Orang yang bertugas mengurusi zakat disebut amil. Amil adalah orang yang diberikan tanggung jawab untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat.
Peran amil sangat penting dalam penyaluran zakat. Mereka memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berjuang secara finansial. Amil juga membantu mengelola dana zakat dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien.
Secara historis, peran amil telah berkembang seiring waktu. Pada awal Islam, tugas pengumpulan dan penyaluran zakat dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Seiring dengan berkembangnya negara Islam, peran amil diinstitusionalisasikan dan menjadi bagian dari pemerintahan Islam. Saat ini, di banyak negara Islam, terdapat lembaga atau organisasi khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola zakat.
orang yang bertugas mengurusi zakat disebut
Orang yang bertugas mengurusi zakat disebut amil. Peran amil sangat penting dalam penyaluran zakat, karena mereka memastikan bahwa zakat disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dan digunakan secara efektif.
- Integritas: Amil harus memiliki integritas yang tinggi, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat.
- Kejujuran: Amil harus jujur dalam menjalankan tugasnya, baik dalam pengumpulan maupun penyaluran zakat.
- Amanah: Amil harus dapat dipercaya untuk mengelola dana zakat dengan baik dan benar.
- Profesionalisme: Amil harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola zakat.
- Kepekaan: Amil harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat yang berhak menerima zakat.
- Kerjasama: Amil harus dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga pengumpul zakat dan masyarakat.
- Akuntabilitas: Amil harus dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan dana zakat kepada masyarakat.
- Transparansi: Amil harus terbuka dan transparan dalam pengelolaan dana zakat.
- Keadilan: Amil harus adil dalam menyalurkan zakat kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, diharapkan pengelolaan zakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan.
Integritas
Integritas merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Dana zakat merupakan amanah dari para muzaki yang harus dikelola dan disalurkan dengan baik kepada para mustahik. Amil yang berintegritas akan menjalankan tugasnya dengan jujur, adil, dan transparan.
- Kejujuran
Amil harus jujur dalam menjalankan tugasnya, baik dalam pengumpulan maupun penyaluran zakat. Mereka harus melaporkan jumlah zakat yang terkumpul secara akurat dan menyalurkannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
- Keadilan
Amil harus adil dalam menyalurkan zakat kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Mereka tidak boleh pilih kasih atau mementingkan golongan tertentu.
- Transparansi
Amil harus terbuka dan transparan dalam pengelolaan dana zakat. Mereka harus melaporkan penggunaan dana zakat kepada masyarakat secara berkala.
- Akuntabilitas
Amil harus dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan dana zakat kepada masyarakat. Mereka harus siap diaudit dan diperiksa oleh pihak yang berwenang.
Integritas amil sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Amil yang berintegritas akan membuat masyarakat yakin bahwa dana zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik.
Kejujuran
Kejujuran merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Dana zakat merupakan amanah dari para muzaki yang harus dikelola dan disalurkan dengan baik kepada para mustahik. Amil yang jujur akan menjalankan tugasnya dengan benar, tidak melakukan kecurangan, dan tidak menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi.
Kejujuran amil sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Amil yang jujur akan membuat masyarakat yakin bahwa dana zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik. Sebaliknya, amil yang tidak jujur akan merusak kepercayaan masyarakat dan membuat masyarakat enggan mengeluarkan zakatnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih amil yang jujur dan amanah. Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja amil untuk memastikan bahwa mereka menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, lembaga pengelola zakat juga harus memiliki sistem pengawasan internal yang kuat untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Amanah
Amanah merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Dana zakat merupakan amanah dari para muzaki yang harus dikelola dan disalurkan dengan baik kepada para mustahik. Amil yang amanah akan menjalankan tugasnya dengan baik, tidak melakukan kecurangan, dan tidak menyalahgunakan dana zakat untuk kepentingan pribadi.
- Integritas
Amil harus memiliki integritas yang tinggi, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Integritas amil akan tercermin dari kejujuran, keadilan, dan transparansi dalam menjalankan tugasnya.
- Akuntabilitas
Amil harus dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan dana zakat kepada masyarakat. Mereka harus siap diaudit dan diperiksa oleh pihak yang berwenang. Akuntabilitas amil akan membuat masyarakat yakin bahwa dana zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik.
- Profesionalisme
Amil harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola zakat. Mereka harus memahami peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta memiliki kemampuan untuk mengelola dana zakat dengan efektif dan efisien. Profesionalisme amil akan membuat pengelolaan zakat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.
- Kepekaan
Amil harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat yang berhak menerima zakat. Mereka harus memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga dapat menyalurkan zakat secara tepat sasaran. Kepekaan amil akan membuat penyaluran zakat lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dengan memperhatikan aspek-aspek amanah tersebut, diharapkan pengelolaan zakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan.
Profesionalisme
Profesionalisme amil merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat yang efektif dan efisien. Amil yang profesional memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola zakat, sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan tujuan zakat.
Pengetahuan dan keterampilan amil meliputi pemahaman tentang peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan zakat, serta kemampuan mengelola dana zakat secara efektif dan efisien. Amil juga harus memiliki keterampilan komunikasi dan interpersonal yang baik, sehingga dapat menjalin hubungan yang baik dengan muzaki dan mustahik.
Profesionalisme amil sangat penting karena pengelolaan zakat tidak hanya sekedar mengumpulkan dan menyalurkan dana zakat, tetapi juga harus memperhatikan aspek keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Amil yang profesional akan dapat mengelola zakat dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.
Selain itu, profesionalisme amil juga berpengaruh pada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Masyarakat akan lebih percaya dan mau menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat yang dikelola oleh amil yang profesional.
Kepekaan
Kepekaan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Amil yang memiliki kepekaan akan mampu memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga dapat menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal.
- Empati
Amil harus memiliki kemampuan untuk berempati dengan masyarakat yang membutuhkan, memahami perasaan dan kesulitan yang mereka alami. Dengan berempati, amil dapat lebih memahami kebutuhan masyarakat dan menyalurkan zakat dengan lebih tepat sasaran.
- Observasi
Amil harus memiliki kemampuan observasi yang baik, sehingga dapat melihat dan memahami kondisi masyarakat di lingkungannya. Dengan melakukan observasi, amil dapat mengidentifikasi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan dan menyalurkan zakat kepada mereka.
- Komunikasi
Amil harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sehingga dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan memahami kebutuhan mereka. Dengan berkomunikasi secara efektif, amil dapat mengetahui secara langsung kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
- Kerjasama
Amil harus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga sosial, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah, untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dengan bekerja sama, amil dapat memperoleh data yang lebih akurat dan menyalurkan zakat secara lebih tepat sasaran.
Dengan memperhatikan aspek-aspek kepekaan tersebut, diharapkan amil dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan. Kepekaan amil juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat, karena masyarakat yakin bahwa zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik.
Kerjasama
Kerjasama merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat yang efektif dan efisien. Amil yang dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga pengumpul zakat dan masyarakat, akan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat.
Salah satu bentuk kerjasama yang penting dilakukan oleh amil adalah dengan lembaga pengumpul zakat. Lembaga pengumpul zakat memiliki jaringan yang luas dan dapat menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dengan bekerja sama dengan lembaga pengumpul zakat, amil dapat memperoleh data yang lebih akurat tentang masyarakat yang membutuhkan bantuan dan menyalurkan zakat secara lebih tepat sasaran.
Selain dengan lembaga pengumpul zakat, amil juga perlu bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Masyarakat mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh tetangga mereka. Dengan bekerja sama dengan masyarakat, amil dapat mengidentifikasi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan dan menyalurkan zakat kepada mereka.
Kerjasama antara amil, lembaga pengumpul zakat, dan masyarakat akan menciptakan sinergi yang positif dalam pengelolaan zakat. Dengan saling bahu membahu, mereka dapat memastikan bahwa zakat disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya dan memberikan manfaat yang maksimal.
Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Dana zakat merupakan amanah dari para muzaki yang harus dikelola dan disalurkan dengan baik kepada para mustahik.
- Transparansi
Amil harus terbuka dan transparan dalam pengelolaan dana zakat. Mereka harus melaporkan penggunaan dana zakat kepada masyarakat secara berkala. Transparansi amil akan membuat masyarakat yakin bahwa dana zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik.
- Audit
Amil harus siap diaudit dan diperiksa oleh pihak yang berwenang. Audit akan memastikan bahwa pengelolaan dana zakat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak terjadi penyimpangan.
- Evaluasi
Amil harus melakukan evaluasi secara berkala terhadap pengelolaan dana zakat. Evaluasi akan membantu amil mengidentifikasi kekurangan dan melakukan perbaikan sehingga pengelolaan dana zakat menjadi lebih efektif dan efisien.
- Sanksi
Amil yang terbukti melakukan penyimpangan dalam pengelolaan dana zakat harus dikenakan sanksi. Sanksi akan memberikan efek jera dan mencegah amil melakukan penyimpangan di kemudian hari.
Akuntabilitas amil sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat. Amil yang akuntabel akan membuat masyarakat yakin bahwa dana zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dan disalurkan dengan baik. Sebaliknya, amil yang tidak akuntabel akan merusak kepercayaan masyarakat dan membuat masyarakat enggan mengeluarkan zakatnya.
Transparansi
Transparansi merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat. Dana zakat merupakan amanah dari para muzaki yang harus dikelola dan disalurkan dengan baik kepada para mustahik. Transparansi pengelolaan dana zakat akan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat dan memastikan bahwa dana zakat digunakan sesuai dengan tujuannya.
- Laporan Keuangan
Amil harus membuat laporan keuangan yang jelas dan terperinci mengenai pengelolaan dana zakat. Laporan keuangan tersebut harus memuat informasi tentang sumber penerimaan zakat, jumlah zakat yang terkumpul, penggunaan zakat, dan saldo zakat. Laporan keuangan harus dipublikasikan secara berkala sehingga masyarakat dapat mengakses dan mempelajarinya.
- Audit
Amil harus bersedia untuk diaudit oleh pihak independen untuk memastikan bahwa pengelolaan dana zakat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil audit harus dipublikasikan sehingga masyarakat dapat mengetahui hasil audit dan memastikan bahwa dana zakat digunakan dengan baik.
- Sosialisasi
Amil harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan dana zakat. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai saluran, such as media massa, media sosial, or kegiatan tatap muka. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana dana zakat dikelola dan digunakan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan dan pengawasan.
- Pengaduan Masyarakat
Amil harus menyediakan saluran pengaduan masyarakat untuk menerima masukan, kritik, dan pengaduan terkait pengelolaan dana zakat. Saluran pengaduan tersebut harus mudah diakses oleh masyarakat dan ditanggapi dengan baik oleh amil. Pengaduan masyarakat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana zakat.
Dengan menerapkan prinsip transparansi dalam pengelolaan dana zakat, amil dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa dana zakat digunakan sesuai dengan tujuannya. Transparansi juga akan mendorong akuntabilitas amil dan mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan dana zakat.
Keadilan
Keadilan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh amil, karena mereka memegang amanah untuk mengelola dana zakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Amil yang adil akan menyalurkan zakat secara merata dan tidak pilih kasih, sehingga zakat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.
- Penyaluran Tepat Sasaran
Amil harus menyalurkan zakat kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerimanya. Amil harus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap masyarakat yang membutuhkan, sehingga zakat dapat disalurkan secara tepat sasaran.
- Tidak Pilih Kasih
Amil tidak boleh pilih kasih dalam menyalurkan zakat. Semua masyarakat yang berhak menerima zakat harus mendapatkan bagiannya secara adil, tanpa memandang suku, agama, ras, atau latar belakang lainnya.
- Pertimbangan Proporsional
Amil harus mempertimbangkan proporsionalitas dalam menyalurkan zakat. Masyarakat yang lebih membutuhkan harus mendapatkan bagian zakat yang lebih besar, sehingga zakat dapat memberikan dampak yang lebih signifikan.
- Akuntabilitas
Amil harus dapat mempertanggungjawabkan penyaluran zakat kepada masyarakat. Amil harus membuat laporan yang jelas dan transparan tentang penyaluran zakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui bagaimana zakat yang mereka keluarkan digunakan.
Dengan memperhatikan aspek keadilan dalam penyaluran zakat, amil dapat memastikan bahwa zakat disalurkan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan memberikan manfaat yang maksimal. Keadilan juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat dan mendorong masyarakat untuk mengeluarkan zakatnya.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Orang yang Bertugas Mengurusi Zakat
FAQ ini akan menjawab pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai orang yang bertugas mengurusi zakat.
Pertanyaan 1: Siapakah yang disebut amil?
Jawaban: Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan zakat.
Pertanyaan 2: Apa tugas utama amil?
Jawaban: Tugas utama amil adalah memastikan bahwa zakat disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya dan digunakan secara efektif.
Pertanyaan 3: Apa saja kriteria seorang amil?
Jawaban: Seorang amil harus memiliki integritas, kejujuran, amanah, profesionalisme, kepekaan, kerjasama, akuntabilitas, transparansi, dan keadilan.
Pertanyaan 4: Siapa yang berwenang mengangkat amil?
Jawaban: Di Indonesia, amil umumnya diangkat oleh lembaga pengelola zakat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah.
Pertanyaan 5: Apakah amil berhak menerima bagian dari zakat?
Jawaban: Ya, amil berhak menerima bagian dari zakat sebagai imbalan atas tugas dan tanggung jawab yang mereka emban.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara mengajukan keluhan atau pengaduan terkait pengelolaan zakat?
Jawaban: Masyarakat dapat mengajukan keluhan atau pengaduan kepada lembaga pengelola zakat atau pihak berwenang terkait, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Kesimpulannya, amil merupakan pihak yang memegang peranan penting dalam pengelolaan zakat. Mereka harus memiliki kriteria yang baik dan menjalankan tugasnya dengan profesional dan bertanggung jawab. Peran amil sangat krusial untuk memastikan bahwa zakat disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang peran dan tanggung jawab amil dalam pengelolaan zakat.
Tips Menjadi Amil yang Profesional dan Bertanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya, amil memiliki peran penting dalam pengelolaan zakat. Untuk menjadi amil yang profesional dan bertanggung jawab, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
Tip 1: Perkuat Integritas dan Kejujuran
Amil harus memiliki integritas dan kejujuran yang tidak tergoyahkan dalam mengelola dana zakat. Selalu utamakan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap pengambilan keputusan dan tindakan.
Tip 2: Tingkatkan Pengetahuan dan Keterampilan
Amil harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait pengelolaan zakat. Ikuti pelatihan dan pendidikan yang relevan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kompetensi.
Tip 3: Kembangkan Kepekaan Sosial
Amil perlu memiliki kepekaan sosial yang tinggi untuk memahami kebutuhan dan kondisi masyarakat yang berhak menerima zakat. Lakukan riset dan terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Tip 4: Jalin Kerja Sama yang Efektif
Amil harus menjalin kerja sama yang efektif dengan berbagai pihak, seperti lembaga zakat lain, pemerintah, dan organisasi sosial. Kolaborasi ini akan memperluas jangkauan dan meningkatkan dampak penyaluran zakat.
Tip 5: Terapkan Sistem Pengelolaan yang Transparan
Terapkan sistem pengelolaan zakat yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Buat laporan keuangan yang jelas dan lakukan audit secara berkala untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
Tip 6: Utamakan Keadilan dan Keterbukaan
Salurkan zakat secara adil dan terbuka kepada mereka yang berhak menerimanya. Hindari diskriminasi atau favoritisme dalam pendistribusian zakat.
Tip 7: Tingkatkan Kapasitas Lembaga Pengelola Zakat
Amil harus terus berupaya meningkatkan kapasitas lembaga pengelola zakat. Rancang program pelatihan, advokasi kebijakan, dan inisiatif penggalangan dana untuk memperkuat organisasi.
Tip 8: Berikan Pelayanan yang Ramah dan Profesional
Berikan pelayanan yang ramah dan profesional kepada masyarakat. Tanggapi pertanyaan dan keluhan dengan baik, serta berikan informasi yang jelas dan mudah dipahami.
Dengan menerapkan tips-tips ini, amil dapat menjalankan tugasnya dengan lebih profesional dan bertanggung jawab. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan secara efektif dan tepat sasaran.
Selanjutnya, kita akan membahas pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan zakat, sebagai pilar utama untuk menjaga kepercayaan dan integritas pengelolaan zakat.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengulas secara mendalam tentang “orang yang bertugas mengurusi zakat disebut” atau amil, berikut beberapa poin penting yang telah dibahas:
- Peran Penting Amil: Amil memiliki peran krusial dalam pengelolaan zakat, memastikan penyaluran yang tepat sasaran dan memberi manfaat optimal bagi masyarakat.
- Kriteria Amil yang Profesional: Amil harus integritas, kejujuran, amanah, profesionalisme, kepekaan, kerjasama, akuntabilitas, transparansi, dan keadilan.
- Tips Menjadi Amil yang Bertanggung Jawab: Untuk menjadi amil yang profesional, diperlukan penguatan integritas, peningkatan pengetahuan, pengembangan kepekaan sosial, penjalinan kerja sama efektif, penerapan sistem pengelolaan transparan, dan pemberian pelayanan ramah dan profesional.
Pengelolaan zakat yang profesional dan bertanggung jawab merupakan pilar utama untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Amil sebagai ujung tombak pengelolaan zakat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa zakat tersalurkan secara efektif dan tepat sasaran. Dengan memahami peran, kriteria, dan tips yang telah dibahas, diharapkan pengelolaan zakat di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.