Shalat Tarawih dan Witir adalah ibadah salat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Shalat Tarawih dilakukan pada malam hari setelah salat Isya, sedangkan Shalat Witir dilakukan setelah Shalat Tarawih atau sebelum Subuh.
Shalat Tarawih dan Witir memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya mendapat pahala yang berlipat ganda, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini juga memiliki sejarah yang panjang, dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang pengertian, hukum, tata cara, dan keutamaan Shalat Tarawih dan Witir. Kita juga akan menelusuri sejarah panjang ibadah ini dan mengulas beberapa pendapat ulama mengenainya.
Pengertian Shalat Tarawih dan Witir
Shalat Tarawih dan Witir merupakan dua ibadah salat sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Untuk memahami ibadah ini secara mendalam, penting untuk memperhatikan beberapa aspek penting berikut:
- Pengertian
- Hukum
- Waktu Pelaksanaan
- Rakaat
- Tata Cara
- Keutamaan
- Sejarah
- Dalil
- Khushu’
- Niat
Setiap aspek tersebut saling berkaitan dan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang Shalat Tarawih dan Witir. Misalnya, memahami hukum ibadah ini akan membantu kita mengetahui kewajiban atau kesunnahannya, sedangkan mengetahui waktu pelaksanaan akan memudahkan kita untuk menunaikannya tepat waktu. Dengan memahami aspek-aspek ini secara mendalam, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan meraih keutamaan yang Allah SWT janjikan.
Pengertian
“Pengertian” merupakan aspek krusial dalam memahami “pengertian shalat tarawih dan witir”. Pengertian yang komprehensif akan mengantarkan kita pada pemahaman yang benar tentang ibadah ini, hukum-hukumnya, tata cara pelaksanaannya, dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Tanpa pengertian yang memadai, ibadah yang kita lakukan berpotensi tidak sesuai dengan tuntunan syariat dan mengurangi nilai pahala yang seharusnya kita dapatkan.
Sebagai contoh, ketika kita memahami bahwa Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam-malam bulan Ramadan, maka kita akan terdorong untuk mengerjakannya secara ikhlas dan berkesinambungan, karena kita mengetahui keutamaan dan pahala yang besar yang dijanjikan oleh Allah SWT. Sebaliknya, jika kita tidak memahami pengertian Shalat Tarawih, kita mungkin akan mengerjakannya dengan asal-asalan atau bahkan meninggalkannya sama sekali.
Dengan demikian, sangat penting bagi kita untuk memiliki pengertian yang benar tentang Shalat Tarawih dan Witir sebelum kita melaksanakannya. Pengertian yang benar akan menjadi landasan yang kokoh bagi kita untuk mengamalkan ibadah ini dengan baik dan meraih pahala yang telah Allah SWT janjikan.
Hukum
Hukum dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir berkaitan dengan kewajiban atau kesunnahan dalam mengerjakan ibadah ini. Memahami hukum shalat Tarawih dan Witir sangat penting untuk menentukan tata cara pelaksanaannya dan mendapatkan pahala yang diharapkan.
- Wajib ‘Ain
Wajib ‘ain artinya wajib bagi setiap individu Muslim yang memenuhi syarat untuk mengerjakannya. Shalat Tarawih dan Witir tidak termasuk dalam kategori ini. - Sunnah Muakkad
Sunnah muakkad artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat Tarawih termasuk dalam kategori ini, artinya sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk mengerjakannya. - Sunnah Ghairu Muakkad
Sunnah ghairu muakkad artinya dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak sekuat sunnah muakkad. Shalat Witir termasuk dalam kategori ini, artinya dianjurkan bagi setiap Muslim untuk mengerjakannya. - Mubah
Mubah artinya boleh dikerjakan atau tidak dikerjakan. Shalat Tarawih dan Witir tidak termasuk dalam kategori ini.
Dengan memahami hukum shalat Tarawih dan Witir, kita dapat menentukan prioritas dalam beribadah dan berusaha untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Insya Allah, dengan mengerjakan shalat Tarawih dan Witir secara istiqamah, kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan aspek penting dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir. Sebab, ibadah ini memiliki waktu pelaksanaan yang spesifik dan tidak dapat dikerjakan sembarangan. Shalat Tarawih dilaksanakan pada malam hari di bulan Ramadan, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh. Sementara itu, Shalat Witir dilaksanakan setelah Shalat Tarawih atau sebelum Shalat Subuh.
Ketepatan waktu pelaksanaan shalat Tarawih dan Witir sangat dianjurkan. Sebab, Rasulullah SAW selalu mengerjakan kedua shalat ini pada waktu yang telah ditentukan. Beliau bersabda, “Barang siapa yang shalat Tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, memahami waktu pelaksanaan shalat Tarawih dan Witir akan membantu kita untuk melaksanakan ibadah ini dengan ng dan meraih pahala yang diharapkan. Selain itu, hal ini juga menunjukkan rasa cinta dan ketaatan kita kepada Rasulullah SAW.
Rakaat
Dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir, rakaat merupakan satuan dasar penyusun shalat tersebut. Jumlah rakaat dalam shalat Tarawih dan Witir bervariasi, tergantung pada mazhab fiqih yang dianut.
- Jumlah Rakaat
Dalam shalat Tarawih, jumlah rakaat yang umum dikerjakan adalah 8 rakaat, 20 rakaat, atau 36 rakaat. Sementara itu, dalam shalat Witir, jumlah rakaat yang dikerjakan adalah 1 rakaat, 3 rakaat, atau 11 rakaat. - Tata Cara Rakaat
Setiap rakaat dalam shalat Tarawih dan Witir terdiri dari beberapa gerakan, yaitu berdiri, ruku’, sujud, dan duduk. Gerakan-gerakan ini dilakukan secara berurutan dengan membaca bacaan-bacaan tertentu. - Keutamaan Rakaat
Jumlah rakaat yang dikerjakan dalam shalat Tarawih dan Witir memiliki keutamaan masing-masing. Semakin banyak rakaat yang dikerjakan, maka pahala yang diperoleh juga semakin besar. - Sunnah Nabi
Jumlah rakaat yang dikerjakan dalam shalat Tarawih pada masa Nabi Muhammad SAW adalah 11 rakaat. Jumlah ini kemudian ditambah menjadi 20 rakaat oleh Umar bin Khattab.
Dengan memahami aspek rakaat dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir, kita dapat mengetahui jumlah rakaat yang harus dikerjakan, tata cara pelaksanaannya, serta keutamaan yang terkandung di dalamnya. Hal ini akan membantu kita dalam mengamalkan kedua ibadah tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Tata Cara
Tata cara dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Sebab, tata cara yang benar akan menentukan sah atau tidaknya ibadah tersebut. Selain itu, tata cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW akan mendatangkan pahala yang lebih besar.
Salah satu contoh tata cara yang harus diperhatikan dalam shalat Tarawih dan Witir adalah jumlah rakaat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah rakaat dalam shalat Tarawih dan Witir bervariasi tergantung pada mazhab fiqih yang dianut. Namun, jumlah rakaat yang paling utama adalah 11 rakaat untuk shalat Tarawih dan 3 rakaat untuk shalat Witir, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Aspek penting lainnya dalam tata cara shalat Tarawih dan Witir adalah bacaan-bacaan yang dibaca pada setiap rakaat. Dalam shalat Tarawih, bacaan yang dibaca pada rakaat pertama adalah Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Alaq. Sementara itu, pada rakaat kedua, bacaan yang dibaca adalah Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Qadr. Adapun pada rakaat-rakaat berikutnya, bacaan yang dibaca adalah surat-surat pendek lainnya.
Dengan memahami dan mengamalkan tata cara shalat Tarawih dan Witir dengan benar, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan sempurna dan meraih pahala yang diharapkan. Selain itu, hal ini juga menunjukkan rasa cinta dan ketaatan kita kepada Rasulullah SAW.
Keutamaan
Keutamaan merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari pengertian shalat Tarawih dan Witir. Sebab, keutamaan menjadi motivasi utama bagi umat Islam untuk mengerjakan kedua ibadah tersebut dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Salah satu keutamaan shalat Tarawih adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang shalat Tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Keutamaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat Tarawih secara istiqamah selama bulan Ramadan.
Selain itu, shalat Witir juga memiliki keutamaan yang besar. Salah satunya adalah sebagai penyempurna shalat-shalat yang telah dikerjakan sebelumnya. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat Witir adalah penutup shalat-shalat pada malam hari, maka janganlah kalian tinggalkan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Dengan mengerjakan shalat Witir, umat Islam dapat menyempurnakan ibadah mereka pada malam hari dan mempersiapkan diri untuk beristirahat dengan tenang.
Dengan memahami keutamaan shalat Tarawih dan Witir, umat Islam akan semakin terdorong untuk mengerjakan kedua ibadah tersebut dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas ibadah sekaligus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sejarah
Sejarah merupakan aspek penting dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir. Sejarah panjang kedua ibadah ini memberikan konteks dan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul, perkembangan, dan praktiknya hingga saat ini.
- Asal-usul
Shalat Tarawih dan Witir diperkirakan telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW. Namun, bentuk dan tata caranya mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.
- Perkembangan
Pada masa sahabat, shalat Tarawih dikerjakan secara berjamaah dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, shalat Tarawih distandarisasi menjadi 20 rakaat.
- Tradisi
Shalat Tarawih dan Witir telah menjadi tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat Muslim selama berabad-abad. Tradisi ini diwarisi secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari ibadah di bulan Ramadan.
- Pengaruh Budaya
Shalat Tarawih dan Witir juga dipengaruhi oleh budaya lokal di berbagai daerah. Hal ini terlihat dari variasi bacaan, doa, dan tradisi yang menyertai pelaksanaan kedua ibadah tersebut.
Dengan memahami sejarah shalat Tarawih dan Witir, kita dapat lebih mengapresiasi ibadah ini dan menjalankan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Sejarah panjang kedua ibadah ini menjadi bukti nyata tentang keteladanan dan ajaran beliau yang terus diwarisi hingga saat ini.
Dalil
Dalil merupakan aspek penting dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir. Dalil menjadi landasan hukum dan dasar pelaksanaan kedua ibadah tersebut. Dalil shalat Tarawih dan Witir dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, dan juga ijma’ ulama.
- Al-Qur’an
Salah satu dalil shalat Tarawih dan Witir terdapat dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surat Al-Isra’ ayat 79. Ayat tersebut berbunyi, “Dan dirikanlah salat pada malam hari dan pada sebagian dari waktu malam.” Ayat ini menjadi dasar pensyariatan shalat malam, termasuk shalat Tarawih. - Hadis Nabi Muhammad SAW
Selain Al-Qur’an, dalil shalat Tarawih dan Witir juga terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadis yang terkenal adalah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, yang menyebutkan bahwa “Rasulullah SAW mengerjakan shalat malam sebelas rakaat.” Hadis ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengerjakan shalat Tarawih. - Ijma’ Ulama
Selain Al-Qur’an dan hadis, dalil shalat Tarawih dan Witir juga terdapat dalam ijma’ ulama. Ijma’ ulama adalah kesepakatan para ulama dalam suatu masalah. Dalam hal ini, para ulama sepakat bahwa shalat Tarawih dan Witir hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Dengan memahami dalil-dalil shalat Tarawih dan Witir, kita dapat semakin yakin dan mantap dalam mengerjakan kedua ibadah tersebut. Dalil-dalil tersebut menjadi landasan yang kuat bagi kita untuk beribadah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Khushu’
Khushu’ merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir. Khushu’ berarti hadirnya kekhusyukan hati dan pikiran selama melaksanakan ibadah, sehingga ibadah tersebut benar-benar dihayati dan meresap ke dalam jiwa.
Khushu’ memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas shalat Tarawih dan Witir. Ketika seseorang khusyuk dalam salatnya, maka dia akan lebih fokus dan konsentrasi, sehingga dapat merasakan kehadiran Allah SWT dengan lebih baik. Selain itu, kekhusyukan juga akan meningkatkan kualitas bacaan, gerakan, dan doa yang dilakukan selama shalat.
Beberapa contoh nyata dari Khushu’ dalam shalat Tarawih dan Witir antara lain: tenang dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan gerakan shalat, merenungi makna bacaan yang dibaca, serta merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap sujud dan doa yang dipanjatkan.
Memahami hubungan antara Khushu’ dan shalat Tarawih dan Witir memiliki banyak manfaat praktis. Pertama, hal ini dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, sehingga ibadah yang kita lakukan lebih bermakna dan berpahala. Kedua, Khushu’ dapat membuat ibadah kita lebih enjoyable, karena kita dapat merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati saat khusyuk dalam shalat.
Niat
Niat merupakan aspek penting dalam pengertian shalat Tarawih dan Witir. Niat adalah tujuan atau kehendak hati untuk melakukan suatu ibadah. Dalam konteks shalat Tarawih dan Witir, niat menjadi syarat sahnya ibadah tersebut. Tanpa niat, shalat yang dikerjakan tidak akan dianggap sah dan tidak akan mendapatkan pahala.
- Keikhlasan
Niat harus dilandasi dengan keikhlasan karena Allah SWT. Artinya, shalat Tarawih dan Witir tidak boleh dikerjakan karena ingin dipuji atau mencari perhatian orang lain. - Sesuai Sunnah
Niat harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Artinya, niat harus diniatkan untuk melakukan shalat Tarawih atau Witir, bukan shalat lainnya. - Terucap di Hati
Niat cukup diucapkan dalam hati dan tidak perlu dilafalkan dengan lisan. Namun, disunnahkan untuk melafalkan niat secara pelan sehingga dapat didengar oleh diri sendiri. - Sebelum Takbiratul Ihram
Niat harus diucapkan sebelum takbiratul ihram. Jika niat diucapkan setelah takbiratul ihram, maka shalat tidak dianggap sah.
Memahami aspek niat dalam shalat Tarawih dan Witir sangat penting agar ibadah yang dikerjakan sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan mendapatkan pahala yang diharapkan. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memperhatikan niat sebelum mengerjakan shalat Tarawih dan Witir agar ibadah kita menjadi lebih bermakna dan diterima oleh Allah SWT.
Pertanyaan Umum
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait pengertian shalat Tarawih dan Witir:
Pertanyaan 1: Apakah shalat Tarawih wajib dilakukan?
Shalat Tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan, namun tidak wajib.
Pertanyaan 2: Berapa rakaat shalat Tarawih?
Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, umumnya 8, 20, atau 36 rakaat.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat Witir?
Shalat Witir dilaksanakan setelah Shalat Tarawih atau sebelum Shalat Subuh.
Pertanyaan 4: Apa keutamaan shalat Tarawih?
Salah satu keutamaan shalat Tarawih adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu.
Pertanyaan 5: Bagaimana tata cara shalat Witir?
Shalat Witir terdiri dari tiga rakaat, dengan dua rakaat pertama seperti shalat biasa dan rakaat ketiga ditambah dengan doa qunut.
Pertanyaan 6: Apa yang dimaksud dengan khusyu’ dalam shalat Tarawih dan Witir?
Khusyu’ adalah hadirnya kekhusyukan hati dan pikiran selama melaksanakan ibadah shalat, sehingga shalat benar-benar dihayati dan meresap ke dalam jiwa.
Dengan memahami pertanyaan-pertanyaan umum ini, diharapkan dapat menambah pemahaman kita tentang shalat Tarawih dan Witir. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan manfaat dari kedua ibadah tersebut.
Lanjut ke bagian berikutnya: Hikmah dan Manfaat Shalat Tarawih dan Witir >>>
Tips Memahami Pengertian Shalat Tarawih dan Witir
Berikut beberapa tips praktis untuk memahami pengertian shalat Tarawih dan Witir dengan lebih komprehensif:
Tip 1: Pelajari hukum shalat Tarawih dan Witir, apakah wajib, sunnah, atau mubah.
Tip 2: Ketahui waktu pelaksanaan shalat Tarawih dan Witir, termasuk batas waktu yang disarankan.
Tip 3: Pahami jumlah rakaat dan tata cara shalat Tarawih dan Witir sesuai dengan mazhab yang dianut.
Tip 4: Dalami keutamaan shalat Tarawih dan Witir, seperti pengampunan dosa dan peningkatan pahala.
Tip 5: Cari tahu sejarah shalat Tarawih dan Witir, asal-usul, dan perkembangannya hingga saat ini.
Tip 6: Perhatikan aspek khusyu’ dalam shalat Tarawih dan Witir, yang menjadi kunci kualitas ibadah.
Tip 7: Ketahui peran niat dalam shalat Tarawih dan Witir, serta cara mengucapkannya dengan benar.
Tip 8: Konsultasikan dengan ulama atau sumber terpercaya jika memiliki pertanyaan atau keraguan tentang shalat Tarawih dan Witir.
Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan kita dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pengertian shalat Tarawih dan Witir. Pemahaman yang baik menjadi dasar bagi kita untuk mengamalkan ibadah ini dengan khusyuk dan meraih pahala yang dijanjikan.
Lanjut ke bagian berikutnya: Hikmah dan Manfaat Shalat Tarawih dan Witir >>>
Kesimpulan
Shalat Tarawih dan Witir merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Pengertian shalat Tarawih dan Witir meliputi hukum, waktu pelaksanaan, rakaat, tata cara, keutamaan, sejarah, dalil, khusyu’, dan niat. Memahami pengertian ini penting untuk mengamalkan ibadah ini dengan baik dan benar.
Beberapa poin utama yang saling berkaitan dalam artikel ini adalah:
- Shalat Tarawih hukumnya sunnah muakkad, sedangkan Shalat Witir hukumnya sunnah ghairu muakkad.
- Shalat Tarawih dikerjakan pada malam hari bulan Ramadan, sedangkan Shalat Witir dikerjakan setelah Tarawih atau sebelum Subuh.
- Khusyu’ dan niat yang benar sangat penting dalam shalat Tarawih dan Witir agar ibadah dapat diterima oleh Allah SWT.
Dengan memahami pengertian shalat Tarawih dan Witir, semoga kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadan ini. Mari kita laksanakan ibadah ini dengan khusyuk dan ikhlas, agar kita dapat meraih keutamaan dan pahala yang dijanjikan Allah SWT.