Orang Yang Berhak Mendapatkan Zakat

jurnal


Orang Yang Berhak Mendapatkan Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Zakat memiliki beberapa golongan yang berhak menerimanya, yang disebut dengan mustahik. Orang yang berhak mendapatkan zakat adalah mereka yang termasuk dalam delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Zakat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial. Salah satu perkembangan historis yang penting dalam pengelolaan zakat adalah didirikannya lembaga-lembaga pengelola zakat, seperti Baznas dan LAZ, yang membantu dalam pengumpulan, penyaluran, dan pengawasan zakat.

Memahami orang yang berhak mendapatkan zakat merupakan hal yang krusial karena hal tersebut menjadi dasar dalam penyaluran zakat yang tepat sasaran. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang golongan-golongan yang berhak menerima zakat serta kriteria dan ketentuan yang berlaku.

Orang yang Berhak Mendapatkan Zakat

Dalam penyaluran zakat, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Aspek-aspek tersebut meliputi:

  • Golongan Mustahik
  • Kriteria Penerima
  • Ketentuan Penyaluran
  • Syarat Penerima
  • Pengelola Zakat
  • Penyaluran Tepat Sasaran
  • Dampak Zakat
  • Hukum Zakat
  • Sejarah Zakat

Memahami aspek-aspek tersebut sangat penting agar penyaluran zakat dapat berjalan secara efektif dan efisien. Penyaluran zakat yang tepat sasaran akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang benar-benar berhak menerimanya.

Golongan Mustahik

Dalam penyaluran zakat, terdapat delapan golongan yang berhak menerimanya, yang disebut dengan mustahik. Golongan mustahik ini merupakan orang-orang yang memiliki kondisi ekonomi dan sosial yang lemah, sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Fakir

    Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

  • Miskin

    Miskin adalah orang yang memiliki harta benda, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

  • Amil

    Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat. Mereka berhak menerima zakat sebagai upah atas pekerjaannya.

  • Mualaf

    Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam. Mereka berhak menerima zakat untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan memperkuat keimanannya.

Selain keempat golongan tersebut, masih ada empat golongan lainnya yang berhak menerima zakat, yaitu riqab (budak), gharim (orang yang memiliki banyak utang), fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan kehabisan bekal). Dengan memahami golongan-golongan mustahik ini, kita dapat menyalurkan zakat kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerimanya.

Kriteria Penerima

Dalam penyaluran zakat, kriteria penerima merupakan aspek penting yang menentukan apakah seseorang berhak menerima zakat atau tidak. Kriteria penerima ini ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan sosial seseorang, sehingga zakat dapat tersalurkan kepada orang yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerimanya.

Kriteria penerima zakat meliputi:

  • Muslim
  • Fakir atau miskin
  • Tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup
  • Tidak termasuk dalam golongan yang diharamkan menerima zakat

Dengan menetapkan kriteria penerima yang jelas, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam membantu mereka yang membutuhkan. Misalnya, seorang muslim yang hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup, berhak menerima zakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara itu, seseorang yang memiliki penghasilan yang cukup, meskipun muslim, tidak berhak menerima zakat.

Ketentuan Penyaluran

Ketentuan penyaluran zakat merupakan aspek penting dalam pengelolaan zakat. Ketentuan ini mengatur bagaimana zakat disalurkan kepada orang yang berhak menerimanya, sehingga zakat dapat tepat sasaran dan efektif dalam membantu mereka yang membutuhkan. Ketentuan penyaluran zakat ditetapkan berdasarkan syariat Islam dan disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Salah satu ketentuan penyaluran zakat yang penting adalah memastikan bahwa zakat disalurkan kepada golongan mustahik, yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat. Golongan mustahik ini meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Dengan menetapkan golongan mustahik yang jelas, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran dan tidak salah sasaran.

Selain itu, ketentuan penyaluran zakat juga mengatur tentang jumlah zakat yang diberikan kepada masing-masing mustahik. Jumlah zakat yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing mustahik. Misalnya, fakir dan miskin berhak menerima zakat dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan golongan lainnya. Dengan memperhatikan jumlah zakat yang diberikan, penyaluran zakat dapat lebih efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan mustahik.

Dengan memahami ketentuan penyaluran zakat, kita dapat memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya dan tepat sasaran. Penyaluran zakat yang tepat sasaran akan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan ketentuan penyaluran zakat dengan baik.

Syarat Penerima

Syarat penerima zakat merupakan aspek krusial dalam penyaluran zakat. Syarat ini menjadi dasar dalam menentukan apakah seseorang berhak menerima zakat atau tidak. Dengan menetapkan syarat penerima yang jelas, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.

Salah satu syarat utama penerima zakat adalah beragama Islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 60 yang artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dilunakkan hatinya, untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah (dipergunakan untuk perjuangan), dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan (yang kehabisan bekal).” Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa orang yang berhak menerima zakat adalah mereka yang beragama Islam.

Selain beragama Islam, terdapat beberapa syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh penerima zakat, di antaranya: fakir atau miskin, tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup, dan tidak termasuk dalam golongan yang diharamkan menerima zakat. Dengan memahami syarat penerima zakat, kita dapat memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang benar-benar berhak menerimanya dan tepat sasaran. Penyaluran zakat yang tepat sasaran akan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial.

Pengelola Zakat

Pengelola zakat merupakan salah satu aspek penting dalam penyaluran zakat. Mereka bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Dengan adanya pengelola zakat, penyaluran zakat dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

  • Lembaga Pengelola Zakat

    Lembaga pengelola zakat adalah organisasi yang dibentuk untuk mengelola zakat. Lembaga ini biasanya terdiri dari beberapa orang yang memiliki keahlian di bidang pengelolaan keuangan dan syariah. Lembaga pengelola zakat bertugas mengumpulkan zakat dari masyarakat dan menyalurkannya kepada mustahik.

  • Amil Zakat

    Amil zakat adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat. Mereka biasanya ditunjuk oleh lembaga pengelola zakat atau oleh pemerintah. Amil zakat harus memiliki integritas dan pengetahuan yang baik tentang syariah zakat.

  • Penyaluran Zakat

    Penyaluran zakat dilakukan oleh amil zakat kepada mustahik. Penyaluran zakat harus dilakukan sesuai dengan syariah zakat, yaitu kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui lembaga pengelola zakat.

  • Pelaporan Zakat

    Pengelola zakat wajib membuat laporan keuangan dan pelaporan lainnya secara berkala. Laporan ini bertujuan untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat. Laporan zakat biasanya diaudit oleh akuntan publik atau lembaga audit lainnya.

Pengelola zakat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Dengan adanya pengelola zakat, penyaluran zakat dapat lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Hal ini akan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Zakat dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial.

Penyaluran Tepat Sasaran

Penyaluran zakat yang tepat sasaran merupakan aspek krusial dalam pengelolaan zakat. Hal ini dikarenakan zakat wajib disalurkan kepada orang yang berhak menerimanya, yaitu delapan golongan mustahik. Penyaluran tepat sasaran akan memastikan bahwa zakat benar-benar dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Salah satu contoh nyata penyaluran zakat tepat sasaran adalah program pemberdayaan ekonomi bagi fakir miskin. Melalui program ini, zakat disalurkan dalam bentuk modal usaha atau pelatihan keterampilan, sehingga mustahik dapat memiliki penghasilan yang berkelanjutan dan terbebas dari kemiskinan. Contoh lainnya adalah penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Dengan beasiswa ini, anak-anak tersebut dapat melanjutkan pendidikan mereka dan memiliki masa depan yang lebih cerah.

Memahami pentingnya penyaluran zakat yang tepat sasaran memiliki implikasi praktis bagi pengelola zakat dan masyarakat secara umum. Pengelola zakat harus memiliki sistem penyaluran yang efektif dan akuntabel, serta melakukan verifikasi yang ketat terhadap calon penerima zakat. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mengawasi penyaluran zakat, memastikan bahwa zakat benar-benar disalurkan kepada yang berhak. Dengan demikian, zakat dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengatasi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Zakat

Zakat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan orang-orang yang berhak menerimanya. Salah satu dampak yang paling nyata adalah pengentasan kemiskinan. Dengan menyalurkan zakat kepada fakir miskin, mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Zakat juga dapat digunakan untuk memberikan modal usaha, sehingga mustahik dapat memiliki penghasilan yang berkelanjutan dan terbebas dari jeratan kemiskinan.

Selain itu, zakat juga berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup mustahik. Zakat dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak dari keluarga tidak mampu, sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan yang layak dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Zakat juga dapat digunakan untuk membiayai layanan kesehatan bagi mustahik, sehingga mereka dapat memperoleh akses terhadap perawatan kesehatan yang layak. Dengan demikian, zakat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang mampu.

Dalam konteks yang lebih luas, zakat juga berperan penting dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan menyalurkan zakat kepada yang berhak, kesenjangan sosial dapat dikurangi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Zakat juga dapat digunakan untuk membiayai program-program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha kecil, sehingga masyarakat dapat menjadi lebih mandiri dan berdaya secara ekonomi. Dengan demikian, zakat memiliki dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat, baik secara individu maupun secara kolektif.

Hukum Zakat

Hukum zakat merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kewajiban seorang muslim. Zakat memiliki hukum yang jelas dan mengikat bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat, baik dari segi harta maupun penghasilan. Hukum zakat mengatur tentang tata cara pengumpulan, penyaluran, dan orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahik).

Hubungan antara hukum zakat dan orang yang berhak mendapatkan zakat sangat erat. Hukum zakat menjadi dasar dan pedoman dalam menentukan siapa saja yang berhak menerima zakat. Tanpa adanya hukum zakat, maka tidak akan ada kejelasan tentang kriteria dan ketentuan dalam penyaluran zakat. Dengan adanya hukum zakat, maka penyaluran zakat dapat dilakukan secara tepat sasaran dan sesuai dengan syariat Islam.

Dalam praktiknya, hukum zakat diterapkan dalam berbagai bentuk. Misalnya, bagi umat Islam yang memiliki harta atau penghasilan yang mencapai nisab dan haul, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat sebesar 2,5%. Zakat tersebut kemudian disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam hukum zakat. Dengan demikian, hukum zakat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerimanya.

Memahami hukum zakat dan orang yang berhak mendapatkan zakat sangat penting bagi setiap muslim. Dengan pemahaman yang baik, maka umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan benar dan tepat sasaran. Selain itu, pemahaman ini juga dapat memupuk rasa solidaritas dan kepedulian sosial di kalangan umat Islam, sehingga zakat dapat menjadi instrumen yang efektif untuk membantu sesama dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejarah Zakat

Sejarah zakat memiliki keterkaitan yang erat dengan orang yang berhak mendapatkan zakat. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu, dan penyalurannya harus tepat sasaran kepada mereka yang berhak menerimanya. Memahami sejarah zakat dapat membantu kita memahami kriteria dan ketentuan dalam penentuan orang yang berhak mendapatkan zakat.

Pada masa Rasulullah SAW, zakat menjadi salah satu pilar penting dalam sistem sosial ekonomi masyarakat Islam. Rasulullah SAW mendirikan Baitul Mal, lembaga yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Sejarah zakat menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah SAW, penyaluran zakat telah dilakukan secara terorganisir dan tepat sasaran.

Sepanjang sejarah Islam, zakat terus memainkan peran penting dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Pada masa kekhalifahan, zakat menjadi salah satu sumber utama pendapatan negara yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab, misalnya, dikenal dengan kebijakannya yang inovatif dalam pengelolaan zakat, di mana beliau tidak hanya menyalurkan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, tetapi juga memperluas penggunaannya untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.

Memahami sejarah zakat memberikan banyak manfaat praktis. Pertama, sejarah zakat membantu kita memahami dasar hukum dan ketentuan dalam penyaluran zakat. Kedua, sejarah zakat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk menjalankan kewajiban zakat dengan benar. Ketiga, sejarah zakat dapat menjadi bahan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya zakat dalam masyarakat Islam. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Pertanyaan Umum tentang Orang yang Berhak Menerima Zakat

Pertanyaan umum ini bertujuan untuk memberikan informasi dan menjawab pertanyaan seputar orang yang berhak menerima zakat. Kami telah mengumpulkan beberapa pertanyaan yang sering diajukan dan memberikan jawaban yang komprehensif berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

Pertanyaan 1: Siapa saja yang termasuk orang yang berhak menerima zakat?

Orang yang berhak menerima zakat atau mustahik adalah delapan golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab (budak), gharim (orang yang berutang), fisabilillah (pejuang di jalan Allah), dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).

Pertanyaan 2: Bagaimana kriteria seseorang dikatakan fakir dan miskin?

Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Sedangkan miskin adalah orang yang memiliki harta benda, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya secara layak.

Pertanyaan 3: Apakah amil zakat juga berhak menerima zakat?

Ya, amil zakat berhak menerima zakat sebagai upah atas pekerjaannya dalam mengumpulkan dan menyalurkan zakat. Namun, ada syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi.

Pertanyaan 4: Apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh penerima zakat?

Syarat penerima zakat antara lain beragama Islam, fakir atau miskin, tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup, dan tidak termasuk dalam golongan yang dilarang menerima zakat, seperti orang kaya atau orang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Pertanyaan 5: Bagaimana penyaluran zakat yang tepat sasaran?

Penyaluran zakat yang tepat sasaran adalah dengan menyalurkannya kepada orang yang benar-benar berhak menerimanya, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya atau dengan menyalurkannya langsung kepada mustahik yang telah diverifikasi.

Pertanyaan 6: Apa manfaat zakat bagi orang yang berhak menerimanya?

Zakat memiliki banyak manfaat bagi orang yang berhak menerimanya, di antaranya membantu memenuhi kebutuhan pokok, mengurangi beban ekonomi, meningkatkan taraf hidup, dan menjaga kesejahteraan sosial.

Pertanyaan-pertanyaan umum ini memberikan gambaran singkat tentang orang yang berhak mendapatkan zakat dan aspek-aspek terkait lainnya. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, kami akan membahas lebih lanjut tentang pengelolaan zakat yang efektif dan dampaknya bagi masyarakat.

Lanjut ke: Pengelolaan Zakat yang Efektif

Tips Memastikan Zakat Tersalurkan kepada Orang yang Berhak Menerimanya

Dalam rangka memastikan zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

Tip 1: Pahami Kriteria Penerima Zakat

Pelajari delapan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik) dan syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti fakir, miskin, dan tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup.

Tip 2: Verifikasi Penerima Zakat

Lakukan verifikasi terhadap calon penerima zakat untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi kriteria dan membutuhkan bantuan.

Tip 3: Salurkan Zakat Melalui Lembaga Terpercaya

Salurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang memiliki reputasi baik dan kredibel. Lembaga tersebut biasanya memiliki sistem penyaluran yang transparan dan akuntabel.

Tip 4: Pastikan Zakat Tersalurkan Tepat Sasaran

Pantau penyaluran zakat untuk memastikan bahwa zakat benar-benar sampai kepada mustahik yang berhak menerimanya.

Tip 5: Edukasi Masyarakat tentang Zakat

Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya zakat dan kriteria penerima zakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pengajian, ceramah, atau media sosial.

Tip 6: Tingkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Bagi lembaga pengelola zakat, pastikan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pelaporan keuangan yang jelas dan audit berkala.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kita dapat berkontribusi dalam memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Zakat yang tepat sasaran akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan membantu mewujudkan keadilan sosial.

Lanjut ke: Dampak Zakat bagi Masyarakat

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “orang yang berhak mendapatkan zakat” berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan antara lain:

  • Zakat wajib disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya (mustahik), yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.
  • Penyaluran zakat yang tepat sasaran merupakan aspek krusial untuk memastikan bahwa zakat benar-benar dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan.
  • Setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk memahami kriteria penerima zakat dan menyalurkan zakatnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam yang memiliki dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami orang yang berhak mendapatkan zakat dan menyalurkannya secara tepat sasaran, kita dapat berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial dan membantu mereka yang membutuhkan untuk hidup lebih layak dan bermartabat.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru