Panitia Zakat Disebut

jurnal


Panitia Zakat Disebut

Panitia zakat disebut amil. Amil adalah orang atau lembaga yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Sebagai contoh, di Indonesia, amil zakat dibentuk oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga amil zakat lainnya yang telah mendapat izin dari pemerintah.

Amil zakat memiliki peran penting dalam pengelolaan zakat. Amil memastikan bahwa zakat yang dikumpulkan dari muzaki akan disalurkan kepada mustahiq secara tepat sasaran. Selain itu, amil juga bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat dan cara pengelolaannya.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Secara historis, peran amil zakat sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, amil zakat bertugas mengumpulkan zakat dari umat Islam dan menyalurkannya kepada fakir miskin, anak yatim, dan golongan yang berhak menerima zakat lainnya.

Panitia Zakat Disebut

Panitia zakat mempunyai peran penting dalam pengelolaan zakat. Mereka bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat kepada yang berhak menerimanya. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan zakat, di antaranya:

  • Transparansi: Pengelolaan zakat harus dilakukan secara transparan agar muzaki yakin bahwa zakatnya disalurkan dengan baik.
  • Akuntabilitas: Panitia zakat harus mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat kepada muzaki dan masyarakat.
  • Efektivitas: Zakat harus disalurkan secara efektif agar tepat sasaran dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahiq.
  • Efisiensi: Pengelolaan zakat harus dilakukan secara efisien agar biaya operasional seminimal mungkin.
  • Syariah compliance: Pengelolaan zakat harus sesuai dengan ketentuan syariah Islam.
  • Amanah: Panitia zakat harus memegang teguh amanah yang diberikan oleh muzaki.
  • Profesionalisme: Panitia zakat harus dikelola secara profesional oleh orang-orang yang kompeten.
  • Keadilan: Zakat harus didistribusikan secara adil kepada mustahiq.
  • Keberlanjutan: Pengelolaan zakat harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, diharapkan pengelolaan zakat dapat dilakukan secara optimal sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Transparansi

Transparansi merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Muzaki berhak mengetahui bagaimana zakat yang mereka keluarkan dikelola dan disalurkan. Transparansi ini penting untuk membangun kepercayaan muzaki kepada panitia zakat.

  • Keterbukaan Informasi

    Panitia zakat harus terbuka dalam memberikan informasi tentang pengelolaan zakat, termasuk sumber penerimaan zakat, penyaluran zakat, dan biaya operasional.

  • Laporan Keuangan

    Panitia zakat harus membuat laporan keuangan yang akuntabel dan dapat diakses oleh muzaki. Laporan keuangan ini harus diaudit oleh akuntan publik.

  • Publikasi Kegiatan

    Panitia zakat harus mempublikasikan kegiatan-kegiatannya, termasuk kegiatan pengumpulan zakat, penyaluran zakat, dan pembinaan mustahiq.

  • Layanan Pengaduan

    Panitia zakat harus menyediakan layanan pengaduan bagi muzaki yang ingin menyampaikan keluhan atau pertanyaan tentang pengelolaan zakat.

Dengan adanya transparansi, muzaki dapat memantau pengelolaan zakat dan memastikan bahwa zakatnya disalurkan dengan baik. Transparansi juga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan zakat.

Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat kepada muzaki dan masyarakat. Akuntabilitas ini penting untuk menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat kepada panitia zakat. Selain itu, akuntabilitas juga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan zakat.

Salah satu bentuk akuntabilitas panitia zakat adalah dengan membuat laporan keuangan yang transparan dan dapat diakses oleh muzaki dan masyarakat. Laporan keuangan ini harus diaudit oleh akuntan publik untuk memastikan kredibilitasnya. Panitia zakat juga harus mempublikasikan kegiatan-kegiatannya, termasuk kegiatan pengumpulan zakat, penyaluran zakat, dan pembinaan mustahiq. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, muzaki dan masyarakat dapat memantau pengelolaan zakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan dengan baik.

Sebagai contoh, di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan zakat. BAZNAS membuat laporan keuangan yang transparan dan dapat diakses oleh masyarakat melalui website resmi BAZNAS. Selain itu, BAZNAS juga diaudit oleh akuntan publik untuk memastikan kredibilitas laporan keuangannya. Dengan adanya akuntabilitas, BAZNAS dapat menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.

Efektivitas

Efektivitas merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa zakat yang disalurkan kepada mustahiq tepat sasaran dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Efektivitas ini penting untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi masyarakat.

Salah satu contoh efektivitas penyaluran zakat adalah program pemberdayaan ekonomi mustahiq. Panitia zakat dapat memberikan bantuan modal usaha, pelatihan keterampilan, atau pendampingan usaha kepada mustahiq. Dengan adanya program pemberdayaan ini, mustahiq dapat meningkatkan kesejahteraannya dan keluar dari kemiskinan. Selain itu, program pemberdayaan ini juga dapat memberikan efek jangka panjang, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Efektivitas penyaluran zakat juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan mustahiq. Panitia zakat harus melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui apakah mustahiq puas dengan bantuan yang diberikan. Dengan adanya evaluasi ini, panitia zakat dapat memperbaiki program penyaluran zakat agar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mustahiq.

Kesimpulannya, efektivitas penyaluran zakat merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa zakat yang disalurkan tepat sasaran dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahiq. Efektivitas ini dapat dicapai melalui berbagai program pemberdayaan dan evaluasi berkala.

Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa pengelolaan zakat dilakukan secara efisien agar biaya operasional seminimal mungkin. Hal ini penting untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi mustahiq.

Efisiensi dalam pengelolaan zakat dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain:

  • Menggunakan teknologi untuk mengotomatisasi proses pengelolaan zakat.
  • Melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk berbagi sumber daya dan keahlian.
  • Membeli barang dan jasa dengan harga yang wajar.
  • Menggunakan dana zakat secara tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

Panitia zakat yang efisien akan mampu mengelola zakat dengan biaya operasional yang minimal. Hal ini akan membuat lebih banyak dana zakat yang dapat disalurkan kepada mustahiq. Sebagai contoh, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah menerapkan prinsip efisiensi dalam pengelolaan zakat. BAZNAS menggunakan teknologi untuk mengotomatisasi proses pengelolaan zakat, melakukan kerja sama dengan lembaga lain, dan membeli barang dan jasa dengan harga yang wajar. Dengan adanya efisiensi ini, BAZNAS dapat menyalurkan lebih banyak dana zakat kepada mustahiq.

Kesimpulannya, efisiensi merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa pengelolaan zakat dilakukan secara efisien agar biaya operasional seminimal mungkin. Hal ini penting untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi mustahiq.

Syariah compliance

Syariah compliance merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa pengelolaan zakat sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Hal ini penting untuk menjaga keabsahan zakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak menerimanya.

  • Jenis Zakat

    Panitia zakat harus memahami jenis-jenis zakat yang wajib dikeluarkan oleh muzaki. Jenis zakat yang wajib dikeluarkan antara lain zakat fitrah, zakat mal, dan zakat profesi.

  • Nisab dan Haul

    Panitia zakat harus mengetahui nisab dan haul untuk setiap jenis zakat. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dikenai zakat, sedangkan haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang wajib dikenai zakat.

  • Penyaluran Zakat

    Panitia zakat harus menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Yang berhak menerima zakat disebut mustahiq, yaitu terdiri dari fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

  • Pelaporan Zakat

    Panitia zakat harus membuat laporan keuangan dan laporan kegiatan pengelolaan zakat secara transparan dan akuntabel. Laporan ini harus dipublikasikan kepada muzaki dan masyarakat.

Dengan memperhatikan aspek syariah compliance, panitia zakat dapat memastikan bahwa pengelolaan zakat sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.

Amanah

Amanah merupakan salah satu prinsip penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memegang teguh amanah yang diberikan oleh muzaki. Amanah ini meliputi tanggung jawab untuk mengelola zakat dengan baik, menyalurkannya kepada yang berhak, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat kepada muzaki dan masyarakat.

Amanah merupakan komponen penting dari panitia zakat disebut. Panitia zakat tidak hanya bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, tetapi juga harus memastikan bahwa zakat dikelola dengan baik dan sesuai dengan ketentuan syariah. Panitia zakat harus transparan dalam pengelolaan zakat, akuntabel dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat, dan efektif dalam menyalurkan zakat kepada yang berhak.

Contoh nyata amanah dalam pengelolaan zakat dapat dilihat dari kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). BAZNAS telah menerapkan prinsip amanah dalam pengelolaan zakat. BAZNAS transparan dalam pengelolaan zakat, akuntabel dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat, dan efektif dalam menyalurkan zakat kepada yang berhak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mempercayakan zakatnya kepada BAZNAS.

Pemahaman tentang amanah dalam pengelolaan zakat memiliki implikasi praktis yang penting. Muzaki dapat yakin bahwa zakat yang mereka keluarkan akan dikelola dengan baik dan disalurkan kepada yang berhak. Masyarakat juga dapat terbantu dengan adanya pengelolaan zakat yang amanah. Zakat dapat menjadi salah satu instrumen untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.

Profesionalisme

Profesionalisme merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus dikelola secara profesional oleh orang-orang yang kompeten agar pengelolaan zakat dapat dilakukan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan syariah.

  • Manajemen yang Baik

    Panitia zakat harus memiliki manajemen yang baik agar pengelolaan zakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Manajemen yang baik meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan pengelolaan zakat.

  • Sumber Daya Manusia yang Kompeten

    Panitia zakat harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk mengelola zakat. SDM yang kompeten meliputi amil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pengelolaan zakat, serta memiliki integritas dan komitmen yang tinggi.

  • Infrastruktur yang Memadai

    Panitia zakat harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengelolaan zakat. Infrastruktur yang memadai meliputi kantor, peralatan, dan sistem informasi.

  • Jaringan Kerja Sama

    Panitia zakat harus memiliki jaringan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan lembaga masyarakat. Jaringan kerja sama ini penting untuk mendukung pengelolaan zakat, seperti dalam hal pengumpulan zakat, penyaluran zakat, dan pembinaan mustahiq.

Dengan memperhatikan aspek profesionalisme, panitia zakat dapat mengelola zakat secara efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan syariah. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.

Keadilan

Keadilan merupakan salah satu prinsip penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa zakat didistribusikan secara adil kepada mustahiq. Keadilan ini meliputi pemerataan penyaluran zakat, tidak diskriminatif, dan sesuai dengan kebutuhan mustahiq.

Keadilan dalam penyaluran zakat sangat penting karena zakat merupakan hak bagi mustahiq. Setiap mustahiq berhak menerima zakat sesuai dengan kebutuhannya. Panitia zakat tidak boleh pilih kasih dalam penyaluran zakat. Selain itu, keadilan juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.

Salah satu contoh nyata keadilan dalam penyaluran zakat adalah program penyaluran zakat produktif. Panitia zakat menyalurkan zakat dalam bentuk modal usaha, pelatihan keterampilan, atau pendampingan usaha kepada mustahiq. Dengan adanya program ini, mustahiq dapat meningkatkan kesejahteraannya dan keluar dari kemiskinan. Program ini juga dapat memberikan efek jangka panjang, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kesimpulannya, keadilan merupakan prinsip penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa zakat didistribusikan secara adil kepada mustahiq. Keadilan ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat dan memberikan manfaat jangka panjang bagi mustahiq.

Keberlanjutan

Keberlanjutan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan zakat. Panitia zakat harus memastikan bahwa pengelolaan zakat dilakukan secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Keberlanjutan ini penting untuk menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat terhadap pengelolaan zakat, serta untuk memastikan bahwa zakat dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat di masa yang akan datang.

  • Program Pemberdayaan Mustahiq

    Panitia zakat dapat menyalurkan zakat dalam bentuk program pemberdayaan mustahiq. Program ini dapat berupa pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan, atau pendampingan usaha. Dengan adanya program ini, mustahiq dapat meningkatkan kesejahteraannya dan keluar dari kemiskinan. Program ini juga dapat memberikan efek jangka panjang, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

  • Investasi Wakaf

    Panitia zakat dapat menginvestasikan sebagian dana zakat dalam bentuk wakaf. Wakaf adalah harta yang dihibahkan untuk dikelola dan hasilnya digunakan untuk kepentingan umum. Investasi wakaf dapat memberikan manfaat jangka panjang, yaitu sebagai sumber dana abadi untuk kegiatan sosial dan keagamaan.

  • Kerja Sama dengan Lembaga Lain

    Panitia zakat dapat bekerja sama dengan lembaga lain, seperti lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan lembaga masyarakat. Kerja sama ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti pengumpulan zakat, penyaluran zakat, dan pembinaan mustahiq. Kerja sama ini dapat memperkuat pengelolaan zakat dan meningkatkan keberlanjutannya.

  • Inovasi dan Pengembangan

    Panitia zakat harus terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam pengelolaan zakat. Inovasi dan pengembangan ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti teknologi, metode penyaluran zakat, dan program pemberdayaan mustahiq. Inovasi dan pengembangan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat, serta memastikan bahwa zakat dapat terus memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, panitia zakat dapat memastikan bahwa pengelolaan zakat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Keberlanjutan ini dapat dicapai melalui berbagai cara, seperti program pemberdayaan mustahiq, investasi wakaf, kerja sama dengan lembaga lain, dan inovasi dan pengembangan. Keberlanjutan pengelolaan zakat sangat penting untuk menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat, serta untuk memastikan bahwa zakat dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat di masa yang akan datang.

Tanya Jawab Seputar Panitia Zakat

Halaman ini berisi tanya jawab seputar panitia zakat, mulai dari pengertian, tugas, hingga pengelolaan zakat. Informasi ini penting untuk diketahui oleh muzaki dan masyarakat umum agar pengelolaan zakat dapat berjalan dengan baik dan sesuai syariat Islam.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan panitia zakat?

Jawaban: Panitia zakat adalah lembaga atau organisasi yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Panitia zakat disebut juga amil.

Pertanyaan 2: Apa tugas utama panitia zakat?

Jawaban: Tugas utama panitia zakat adalah mengumpulkan zakat dari muzaki, mengelola zakat sesuai dengan ketentuan syariah, dan mendistribusikan zakat kepada mustahiq.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara kerja panitia zakat?

Jawaban: Panitia zakat biasanya memiliki sistem kerja yang terorganisir, dengan pembagian tugas yang jelas. Ada yang bertugas mengumpulkan zakat, ada yang bertugas mengelola zakat, dan ada yang bertugas mendistribusikan zakat.

Pertanyaan 4: Apa saja syarat menjadi panitia zakat?

Jawaban: Syarat menjadi panitia zakat umumnya meliputi beragama Islam, baligh, berakal sehat, jujur, adil, dan amanah. Selain itu, panitia zakat juga harus memiliki pengetahuan tentang fiqih zakat.

Pertanyaan 5: Di mana saja panitia zakat bisa ditemukan?

Jawaban: Panitia zakat bisa ditemukan di berbagai tempat, seperti masjid, mushalla, lembaga amil zakat (LAZ), dan badan amil zakat nasional (BAZNAS).

Pertanyaan 6: Bagaimana cara mengetahui apakah panitia zakat tersebut kredibel?

Jawaban: Untuk mengetahui apakah panitia zakat tersebut kredibel, muzaki dapat melihat legalitas lembaga, track record pengelolaan zakat, dan laporan keuangan yang transparan.

Demikianlah tanya jawab seputar panitia zakat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca. Pengelolaan zakat yang baik dan sesuai syariat Islam sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan kepada yang berhak dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tugas dan tanggung jawab panitia zakat. Pembahasan ini penting untuk dipahami agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pengawasan pengelolaan zakat.

Tips Mengelola Zakat secara Efektif

Pengelolaan zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan oleh panitia zakat:

Tip 1: Transparansi dan Akuntabilitas

Panitia zakat harus transparan dalam mengelola zakat. Laporan keuangan dan kegiatan pengelolaan zakat harus dipublikasikan dan dapat diakses oleh masyarakat. Panitia zakat juga harus akuntabel dan siap mempertanggungjawabkan pengelolaan zakat kepada muzaki dan masyarakat.

Tip 2: Efisiensi dan Efektivitas

Pengelolaan zakat harus dilakukan secara efisien dan efektif. Panitia zakat harus mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi mustahiq. Penyaluran zakat juga harus tepat sasaran dan memberikan dampak yang nyata bagi kesejahteraan mustahiq.

Tip 3: Syariah Compliance

Pengelolaan zakat harus sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Panitia zakat harus memahami jenis-jenis zakat, nisab, haul, dan ketentuan lainnya yang terkait dengan zakat. Hal ini penting untuk menjaga keabsahan zakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak.

Tip 4: Amanah dan Profesionalisme

Panitia zakat harus memegang teguh amanah yang diberikan oleh muzaki. Zakat harus dikelola dengan baik, disalurkan kepada yang berhak, dan dipertanggungjawabkan secara transparan. Panitia zakat juga harus dikelola secara profesional oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas.

Tip 5: Keadilan dan Keberlanjutan

Zakat harus didistribusikan secara adil kepada mustahiq. Panitia zakat harus mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi masing-masing mustahiq. Selain itu, pengelolaan zakat harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, panitia zakat dapat mengelola zakat secara efektif dan memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Tips-tips ini merupakan bagian penting dari pengelolaan zakat yang baik. Dengan menerapkan tips-tips ini, panitia zakat dapat menjaga kepercayaan muzaki dan masyarakat, serta memastikan bahwa zakat dapat terus memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Kesimpulan

Pengelolaan zakat yang baik dan profesional merupakan tanggung jawab bersama antara panitia zakat, muzaki, dan masyarakat. Panitia zakat harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh amanah, transparan, dan akuntabel. Muzaki harus menyalurkan zakatnya melalui lembaga yang kredibel dan terpercaya. Masyarakat harus berperan aktif dalam mengawasi pengelolaan zakat dan memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak.

Pengelolaan zakat yang baik dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Zakat dapat membantu mengurangi kemiskinan, kesenjangan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendukung dan berkontribusi dalam pengelolaan zakat yang baik.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru