Puasa Arafah Dan Tarwiyah

jurnal


Puasa Arafah Dan Tarwiyah

Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah sunnah yang dilakukan umat Islam pada saat musim haji. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sedangkan puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Kedua puasa tersebut memiliki keutamaan tersendiri dan sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam yang mampu.

Puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki banyak manfaat, di antaranya dapat melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, puasa ini juga dapat menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam sejarah Islam, puasa Arafah dan Tarwiyah telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan, tata cara pelaksanaan, dan sejarah puasa Arafah dan Tarwiyah. Selain itu, kita juga akan mengulas tentang hikmah dan manfaat dari kedua puasa tersebut bagi umat Islam.

Puasa Arafah dan Tarwiyah

Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Beberapa aspek penting yang perlu dipahami terkait kedua puasa ini antara lain:

  • Pengertian
  • Hukum
  • Waktu pelaksanaan
  • Tata cara
  • Keutamaan
  • Hikmah
  • Sunnah yang menyertainya
  • Bid’ah yang harus dihindari
  • Sejarah

Memahami aspek-aspek tersebut dapat membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah dengan baik dan benar. Dengan melaksanakan kedua puasa ini, diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan, membersihkan diri dari dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengertian

Pengertian merupakan aspek penting dalam ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah. Tanpa memahami pengertiannya, seseorang tidak akan dapat melaksanakan kedua puasa tersebut dengan baik dan benar. Pengertian puasa Arafah dan Tarwiyah dapat dijelaskan sebagai berikut:

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari dimana umat Islam melaksanakan ibadah haji di Arafah. Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum puasa Arafah. Kedua puasa tersebut memiliki keutamaan tersendiri dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu.

Memahami pengertian puasa Arafah dan Tarwiyah sangat penting karena dapat membantu umat Islam dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa tersebut. Selain itu, pengertian yang benar juga dapat menghindari kesalahpahaman atau kesesatan dalam melaksanakan ibadah puasa. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah, sangat dianjurkan untuk mempelajari terlebih dahulu pengertiannya dengan baik dan benar.

Hukum Puasa Arafah dan Tarwiyah

Hukum puasa Arafah dan Tarwiyah dalam Islam adalah sunnah, artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan tetapi tidak wajib. Hukum ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Dan puasa Tarwiyah menghapus dosa dua tahun.” (HR. Muslim)

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki keutamaan yang sangat besar. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu untuk melaksanakan kedua puasa tersebut. Dengan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah, diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selain itu, puasa Arafah dan Tarwiyah juga memiliki hikmah dan manfaat yang banyak, di antaranya dapat melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, puasa ini juga dapat menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam praktiknya, puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari dimana umat Islam melaksanakan ibadah haji di Arafah. Sedangkan puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum puasa Arafah. Kedua puasa tersebut dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Waktu Pelaksanaan

Puasa Arafah dan Tarwiyah dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu:

  • Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
  • Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Waktu pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah sangat penting. Sebab, waktu pelaksanaan yang tepat akan menentukan sah atau tidaknya puasa tersebut. Jika puasa dilaksanakan pada waktu yang salah, maka puasa tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Selain itu, waktu pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah juga memiliki hikmah dan manfaat tersendiri. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari dimana umat Islam melaksanakan ibadah haji di Arafah. Dengan melaksanakan puasa Arafah, diharapkan dapat menambah kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah haji yang dilakukan.

Sedangkan puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum puasa Arafah. Puasa Tarwiyah ini berfungsi sebagai persiapan untuk melaksanakan puasa Arafah pada keesokan harinya. Dengan melaksanakan puasa Tarwiyah, diharapkan dapat meningkatkan kesiapan fisik dan spiritual dalam melaksanakan puasa Arafah.

Tata Cara Puasa Arafah dan Tarwiyah

Tata cara merupakan aspek penting dalam ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah. Tata cara yang benar akan menentukan sah atau tidaknya puasa yang dilakukan. Selain itu, tata cara yang benar juga dapat membantu umat Islam dalam memperoleh keutamaan dan manfaat dari kedua puasa tersebut.

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah puasa Arafah dan Tarwiyah. Niat dilakukan pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan. Lafaz niat puasa Arafah adalah “Nawaitu shauma ‘Arafata sunnatan lillahi ta’ala“. Sedangkan lafaz niat puasa Tarwiyah adalah “Nawaitu shauma Tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala“.

  • Menahan Diri dari Makan dan Minum

    Puasa Arafah dan Tarwiyah dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makan dan minum. Puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain itu, umat Islam juga harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti muntah dengan sengaja, memasukkan sesuatu ke dalam rongga tubuh, dan berhubungan suami istri.

  • Berbuka Puasa

    Puasa Arafah dan Tarwiyah diakhirkan dengan berbuka puasa. Berbuka puasa dapat dilakukan dengan memakan dan meminum sesuatu yang halal dan baik. Dianjurkan untuk berbuka puasa dengan makanan yang manis, seperti kurma.

  • Sunnah-sunnah

    Selain tiga hal tersebut, terdapat beberapa sunnah yang dapat dilakukan saat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Sunnah tersebut antara lain memperbanyak doa, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.

Demikian tata cara puasa Arafah dan Tarwiyah yang benar. Dengan melaksanakan puasa sesuai dengan tata cara yang benar, diharapkan umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan manfaat dari kedua puasa tersebut.

Keutamaan

Keutamaan merupakan aspek yang sangat penting dalam ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah. Keutamaan inilah yang menjadi motivasi utama umat Islam untuk melaksanakan kedua puasa tersebut. Puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Menghapus dosa-dosa
  • Meningkatkan ketakwaan
  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu
  • Mendapat pahala yang besar

Keutamaan puasa Arafah dan Tarwiyah telah disebutkan dalam banyak hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Dan puasa Tarwiyah menghapus dosa dua tahun.” (HR. Muslim)

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki keutamaan yang sangat besar. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu untuk melaksanakan kedua puasa tersebut. Dengan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah, diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Hikmah Puasa Arafah dan Tarwiyah

Hikmah merupakan kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari sebuah peristiwa atau kejadian. Dalam konteks puasa Arafah dan Tarwiyah, hikmah yang dapat diambil sangatlah banyak dan mendalam. Hikmah tersebut antara lain:

  • Melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu
  • Membersihkan diri dari dosa-dosa kecil
  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Mendapat pahala yang besar

Hikmah-hikmah tersebut dapat diperoleh dengan cara melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan benar dan ikhlas. Dengan melaksanakan puasa, umat Islam akan belajar untuk menahan hawa nafsu dan bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Selain itu, puasa juga dapat membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Dalam praktiknya, hikmah puasa Arafah dan Tarwiyah dapat dilihat dari banyak hal. Misalnya, dengan melaksanakan puasa, umat Islam akan terbiasa untuk menahan lapar dan haus. Hal ini akan melatih kesabaran dan daya tahan tubuh. Selain itu, dengan melaksanakan puasa, umat Islam juga akan terbiasa untuk mengendalikan hawa nafsu dan menghindari hal-hal yang diharamkan. Hal ini akan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan memahami hikmah puasa Arafah dan Tarwiyah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan kedua puasa tersebut dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Dengan demikian, diharapkan umat Islam dapat memperoleh hikmah dan manfaat dari kedua puasa tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.

Sunnah yang Menyertainya

Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Selain melaksanakan puasa, terdapat beberapa sunnah yang menyertainya yang dapat dilakukan untuk menambah keutamaan ibadah tersebut.

  • Memperbanyak Doa

    Salah satu sunnah yang menyertai puasa Arafah dan Tarwiyah adalah memperbanyak doa. Umat Islam dianjurkan untuk memanjatkan doa-doa terbaiknya pada waktu tersebut, karena doa-doa yang dipanjatkan pada waktu puasa Arafah dan Tarwiyah memiliki keutamaan yang besar.

  • Membaca Al-Qur’an

    Membaca Al-Qur’an juga merupakan salah satu sunnah yang menyertai puasa Arafah dan Tarwiyah. Umat Islam dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya pada waktu tersebut, karena membaca Al-Qur’an dapat menambah pahala dan keberkahan.

  • Bersedekah

    Bersedekah juga merupakan salah satu sunnah yang menyertai puasa Arafah dan Tarwiyah. Umat Islam dianjurkan untuk bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan pada waktu tersebut, karena bersedekah dapat membersihkan harta dan menambah pahala.

  • I’tikaf di Masjid

    I’tikaf di masjid juga merupakan salah satu sunnah yang menyertai puasa Arafah dan Tarwiyah. Umat Islam dianjurkan untuk melakukan i’tikaf di masjid pada malam hari sebelum puasa Arafah dan Tarwiyah, karena i’tikaf di masjid dapat menambah pahala dan keberkahan.

Dengan melaksanakan sunnah-sunnah yang menyertai puasa Arafah dan Tarwiyah, diharapkan umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang lebih besar dari kedua puasa tersebut. Selain itu, melaksanakan sunnah-sunnah tersebut juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bid’ah yang harus dihindari

Dalam pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah, terdapat beberapa bid’ah yang harus dihindari. Bid’ah adalah segala sesuatu yang baru dalam agama dan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Berikut beberapa bid’ah yang harus dihindari dalam puasa Arafah dan Tarwiyah:

  • Menentukan Waktu Puasa Secara Khusus

    Sebagian orang berpendapat bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah harus dilaksanakan pada pukul tertentu. Padahal, tidak ada dalil yang shahih yang menentukan waktu puasa secara khusus. Umat Islam bebas melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah pada waktu yang sesuai dengan kemampuannya.

  • Mengkhususkan Makanan Tertentu

    Ada pula yang berpendapat bahwa ketika berbuka puasa Arafah dan Tarwiyah harus menggunakan makanan tertentu, seperti kurma atau air zamzam. Padahal, tidak ada dalil yang mewajibkan umat Islam untuk berbuka puasa dengan makanan tertentu. Umat Islam bebas berbuka puasa dengan makanan halal dan baik yang tersedia.

  • Menganggap Puasa Arafah dan Tarwiyah sebagai Wajib

    Puasa Arafah dan Tarwiyah hukumnya sunnah, bukan wajib. Namun, sebagian orang berpendapat bahwa kedua puasa tersebut hukumnya wajib. Pendapat ini tidak benar dan bertentangan dengan ajaran Islam.

  • Menjadikan Puasa Arafah dan Tarwiyah sebagai Syarat Haji

    Ada pula yang berpendapat bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan syarat sah haji. Padahal, tidak ada dalil yang menyatakan bahwa kedua puasa tersebut merupakan syarat haji. Haji tetap sah meskipun tidak melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah.

Menghindari bid’ah dalam pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah sangat penting. Hal ini karena bid’ah dapat merusak ibadah dan bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, umat Islam harus berhati-hati dan memastikan bahwa ibadah puasa Arafah dan Tarwiyah yang dilakukan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Sejarah

Sejarah merupakan aspek penting dalam kajian tentang puasa Arafah dan Tarwiyah. Memahami sejarah dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang asal-usul, perkembangan, dan praktik ibadah ini sepanjang waktu.

  • Asal-Usul

    Puasa Arafah dan Tarwiyah sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Beliau berpuasa pada hari Arafah untuk memohon ampunan dan perlindungan Allah SWT. Pada masa Rasulullah SAW, puasa ini menjadi sunnah yang dianjurkan.

  • Praktik pada Masa Sahabat

    Para sahabat Nabi SAW banyak yang melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Mereka berpuasa untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan memperoleh keutamaannya.

  • Perkembangan Sepanjang Masa

    Praktik puasa Arafah dan Tarwiyah terus berkembang sepanjang masa. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, puasa Tarwiyah mulai disyariatkan sebagai sunnah yang dianjurkan.

  • Pengaruh Budaya

    Dalam perjalanannya, puasa Arafah dan Tarwiyah juga dipengaruhi oleh budaya setempat. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat tradisi berziarah ke makam orang tua atau kerabat pada hari Arafah.

Memahami sejarah puasa Arafah dan Tarwiyah dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ibadah ini. Sejarah menunjukkan bahwa puasa ini memiliki akar yang kuat dalam tradisi Islam dan telah dipraktikkan oleh umat Islam selama berabad-abad. Selain itu, sejarah juga menunjukkan bahwa praktik puasa Arafah dan Tarwiyah dapat bervariasi tergantung pada waktu dan tempat, dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial.

Pertanyaan Umum tentang Puasa Arafah dan Tarwiyah

Pertanyaan umum ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang puasa Arafah dan Tarwiyah, termasuk keutamaannya, tata cara pelaksanaannya, dan hal-hal yang harus dihindari.

Pertanyaan 1: Apa keutamaan puasa Arafah dan Tarwiyah?

Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sedangkan puasa Tarwiyah menghapus dosa dua tahun.

Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah?

Puasa Arafah dan Tarwiyah dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah?

Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sedangkan puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Pertanyaan 4: Hal-hal apa yang membatalkan puasa Arafah dan Tarwiyah?

Hal-hal yang membatalkan puasa Arafah dan Tarwiyah antara lain makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, memasukkan sesuatu ke dalam rongga tubuh, dan berhubungan suami istri.

Pertanyaan 5: Apa saja sunnah yang dianjurkan saat puasa Arafah dan Tarwiyah?

Sunnah yang dianjurkan saat puasa Arafah dan Tarwiyah antara lain memperbanyak doa, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.

Pertanyaan 6: Apa saja bid’ah yang harus dihindari saat puasa Arafah dan Tarwiyah?

Bid’ah yang harus dihindari saat puasa Arafah dan Tarwiyah antara lain menentukan waktu puasa secara khusus, mengkhususkan makanan tertentu, menganggap puasa Arafah dan Tarwiyah sebagai wajib, dan menjadikan puasa Arafah dan Tarwiyah sebagai syarat haji.

Demikian beberapa pertanyaan umum tentang puasa Arafah dan Tarwiyah. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan benar dan memperoleh keutamaannya.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat puasa Arafah dan Tarwiyah, serta bagaimana puasa ini dapat membantu kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Tips Melaksanakan Puasa Arafah dan Tarwiyah

Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Untuk memperoleh keutamaan tersebut, penting untuk melaksanakan puasa dengan benar dan sesuai dengan sunnah. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

Tip 1: Niat dengan Ikhlas
Niatkan puasa Arafah dan Tarwiyah karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau hal-hal lainnya.

Tip 2: Menahan Diri dari Makan dan Minum
Puasa Arafah dan Tarwiyah dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Tip 3: Memperbanyak Doa dan Dzikir
Manfaatkan waktu puasa untuk memperbanyak doa dan dzikir, terutama pada waktu-waktu mustajab.

Tip 4: Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan saat melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah.

Tip 5: Bersedekah
Bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan dapat menambah pahala puasa.

Tip 6: Menjaga Lisan dan Perbuatan
Saat berpuasa, hendaknya menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang diharamkan.

Tip 7: Hindari Bid’ah
Hindari melakukan bid’ah dalam pelaksanaan puasa Arafah dan Tarwiyah, seperti menentukan waktu puasa secara khusus atau mengkhususkan makanan tertentu.

Dengan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan benar dan sesuai sunnah, diharapkan dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang besar dari ibadah ini. Keutamaan tersebut antara lain menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tips-tips di atas dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan sebaik-baiknya. Dengan melaksanakan puasa dengan ikhlas dan sesuai sunnah, diharapkan dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang besar dari ibadah ini.

Kesimpulan

Puasa Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Kedua puasa ini memiliki hukum sunnah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sedangkan puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Dengan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah, diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, puasa ini juga dapat melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Marilah kita melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah dengan benar dan sesuai dengan sunnah, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang besar dari ibadah ini. Dengan melaksanakan puasa dengan ikhlas dan sesuai sunnah, diharapkan dapat memperoleh keutamaan dan manfaat yang besar dari ibadah ini.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru