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya secara optimal dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Pengertian
Dalam konteks nisab zakat mal, “Pengertian: Batas minimum harta yang wajib dizakati” merupakan aspek krusial yang menentukan kewajiban mengeluarkan zakat. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait pengertian tersebut:
- Jenis Harta: Nisab zakat mal hanya berlaku untuk harta yang dapat berkembang dan memiliki nilai, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan hewan ternak.
- Nilai Nisab: Nilai nisab zakat mal setara dengan 85 gram emas atau senilai dengannya. Nilai ini menjadi acuan dalam menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat mal atau tidak.
- Waktu Penghitungan: Nisab zakat mal dihitung saat harta mencapai nilai nisab dan haul, yaitu satu tahun kepemilikan.
- Kewajiban: Jika harta yang dimiliki telah mencapai nisab dan haul, maka wajib dikeluarkan zakat sebesar 2,5% dari total harta.
Memahami pengertian nisab zakat mal sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara tepat. Dengan memahami aspek-aspek yang terkait dengan nisab zakat mal, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat secara optimal dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Dasar hukum
Nisab zakat mal memiliki dasar hukum yang kuat dalam ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dalam Al-Qur’an, kewajiban zakat ditegaskan dalam beberapa ayat, di antaranya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
Sedangkan dalam Hadits, Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang nisab zakat mal, di antaranya:
“Tidak ada kewajiban zakat pada pemilik emas dan perak hingga mencapai nisab sebanyak 200 dirham atau 20 dinar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari ayat dan Hadits tersebut, dapat dipahami bahwa dasar hukum nisab zakat mal sangat jelas dan tidak dapat dibantah. Nisab zakat mal menjadi patokan penting dalam menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat mal atau tidak. Dengan memahami dasar hukum nisab zakat mal, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya secara benar sesuai dengan tuntunan syariat.
Selain itu, memahami dasar hukum nisab zakat mal juga memiliki beberapa implikasi praktis, di antaranya:
- Membantu umat Islam terhindar dari keraguan dalam menentukan kewajiban zakat mal.
- Memberikan landasan yang kuat dalam menjawab pertanyaan dan sanggahan terkait zakat mal.
- Mendorong umat Islam untuk lebih taat dan disiplin dalam menjalankan kewajiban zakatnya.
Dengan demikian, memahami dasar hukum nisab zakat mal sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menjalankan ibadahnya secara benar dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Jenis harta
Dalam konteks nisab zakat mal, jenis harta yang wajib dizakati adalah harta yang dapat berkembang dan memiliki nilai. Kriteria ini menjadi dasar penentuan apakah suatu harta termasuk dalam kategori yang wajib dizakati atau tidak.
- Harta yang dapat berkembang
Harta yang dimaksud adalah harta yang memiliki potensi untuk bertambah atau berkembang nilainya, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan hewan ternak. - Harta yang memiliki nilai
Harta yang dimaksud adalah harta yang memiliki nilai tukar atau dapat diperjualbelikan, seperti emas, perak, uang, saham, dan obligasi. - Harta yang nisabnya telah mencapai
Harta yang dimaksud adalah harta yang telah mencapai nilai nisab yang telah ditetapkan, yaitu senilai 85 gram emas atau setara dengannya. - Harta yang telah mencapai haul
Harta yang dimaksud adalah harta yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih.
Memahami jenis harta yang wajib dizakati sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara tepat. Dengan memahami kriteria tersebut, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat secara optimal dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Nilai Nisab
Nilai nisab zakat mal merupakan aspek penting yang menjadi dasar penentuan kewajiban mengeluarkan zakat. Dalam konteks ini, nilai nisab zakat mal setara dengan 85 gram emas atau senilai dengannya. Batasan nilai ini menjadi acuan dalam menentukan apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat mal atau tidak.
- Nilai Emas
Nilai nisab zakat mal merujuk pada kadar emas murni, yaitu 24 karat atau 99,9%. Emas menjadi acuan karena sifatnya yang tahan lama, mudah disimpan, dan memiliki nilai yang stabil. - Nilai Senilai
Selain emas, nilai nisab zakat mal juga dapat disetarakan dengan mata uang atau harta lain yang senilai dengan 85 gram emas. Penentuan nilai senilai ini disesuaikan dengan harga emas pada saat harta tersebut akan dizakati. - Fluktuasi Nilai
Harga emas dapat mengalami fluktuasi seiring waktu. Oleh karena itu, nilai nisab zakat mal juga dapat berubah sesuai dengan pergerakan harga emas. - Implikasi Hukum
Nilai nisab zakat mal yang setara dengan 85 gram emas atau senilai memiliki implikasi hukum. Bagi umat Islam yang memiliki harta mencapai atau melebihi nilai nisab, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat mal.
Dengan memahami nilai nisab zakat mal, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat secara benar dan tepat. Penentuan nilai nisab yang jelas memberikan kepastian hukum dan memudahkan dalam menghitung kewajiban zakat yang harus dikeluarkan.
Waktu penghitungan
Waktu penghitungan zakat mal merupakan aspek krusial yang terkait erat dengan nisab zakat mal. Nisab zakat mal adalah batas minimum harta yang wajib dizakati, sedangkan haul adalah jangka waktu kepemilikan harta selama satu tahun atau lebih. Waktu penghitungan zakat mal menjadi penentu apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat atau tidak.
Zakat mal wajib dikeluarkan ketika harta yang dimiliki telah mencapai nisab dan haul secara bersamaan. Jika harta belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakati meskipun telah melewati haul. Sebaliknya, jika harta telah mencapai nisab tetapi belum mencapai haul, maka juga belum wajib dizakati. Dengan demikian, waktu penghitungan zakat mal menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki harta senilai Rp. 10.000.000 dan telah memilikinya selama 6 bulan, maka harta tersebut belum wajib dizakati karena belum mencapai haul. Namun, jika harta tersebut telah dimiliki selama lebih dari satu tahun dan nilainya mencapai Rp. 10.000.000, maka wajib dikeluarkan zakatnya karena telah mencapai nisab dan haul.
Memahami waktu penghitungan zakat mal memiliki beberapa implikasi praktis. Pertama, membantu umat Islam menentukan kewajiban zakatnya secara tepat. Kedua, menghindari kekeliruan dalam mengeluarkan zakat, baik karena terlambat maupun terlalu cepat. Ketiga, memberikan kepastian hukum terkait kewajiban zakat mal.
Kesimpulannya, waktu penghitungan zakat mal, yaitu saat harta mencapai nisab dan haul, merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari nisab zakat mal. Dengan memahami waktu penghitungan ini, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya secara benar dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Cara penghitungan
Cara penghitungan zakat mal merupakan aspek penting yang terkait erat dengan nisab zakat mal. Nisab zakat mal adalah batas minimum harta yang wajib dizakati, sedangkan cara penghitungan zakat mal adalah metode untuk menentukan apakah harta yang dimiliki telah mencapai nisab atau belum. Cara penghitungan zakat mal yang tepat akan berdampak langsung pada kewajiban mengeluarkan zakat.
Cara penghitungan zakat mal sesuai dengan syariat Islam adalah dengan menjumlahkan seluruh harta yang dimiliki, baik harta bergerak maupun harta tidak bergerak. Harta bergerak meliputi uang, emas, perak, perhiasan, kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan harta tidak bergerak meliputi tanah, bangunan, dan lain-lain. Dalam menghitung harta yang dimiliki, utang atau kewajiban yang dimiliki dikurangkan dari total harta.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki harta berupa uang tunai Rp. 10.000.000, emas 10 gram senilai Rp. 5.000.000, dan memiliki utang Rp. 2.000.000, maka total harta yang dimiliki adalah Rp. 13.000.000. Karena total harta yang dimiliki telah melebihi nisab zakat mal, yaitu senilai 85 gram emas atau Rp. 8.536.000, maka orang tersebut wajib mengeluarkan zakat mal.
Memahami cara penghitungan zakat mal sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menjalankan kewajiban zakatnya secara benar. Dengan memahami cara penghitungan yang tepat, umat Islam dapat terhindar dari kesalahan dalam menentukan kewajiban zakatnya, baik karena kurang bayar maupun kelebihan bayar. Selain itu, memahami cara penghitungan zakat mal juga memberikan kepastian hukum terkait kewajiban zakat mal.
Hutang
Dalam menghitung nisab zakat mal, utang atau kewajiban yang dimiliki dikurangkan dari total harta. Hal ini karena utang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, sehingga tidak termasuk dalam harta yang wajib dizakati. Pengurangan utang dari harta yang dimiliki akan mempengaruhi pencapaian nisab zakat mal.
Contohnya, jika seseorang memiliki harta berupa uang tunai Rp. 10.000.000 dan emas 10 gram senilai Rp. 5.000.000, tetapi memiliki utang Rp. 3.000.000, maka total harta yang dimiliki adalah Rp. 12.000.000. Karena total harta yang dimiliki setelah dikurangi utang belum mencapai nisab zakat mal, yaitu senilai 85 gram emas atau Rp. 8.536.000, maka orang tersebut belum wajib mengeluarkan zakat mal.
Memahami pengurangan utang dari harta yang dimiliki dalam perhitungan nisab zakat mal sangat penting. Hal ini akan membantu umat Islam menentukan kewajiban zakatnya secara tepat. Selain itu, memahami hal ini juga memberikan kepastian hukum terkait kewajiban zakat mal.
Kewajiban
Dalam konteks zakat mal, kewajiban mengeluarkan zakat merupakan aspek krusial yang terkait dengan nisab zakat mal. Nisab zakat mal adalah batas minimum harta yang wajib dizakati, sedangkan haul adalah jangka waktu kepemilikan harta selama satu tahun atau lebih. Kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memiliki harta mencapai nisab dan haul memiliki beberapa dimensi penting, di antaranya:
- Syarat Wajib Zakat
Kewajiban mengeluarkan zakat hanya berlaku bagi individu yang memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul. Pemenuhan kedua syarat ini menjadi dasar penentuan kewajiban zakat.
- Waktu Pengeluaran Zakat
Zakat mal wajib dikeluarkan setelah harta mencapai nisab dan haul secara bersamaan. Jika harta belum mencapai nisab atau belum mencapai haul, maka belum wajib dizakati.
- Jumlah Zakat
Jumlah zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 2,5% dari total harta yang dimiliki, setelah dikurangi utang atau kewajiban lainnya.
- Konsekuensi Tidak Menunaikan Zakat
Tidak menunaikan zakat bagi yang wajib mengeluarkannya merupakan dosa besar dalam ajaran Islam. Harta yang tidak dizakati akan menjadi beban dan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Dengan memahami kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memiliki harta mencapai nisab dan haul, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakatnya secara benar dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Kewajiban ini menjadi pilar penting dalam sistem ekonomi Islam, yang bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan dan membantu kaum fakir miskin.
Hikmah
Dalam ajaran Islam, zakat tidak hanya memiliki dimensi ibadah, tetapi juga memiliki hikmah yang sangat besar. Salah satu hikmah dari zakat mal adalah membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu fakir miskin. Ketiga hikmah ini memiliki keterkaitan yang erat dengan nisab zakat mal.
Nisab zakat mal merupakan batas minimum harta yang wajib dizakati. Pemenuhan nisab zakat mal menjadi syarat wajibnya mengeluarkan zakat. Dengan adanya nisab zakat mal, umat Islam terdorong untuk berusaha dan meningkatkan hartanya hingga mencapai nisab. Ketika harta telah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Proses mengeluarkan zakat inilah yang akan membersihkan harta dari hak orang lain, sehingga harta yang dimiliki menjadi lebih berkah dan bermanfaat.
Selain membersihkan harta, zakat mal juga dapat menumbuhkan rasa syukur dalam hati orang yang menunaikannya. Ketika seseorang mengeluarkan zakat, ia akan menyadari bahwa harta yang dimilikinya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Kesadaran ini akan menumbuhkan rasa syukur dan membuat seseorang lebih menghargai nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Hikmah yang terakhir dari zakat mal adalah membantu fakir miskin. Zakat mal yang dikeluarkan oleh orang-orang yang mampu akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir, miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Dengan adanya zakat mal, kesenjangan sosial dapat dikurangi dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Realisasi hikmah ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena akan menciptakan suasana yang harmonis dan saling membantu.
Perkembangan
Perkembangan jenis harta yang dikenakan zakat mal memiliki kaitan erat dengan nisab zakat mal. Nisab zakat mal merupakan batas minimum harta yang wajib dizakati, dan seiring perkembangan zaman, jenis harta yang termasuk dalam kategori harta yang wajib dizakati juga semakin luas. Hal ini menunjukkan bahwa nisab zakat mal bersifat dinamis dan adaptif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
Sebagai contoh, pada masa awal Islam, zakat mal hanya dikenakan pada beberapa jenis harta yang umum dimiliki masyarakat saat itu, seperti emas, perak, hewan ternak, dan hasil pertanian. Namun, seiring perkembangan zaman, jenis harta yang dimiliki masyarakat semakin beragam, termasuk uang, saham, obligasi, dan investasi lainnya. Hal ini mendorong para ulama untuk memperluas jenis harta yang dikenakan zakat mal agar sesuai dengan perkembangan tersebut.
Perluasan jenis harta yang dikenakan zakat mal memiliki beberapa implikasi praktis. Pertama, hal ini memastikan bahwa zakat mal dapat menjangkau lebih banyak jenis harta yang dimiliki masyarakat, sehingga potensi pengumpulan zakat mal semakin besar. Kedua, hal ini memperkuat peran zakat mal sebagai instrumen pemerataan kesejahteraan masyarakat, karena zakat mal dapat dialokasikan untuk membantu fakir miskin dan kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Memahami hubungan antara perkembangan jenis harta yang dikenakan zakat mal dan nisab zakat mal sangat penting bagi umat Islam dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya telah sesuai dengan ketentuan syariat dan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Tanya Jawab Nisab Zakat Mal
Tanya jawab ini disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang nisab zakat mal, batas minimum harta yang wajib dizakati. Berikut beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Apakah emas dan perak termasuk harta yang dikenakan zakat mal?
Jawaban: Ya, emas dan perak termasuk harta yang wajib dizakati apabila telah mencapai nisab, yaitu setara dengan 85 gram emas atau senilai.
Pertanyaan 2: Bagaimana cara menghitung nisab zakat mal?
Jawaban: Nisab zakat mal dihitung dengan menjumlahkan seluruh harta yang dimiliki, baik harta bergerak maupun harta tidak bergerak, kemudian dikurangi dengan utang atau kewajiban. Jika nilai harta yang dimiliki telah mencapai atau lebih dari 85 gram emas atau senilai, maka wajib dikeluarkan zakat sebesar 2,5%.
Pertanyaan 3: Apakah zakat mal wajib dikeluarkan setiap tahun?
Jawaban: Zakat mal wajib dikeluarkan setiap tahun apabila harta yang dimiliki telah mencapai nisab dan haul, yaitu telah dimiliki selama satu tahun atau lebih.
Pertanyaan 4: Bagaimana jika harta yang dimiliki belum mencapai nisab?
Jawaban: Jika harta yang dimiliki belum mencapai nisab, maka belum wajib dikeluarkan zakat. Namun, dianjurkan untuk tetap bersedekah atau memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Pertanyaan 5: Apakah harta yang digunakan untuk usaha termasuk harta yang dikenakan zakat mal?
Jawaban: Ya, harta yang digunakan untuk usaha termasuk harta yang wajib dizakati. Namun, dalam menghitung nisab, harta yang digunakan untuk usaha dinilai berdasarkan nilai pasarnya, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
Pertanyaan 6: Apakah zakat mal dapat digunakan untuk membantu korban bencana alam?
Jawaban: Ya, zakat mal dapat digunakan untuk membantu korban bencana alam. Zakat mal dapat disalurkan melalui lembaga atau organisasi yang terpercaya yang menyalurkan bantuan kepada korban bencana alam.
Demikianlah tanya jawab tentang nisab zakat mal. Untuk informasi lebih detail, silakan merujuk pada sumber-sumber terpercaya atau berkonsultasi dengan ulama atau lembaga yang berwenang.
Pembahasan tentang nisab zakat mal ini akan dilanjutkan pada bagian selanjutnya, di mana kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat zakat mal bagi individu dan masyarakat.
Tips Mengelola Nisab Zakat Mal
Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola nisab zakat mal dengan baik:
Ketahui Jenis Harta yang Wajib Dizakati
Pahami jenis harta yang termasuk kategori wajib zakat, seperti emas, perak, uang, dan hasil pertanian.
Hitung Nilai Harta Secara Akurat
Hitung nilai harta yang dimiliki dengan tepat, termasuk harta bergerak dan tidak bergerak, serta kurangi dengan utang.
Perhatikan Waktu Haul
Pastikan harta yang dimiliki telah mencapai haul, yaitu satu tahun kepemilikan, sebelum mengeluarkan zakat.
Keluarkan Zakat Tepat Waktu
Bayarkan zakat mal tepat waktu setelah harta mencapai nisab dan haul, sesuai ketentuan syariat.
Salurkan Zakat Melalui Lembaga Terpercaya
Salurkan zakat mal melalui lembaga atau organisasi yang terpercaya dan amanah agar tepat sasaran.
Gunakan Zakat untuk Tujuan yang Tepat
Pastikan zakat mal digunakan untuk tujuan yang sesuai syariat, seperti membantu fakir miskin, anak yatim, dan orang yang membutuhkan.
Dengan mengikuti tips-tips ini, umat Islam dapat mengelola nisab zakat mal dengan baik dan menjalankan kewajiban zakatnya secara optimal. Pengelolaan zakat mal yang baik akan membawa keberkahan bagi harta yang dimiliki dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat zakat mal bagi individu dan masyarakat, serta mengulas kembali pentingnya mengelola nisab zakat mal dengan baik.
Kesimpulan
Pembahasan mengenai nisab zakat mal dalam artikel ini memberikan beberapa pemahaman penting. Pertama, nisab zakat mal merupakan batas minimum harta yang wajib dizakati, yaitu senilai 85 gram emas atau senilai. Kedua, jenis harta yang dikenakan zakat mal cukup luas, meliputi harta bergerak dan tidak bergerak yang dimiliki secara penuh. Ketiga, pengelolaan nisab zakat mal perlu dilakukan dengan baik untuk memastikan kewajiban zakat terpenuhi secara optimal.
Hikmah dan manfaat zakat mal sangat besar, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, zakat mal dapat membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan mendatangkan keberkahan. Bagi masyarakat, zakat mal berperan penting dalam pemerataan kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, mengelola nisab zakat mal dengan baik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.