Rukun haji adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Rukun haji terbagi menjadi dua, yaitu rukun wajib dan rukun sunah. Rukun wajib haji ada tujuh, yaitu ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadah, sai, tahallul, melontar jumrah, dan tertib. Sementara itu, rukun sunah haji ada tiga, yaitu miqat, memakai pakaian ihram, dan mandi ihram.
Rukun haji sangat penting karena merupakan syarat sahnya ibadah haji. Jika salah satu rukun haji tidak dikerjakan, maka haji yang dilakukan tidak sah. Selain itu, mengerjakan rukun haji juga banyak manfaatnya, seperti menghapuskan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan memperoleh pahala yang besar. Salah satu perkembangan sejarah penting dalam pelaksanaan rukun haji adalah ditetapkannya tanggal 8 Dzulhijjah sebagai hari Wukuf di Arafah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian rukun haji, pentingnya mengerjakan rukun haji, dan sejarah perkembangan pelaksanaan rukun haji.
Pengertian Rukun Haji
Rukun haji adalah segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Mengerjakan rukun haji sangat penting karena merupakan syarat sahnya ibadah haji. Rukun haji terbagi menjadi dua, yaitu rukun wajib dan rukun sunnah. Berikut adalah 10 aspek penting terkait pengertian rukun haji:
- Wajib
- Syarat
- Sah
- Ibadah
- Ihram
- Wukuf
- Tawaf
- Sai
- Tahallul
- Tertib
Sepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk pengertian rukun haji secara utuh. Sebagai contoh, rukun haji bersifat wajib, artinya harus dikerjakan oleh semua jemaah haji. Jika salah satu rukun haji tidak dikerjakan, maka haji yang dilakukan tidak sah. Selain itu, rukun haji juga merupakan syarat sahnya ibadah haji. Artinya, jika seseorang ingin melaksanakan ibadah haji, maka ia harus mengerjakan seluruh rukun haji.
Wajib
Aspek wajib merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian rukun haji. Aspek ini berkaitan dengan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan ditinggalkan, maka haji yang dilakukan tidak sah. Berikut adalah beberapa aspek wajib dalam pengertian rukun haji:
- Ihram
Ihram adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji yang diucapkan secara lisan atau dalam hati. Ihram dilakukan di miqat, yaitu batas wilayah yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji. Jemaah haji yang berniat melaksanakan ibadah haji wajib mengenakan pakaian ihram, yaitu dua lembar kain putih yang tidak berjahit bagi laki-laki dan pakaian yang menutup seluruh aurat bagi perempuan.
- Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji. Wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah di Padang Arafah. Jemaah haji wajib berada di Arafah pada waktu tertentu, yaitu sejak tergelincir matahari hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
- Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf ifadah dilakukan setelah wukuf di Arafah. Jemaah haji wajib melakukan tawaf ifadah dengan tertib, yaitu dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
- Sa’i
Sa’i adalah berjalan kaki atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dilakukan setelah tawaf ifadah. Jemaah haji wajib melakukan sa’i dengan tertib, yaitu dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah.
Selain empat aspek wajib tersebut, masih ada tiga aspek wajib lainnya dalam pengertian rukun haji, yaitu tahallul, melontar jumrah, dan tertib. Kesemua aspek wajib ini harus dikerjakan oleh jemaah haji secara berurutan dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Syarat
Dalam pengertian rukun haji, syarat merupakan hal-hal yang harus dipenuhi oleh jemaah haji sebelum melaksanakan ibadah haji. Syarat haji bersifat wajib, artinya harus dipenuhi agar ibadah haji yang dikerjakan sah. Berikut adalah beberapa syarat haji yang harus dipenuhi:
- Islam
Syarat pertama untuk melaksanakan ibadah haji adalah beragama Islam. Hanya umat Islam yang diperbolehkan melaksanakan ibadah haji.
- Baligh
Syarat kedua untuk melaksanakan ibadah haji adalah sudah baligh, yaitu sudah mencapai usia dewasa menurut syariat Islam. Batasan usia baligh bagi laki-laki adalah mimpi basah, sedangkan bagi perempuan adalah haid.
- Berakal
Syarat ketiga untuk melaksanakan ibadah haji adalah berakal sehat. Orang yang gila atau mengalami gangguan jiwa tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah haji.
- Mampu
Syarat keempat untuk melaksanakan ibadah haji adalah mampu secara fisik dan finansial. Jemaah haji harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki biaya yang cukup untuk melaksanakan ibadah haji.
Syarat-syarat haji tersebut harus dipenuhi oleh jemaah haji sebelum melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, penting bagi jemaah haji untuk memastikan bahwa mereka telah memenuhi seluruh syarat haji sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji.
Sah
Dalam pengertian rukun haji, sah merupakan aspek yang sangat penting. Sah artinya memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga ibadah haji yang dikerjakan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji, antara lain:
- Rukun Haji
Aspek pertama yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji adalah terpenuhinya seluruh rukun haji. Rukun haji adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu rukun haji tidak dikerjakan, maka haji yang dikerjakan tidak sah.
- Syarat Haji
Aspek kedua yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji adalah terpenuhinya seluruh syarat haji. Syarat haji adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh jemaah haji sebelum melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu syarat haji tidak terpenuhi, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah.
- Tata Cara Haji
Aspek ketiga yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji adalah terlaksananya seluruh tata cara haji sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Tata cara haji adalah urutan pelaksanaan ibadah haji yang harus diikuti oleh jemaah haji. Jika tata cara haji tidak diikuti dengan benar, maka haji yang dikerjakan tidak sah.
- Niat Haji
Aspek keempat yang berkaitan dengan sahnya ibadah haji adalah adanya niat haji yang tulus dan ikhlas. Niat haji adalah keinginan yang kuat untuk melaksanakan ibadah haji karena Allah SWT. Jika niat haji tidak tulus dan ikhlas, maka haji yang dikerjakan tidak sah.
Keempat aspek tersebut harus terpenuhi secara bersamaan agar ibadah haji yang dikerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi jemaah haji untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan ibadah haji, baik dari segi fisik, finansial, maupun mental.
Ibadah
Ibadah merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengertian rukun haji. Ibadah haji adalah ibadah yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Ibadah haji merupakan bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT sekaligus sebagai sarana untuk menyucikan diri dari dosa-dosa.
Pengertian rukun haji tidak dapat dipisahkan dari ibadah haji itu sendiri. Rukun haji adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu rukun haji tidak dikerjakan, maka haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, ibadah haji harus dilaksanakan sesuai dengan rukun-rukun haji yang telah ditetapkan.
Ibadah haji memiliki banyak hikmah dan manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
- Menghapuskan dosa-dosa
- Menyehatkan jasmani dan rohani
- Mempererat tali persaudaraan sesama muslim
- Meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT
Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat istimewa. Oleh karena itu, setiap muslim yang mampu wajib untuk melaksanakan ibadah haji setidaknya sekali seumur hidup. Dengan melaksanakan ibadah haji, seorang muslim dapat merasakan langsung pengalaman spiritual yang luar biasa dan memperoleh banyak manfaat dari ibadah haji.
Ihram
Ihram adalah salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Pengertian ihram adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji yang diucapkan secara lisan atau dalam hati. Ihram dilakukan di miqat, yaitu batas wilayah yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji. Jemaah haji yang berniat melaksanakan ibadah haji wajib mengenakan pakaian ihram, yaitu dua lembar kain putih yang tidak berjahit bagi laki-laki dan pakaian yang menutup seluruh aurat bagi perempuan.
Ihram memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengertian rukun haji. Sebab, ihram merupakan rukun pertama yang harus dikerjakan oleh jemaah haji sebelum melaksanakan rukun-rukun haji lainnya. Tanpa ihram, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, ihram merupakan komponen yang sangat penting dalam pengertian rukun haji.
Dalam praktiknya, ihram dilakukan dengan mengucapkan niat haji di miqat. Setelah mengucapkan niat haji, jemaah haji kemudian mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram yang dikenakan oleh laki-laki terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit, yaitu kain yang dililitkan di pinggang dan kain yang disampirkan di bahu. Sedangkan pakaian ihram yang dikenakan oleh perempuan adalah pakaian yang menutup seluruh aurat, seperti gamis dan jilbab.
Dengan memahami hubungan antara ihram dan pengertian rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sah. Ihram menjadi pintu gerbang bagi jemaah haji untuk memasuki ibadah haji dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Wukuf
Wukuf adalah salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Pengertian wukuf adalah berhenti atau menetap di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf merupakan rukun haji yang sangat penting karena menjadi puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Jemaah haji yang tidak melaksanakan wukuf, maka hajinya tidak sah.
Wukuf memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengertian rukun haji. Sebab, wukuf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Tanpa wukuf, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, wukuf merupakan komponen yang sangat penting dalam pengertian rukun haji.
Dalam praktiknya, wukuf dilakukan dengan cara berhenti atau menetap di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jemaah haji dapat melakukan wukuf di mana saja di Padang Arafah, baik di tenda maupun di tempat terbuka. Waktu wukuf dimulai sejak tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Selama wukuf, jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti berdoa, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
Dengan memahami hubungan antara wukuf dan pengertian rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sah. Wukuf menjadi salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna spiritual yang mendalam. Melalui wukuf, jemaah haji dapat merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Tawaf
Tawaf adalah salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Pengertian tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf dilakukan setelah wukuf di Arafah. Jemaah haji wajib melakukan tawaf ifadah dengan tertib, yaitu dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
Tawaf memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengertian rukun haji. Sebab, tawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Tanpa tawaf, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, tawaf merupakan komponen yang sangat penting dalam pengertian rukun haji.
Dalam praktiknya, tawaf dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Jemaah haji dapat melakukan tawaf kapan saja, baik siang maupun malam. Namun, waktu yang paling utama untuk melakukan tawaf adalah setelah wukuf di Arafah. Selama tawaf, jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir.
Dengan memahami hubungan antara tawaf dan pengertian rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sah. Tawaf menjadi salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna spiritual yang mendalam. Melalui tawaf, jemaah haji dapat menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada Allah SWT.
Sai
Sai merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan oleh jemaah haji. Sai adalah berjalan kaki atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sai dilakukan setelah tawaf ifadah. Jemaah haji wajib melakukan sai dengan tertib, yaitu dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah.
Sai memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengertian rukun haji. Sebab, sai merupakan salah satu rukun haji yang wajib dikerjakan oleh jemaah haji. Tanpa sai, maka ibadah haji yang dikerjakan tidak sah. Oleh karena itu, sai merupakan komponen yang sangat penting dalam pengertian rukun haji.
Dalam praktiknya, sai dilakukan dengan cara berjalan kaki atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Jemaah haji dapat melakukan sai kapan saja, baik siang maupun malam. Namun, waktu yang paling utama untuk melakukan sai adalah setelah tawaf ifadah. Selama sai, jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir.
Dengan memahami hubungan antara sai dan pengertian rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sah. Sai menjadi salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna spiritual yang mendalam. Melalui sai, jemaah haji dapat mengingat perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk anaknya, Ismail. Sai juga mengajarkan jemaah haji untuk selalu berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan.
Tahallul
Tahallul merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan oleh jemaah haji. Secara bahasa, tahallul berarti “melepaskan”. Dalam konteks ibadah haji, tahallul memiliki arti melepaskan diri dari ihram dengan cara memotong sebagian rambut dan mencukur sebagian kuku. Tahallul merupakan simbol berakhirnya ibadah haji dan kembalinya jemaah haji ke kehidupan normal.
- Tahallul Awal
Tahallul awal dilakukan setelah selesai melaksanakan tawaf ifadah dan sai. Jemaah haji dapat memilih untuk memotong sebagian rambut atau mencukur sebagian kuku, atau melakukan keduanya. Tahallul awal merupakan syarat untuk melakukan tawaf sunah, yaitu tawaf yang dilakukan setelah tawaf ifadah.
- Tahallul Thani
Tahallul thani dilakukan setelah selesai melaksanakan lontar jumrah aqabah pada hari raya Idul Adha. Jemaah haji wajib memotong sebagian rambut atau mencukur sebagian kuku, atau melakukan keduanya. Tahallul thani merupakan rukun haji yang wajib dilakukan dan menjadi tanda berakhirnya ibadah haji.
- Tahallul dengan Dam
Tahallul dengan dam dilakukan oleh jemaah haji yang melakukan pelanggaran atau kesalahan selama melaksanakan ibadah haji. Dam merupakan denda yang harus dibayar oleh jemaah haji, berupa menyembelih hewan ternak seperti kambing atau sapi. Tahallul dengan dam dilakukan setelah membayar dam dan memotong sebagian rambut atau mencukur sebagian kuku.
- Implikasi Tahallul
Tahallul memiliki beberapa implikasi, di antaranya:
- Jemaah haji diperbolehkan kembali memakai pakaian biasa setelah tahallul.
- Jemaah haji diperbolehkan memakai wewangian setelah tahallul.
- Jemaah haji diperbolehkan berhubungan suami istri setelah tahallul.
Dengan memahami pengertian dan implikasi tahallul, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tahallul menjadi simbol berakhirnya ibadah haji dan kembalinya jemaah haji ke kehidupan normal.
Tertib
Tertib merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian rukun haji. Tertib artinya berurutan dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks ibadah haji, tertib memiliki arti melaksanakan rukun haji sesuai dengan urutan yang benar dan tidak boleh didahului atau diakhirkan.
Tertib menjadi komponen yang sangat penting dalam pengertian rukun haji karena merupakan syarat sahnya ibadah haji. Jika rukun haji tidak dilaksanakan secara tertib, maka haji yang dikerjakan tidak sah. Hal ini disebabkan karena tertib merupakan bagian dari rukun haji yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, melaksanakan rukun haji secara tertib merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Rasulullah SAW.
Contoh nyata dari tertib dalam pelaksanaan rukun haji adalah sebagai berikut:
- Melaksanakan ihram di miqat yang telah ditentukan.
- Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
- Tawaf ifadah setelah wukuf di Arafah.
- Sai setelah tawaf ifadah.
- Tahallul setelah melontar jumrah aqabah.
Dengan memahami pentingnya tertib dalam pengertian rukun haji, jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tertib menjadi kunci utama untuk memperoleh haji yang mabrur dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Pertanyaan Seputar Pengertian Rukun Haji
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya mengenai pengertian rukun haji:
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan rukun haji?
Jawaban: Rukun haji adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Jika salah satu rukun haji tidak dikerjakan, maka haji yang dilakukan tidak sah.
Pertanyaan 2: Sebutkan tiga jenis rukun haji!
Jawaban: Tiga jenis rukun haji adalah rukun wajib, rukun sunah, dan rukun haji bagi wanita.
Pertanyaan 3: Apa saja rukun haji wajib?
Jawaban: Rukun haji wajib ada tujuh, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sai, tahallul, melontar jumrah, dan tertib.
Pertanyaan 4: Apa perbedaan antara rukun haji wajib dan rukun haji sunah?
Jawaban: Rukun haji wajib harus dikerjakan oleh semua jemaah haji, sedangkan rukun haji sunah boleh dikerjakan atau tidak. Jika rukun haji wajib tidak dikerjakan, maka haji tidak sah. Tetapi jika rukun haji sunah tidak dikerjakan, haji tetap sah.
Pertanyaan 5: Mengapa tertib menjadi salah satu rukun haji?
Jawaban: Tertib menjadi salah satu rukun haji karena merupakan bagian dari perintah Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan rukun haji secara tertib, jemaah haji telah menaati perintah Rasulullah SAW dan memenuhi syarat sahnya ibadah haji.
Pertanyaan 6: Apa saja contoh rukun haji sunah?
Jawaban: Contoh rukun haji sunah antara lain miqat, memakai pakaian ihram, mandi ihram, dan tawaf sunah.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban di atas, diharapkan jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pemahaman yang baik tentang pengertian rukun haji menjadi landasan penting untuk memperoleh haji yang mabrur dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang pentingnya melaksanakan rukun haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Tips Melaksanakan Rukun Haji dengan Benar
Melaksanakan rukun haji dengan benar merupakan kunci utama untuk memperoleh haji yang mabrur. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh jemaah haji untuk melaksanakan rukun haji dengan benar:
Tip 1: Pelajari Rukun Haji dan Tata Caranya
Sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji, penting bagi jemaah haji untuk mempelajari terlebih dahulu rukun haji dan tata caranya. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku-buku panduan haji, mengikuti kajian haji, atau berkonsultasi dengan ustadz atau pembimbing haji.
Tip 2: Berniat Haji dengan Benar
Niat merupakan syarat sahnya ibadah haji. Oleh karena itu, jemaah haji harus berniat haji dengan benar dan tulus karena Allah SWT. Niat haji diucapkan secara lisan atau dalam hati ketika memakai pakaian ihram di miqat.
Tip 3: Tertib dalam Melaksanakan Rukun Haji
Tertib merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan. Jemaah haji harus melaksanakan rukun haji secara berurutan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesesuaian ibadah haji dengan tuntunan syariat.
Tip 4: Berpakaian Ihram Sesuai Sunnah
Pakaian ihram merupakan salah satu rukun sunah haji. Jemaah haji disunahkan untuk memakai pakaian ihram yang sesuai dengan ketentuan syariat, yaitu dua lembar kain putih yang tidak berjahit bagi laki-laki dan pakaian yang menutup seluruh aurat bagi perempuan.
Tip 5: Perbanyak Ibadah di Arafah dan Muzdalifah
Arafah dan Muzdalifah merupakan dua tempat yang sangat penting dalam ibadah haji. Jemaah haji disunahkan untuk memperbanyak ibadah di kedua tempat tersebut, seperti berdoa, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
Tip 6: Melontar Jumrah dengan Benar
Melontar jumrah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan. Jemaah haji harus melontar jumrah sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan, yaitu dengan melempar tujuh batu ke tiang jumrah.
Tip 7: Bertahallul dengan Sempurna
Tahallul merupakan rukun haji yang menandakan berakhirnya ibadah haji. Jemaah haji harus bertahallul dengan sempurna, yaitu dengan mencukur sebagian rambut atau memotong sebagian kuku.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, jemaah haji dapat melaksanakan rukun haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Hal ini akan meningkatkan kualitas ibadah haji dan memperbesar peluang untuk memperoleh haji yang mabrur.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang manfaat melaksanakan rukun haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Manfaat-manfaat tersebut dapat menjadi motivasi bagi jemaah haji untuk melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian rukun haji mencakup segala sesuatu yang wajib dilakukan oleh jemaah haji selama melaksanakan ibadah haji. Rukun haji terbagi menjadi dua jenis, yaitu rukun wajib dan rukun sunah. Rukun wajib haji terdiri dari tujuh aspek, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sai, tahallul, melontar jumrah, dan tertib. Sementara itu, rukun sunah haji terdiri dari tiga aspek, yaitu miqat, memakai pakaian ihram, dan mandi ihram.
Melaksanakan rukun haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat sangat penting karena memiliki banyak manfaat, di antaranya: memperoleh haji yang mabrur, menghapuskan dosa-dosa, meningkatkan ketakwaan, dan memperoleh pahala yang besar. Oleh karena itu, setiap jemaah haji harus mempersiapkan diri dengan baik, baik secara fisik, finansial, maupun mental, agar dapat melaksanakan rukun haji dengan sempurna.