Puasa Arafah atau Puasa Arafah Ru’maysho adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum hari raya Idul Adha. Puasa ini dikerjakan oleh umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Arafah.
Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, serta dilipatgandakan pahalanya. Puasa ini juga dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak mampu melaksanakannya.
Puasa Arafah pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada tahun 10 Hijriyah, saat beliau sedang melaksanakan ibadah haji. Sejak saat itu, puasa Arafah menjadi salah satu ibadah sunnah yang banyak dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai puasa Arafah, mulai dari tata cara pelaksanaannya, keutamaannya, hingga hikmah yang terkandung di dalamnya.
Puasa Arafah Ru’maysho
Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Untuk memahami puasa Arafah secara lebih mendalam, berikut adalah 8 aspek penting yang perlu diketahui:
- Hukum: Sunnah
- Waktu: Tanggal 9 Dzulhijjah
- Tata cara: Berniat puasa sebelum fajar
- Keutamaan: Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang
- Hikmah: Melatih kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT
- Sunnah sebelum puasa: Mandi, memakai wangi-wangian, dan memperbanyak doa
- Sunnah setelah puasa: Memperbanyak sedekah dan takbir
- Orang yang tidak boleh puasa: Wanita hamil dan menyusui, orang sakit, dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh
Selain aspek-aspek tersebut, puasa Arafah juga memiliki nilai historis yang penting. Puasa Arafah pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada tahun 10 Hijriyah, saat beliau sedang melaksanakan ibadah haji. Sejak saat itu, puasa Arafah menjadi salah satu ibadah sunnah yang banyak dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Hukum
Puasa Arafah memiliki hukum sunnah, yang berarti ibadah ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan namun tidak wajib. Hukum sunnah ini memiliki beberapa aspek penting, di antaranya:
- Dianjurkan bagi semua Muslim
Puasa Arafah dianjurkan bagi seluruh umat Islam yang mampu menjalankannya, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda.
- Tidak wajib
Berbeda dengan ibadah haji atau puasa Ramadan, puasa Arafah tidak wajib dikerjakan. Namun, sangat dianjurkan untuk mengerjakannya karena memiliki banyak keutamaan dan pahala.
- Tidak berdosa jika tidak dikerjakan
Jika seseorang tidak mampu atau tidak sempat mengerjakan puasa Arafah, maka tidak berdosa. Namun, sangat disayangkan jika melewatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar.
- Pahala yang besar
Meskipun tidak wajib, pahala yang didapat dari puasa Arafah sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka dibandingkan pada hari Arafah.” (HR. Muslim).
Dengan memahami hukum sunnah puasa Arafah, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk mengerjakan ibadah ini dan meraih pahala yang besar dari Allah SWT.
Waktu
Waktu pelaksanaan puasa Arafah adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanggal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah puasa Arafah dan memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami:
- Hari ke-9 Dzulhijjah
Puasa Arafah dilakukan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yang dikenal juga sebagai Hari Arafah. Hari ini merupakan hari dimana umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
- Sebelum Hari Raya Idul Adha
Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Hari Raya Idul Adha merupakan hari dimana umat Islam merayakan ibadah haji dan menyembelih hewan kurban.
- Hari yang Mulia
Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari yang mulia bagi umat Islam. Pada hari ini, Allah SWT melipatgandakan pahala kebaikan dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.
- Hari untuk Berdoa dan Berzikir
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir. Umat Islam dapat memanjatkan doa-doa terbaiknya kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat.
Dengan memahami aspek-aspek penting dari tanggal 9 Dzulhijjah, diharapkan umat Islam dapat lebih mengoptimalkan ibadah puasa Arafah dan meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tata cara
Berniat puasa sebelum fajar merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara puasa Arafah. Niat merupakan syarat sahnya suatu ibadah, termasuk puasa. Niat puasa Arafah harus dilakukan sebelum masuk waktu subuh, yaitu sebelum terbitnya fajar.
- Waktu niat
Niat puasa Arafah dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah, sebelum masuk waktu subuh. Niat ini bisa dilakukan setelah shalat Isya atau sebelum tidur.
- Lafadz niat
Lafadz niat puasa Arafah adalah sebagai berikut: “Nawaitu shauma ‘Arafah sunnatan lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala.”
- Ketentuan niat
Niat puasa Arafah harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas karena Allah SWT. Niat juga harus diucapkan dengan hati, tidak harus diucapkan dengan lisan.
- Implikasi tidak berniat
Jika seseorang tidak berniat puasa Arafah sebelum fajar, maka puasanya tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa niat puasa sudah dilakukan dengan benar.
Dengan memahami tata cara niat puasa Arafah dengan benar, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa Arafah dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Keutamaan
Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Keutamaan ini sangat besar dan menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa Arafah dengan sungguh-sungguh. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait keutamaan ini:
- Penghapus dosa masa lalu
Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat selama setahun yang lalu. Ini merupakan kesempatan besar bagi umat Islam untuk bertaubat dan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang bersih.
- Penjaga dari dosa masa depan
Puasa Arafah juga menjadi penjaga dari dosa-dosa yang akan datang selama setahun ke depan. Ini karena puasa Arafah dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan seseorang, sehingga lebih terhindar dari perbuatan dosa.
- Khusus untuk puasa Arafah
Keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang hanya terdapat pada puasa Arafah. Puasa sunnah lainnya tidak memiliki keutamaan yang sama.
- Syarat menghapus dosa
Untuk mendapatkan keutamaan menghapus dosa, puasa Arafah harus dikerjakan dengan ikhlas karena Allah SWT dan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan memahami keutamaan puasa Arafah dalam menghapus dosa, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dan meraih ampunan serta ridha dari Allah SWT.
Hikmah
Puasa Arafah adalah ibadah yang melatih kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT. Hal ini dikarenakan saat berpuasa, umat Islam menahan diri dari makan dan minum selama kurang lebih 12 jam. Menahan rasa lapar dan haus bukanlah hal yang mudah, namun dengan berpuasa, umat Islam belajar untuk bersabar dan mengendalikan hawa nafsunya.
Selain itu, puasa Arafah juga mengajarkan umat Islam untuk taat kepada Allah SWT. Dengan menjalankan puasa sunnah ini, umat Islam menunjukkan ketaatannya kepada perintah Allah SWT. Ketaatan ini tidak hanya berwujud menahan makan dan minum, tetapi juga berwujud mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hikmah dari puasa Arafah dalam melatih kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam yang terbiasa bersabar dan taat saat berpuasa akan lebih mudah untuk bersabar dan taat dalam menghadapi cobaan dan godaan dunia. Dengan demikian, puasa Arafah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sunnah sebelum puasa
Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa, salah satunya dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Untuk memperoleh keutamaan tersebut, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan sebelum melaksanakan puasa Arafah, di antaranya mandi, memakai wangi-wangian, dan memperbanyak doa.
Mandi sebelum puasa Arafah memiliki makna membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Dengan mandi, diharapkan tubuh dan hati menjadi bersih dan suci, sehingga lebih siap untuk beribadah. Memakai wangi-wangian juga merupakan sunnah yang dianjurkan sebelum puasa Arafah. Hal ini bertujuan untuk menghormati ibadah puasa dan menjauhkan diri dari bau tidak sedap yang dapat mengganggu orang lain.
Selain itu, memperbanyak doa sebelum puasa Arafah juga sangat dianjurkan. Umat Islam dapat memanjatkan doa-doa terbaiknya kepada Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat, dan mendoakan kebaikan di dunia dan akhirat. Memperbanyak doa sebelum puasa Arafah menunjukkan kerendahan hati dan mengakui kebesaran Allah SWT.
Dengan menjalankan sunnah-sunnah sebelum puasa Arafah, seperti mandi, memakai wangi-wangian, dan memperbanyak doa, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah puasa Arafah. Sunnah-sunnah ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental, serta mempererat hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Sunnah setelah puasa
Ibadah puasa Arafah tidak hanya terbatas pada menahan diri dari makan dan minum saja, terdapat pula sunnah-sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan setelah melaksanakan puasa Arafah. Dua di antaranya adalah memperbanyak sedekah dan takbir. Sunnah-sunnah ini memiliki keutamaan dan hikmah tersendiri yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan umat Islam.
- Memperbanyak Sedekah
Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, terlebih pada waktu-waktu tertentu seperti setelah melaksanakan puasa Arafah. Sedekah dapat berupa harta benda, tenaga, maupun ilmu pengetahuan. Dengan bersedekah, umat Islam dapat membersihkan hartanya, melatih sifat dermawan, dan membantu sesama yang membutuhkan.
- Mengucapkan Takbir
Takbir adalah kalimat yang mengagungkan Allah SWT, yaitu “Allahu Akbar”. Mengucapkan takbir setelah melaksanakan puasa Arafah merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan ampunan yang telah diberikan. Takbir juga dapat membangkitkan semangat persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam.
Melaksanakan sunnah-sunnah setelah puasa Arafah, seperti memperbanyak sedekah dan takbir, dapat menjadi penyempurna ibadah puasa Arafah yang telah dikerjakan. Dengan menjalankan sunnah-sunnah ini, umat Islam dapat memperoleh keutamaan yang lebih besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, sunnah-sunnah ini juga memiliki manfaat sosial yang dapat memperkuat tali persaudaraan dan kebersamaan di antara umat Islam.
Orang yang tidak boleh puasa
Puasa Arafah merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan, namun tidak semua orang diperbolehkan untuk menjalankannya. Ada beberapa kelompok orang yang dibolehkan tidak berpuasa, di antaranya adalah wanita hamil dan menyusui, orang sakit, dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh.
Wanita hamil dan menyusui diperbolehkan tidak berpuasa karena kondisi fisik mereka yang membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Jika mereka memaksakan diri untuk berpuasa, maka dapat membahayakan kesehatan mereka dan juga kesehatan bayi mereka. Orang sakit juga diperbolehkan tidak berpuasa karena kondisi tubuh mereka yang sedang lemah. Berpuasa dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka dan menghambat proses penyembuhan.
Sementara itu, orang yang sedang dalam perjalanan jauh juga diperbolehkan tidak berpuasa. Hal ini karena perjalanan jauh dapat menyebabkan rasa lelah dan dehidrasi, sehingga berpuasa dapat membahayakan keselamatan mereka. Selain itu, orang yang sedang dalam perjalanan jauh biasanya juga kesulitan untuk mendapatkan makanan dan minuman, sehingga berpuasa akan semakin menyulitkan mereka.
Memahami kondisi-kondisi yang membuat seseorang diperbolehkan tidak berpuasa sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan. Jika seseorang memaksakan diri untuk berpuasa padahal tidak diperbolehkan, maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan terkait dengan puasa, termasuk kelompok orang yang diperbolehkan tidak berpuasa.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang mungkin dapat membantu:
Pertanyaan 1: Apa saja syarat sah puasa Arafah?
Jawaban: Syarat sah puasa Arafah adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam perjalanan jauh.
Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara niat puasa Arafah?
Jawaban: Niat puasa Arafah dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah, sebelum waktu subuh. Lafadz niatnya adalah “Nawaitu shauma ‘Arafah sunnatan lillahi ta’ala.” (Saya niat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala.)
Pertanyaan 3: Apa saja keutamaan puasa Arafah?
Jawaban: Keutamaan puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, dilipatgandakan pahalanya, dan dijauhkan dari siksa neraka.
Pertanyaan 4: Siapa saja yang tidak boleh berpuasa Arafah?
Jawaban: Orang yang tidak boleh berpuasa Arafah adalah wanita hamil dan menyusui, orang sakit, dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh.
Pertanyaan 5: Apa saja sunnah sebelum puasa Arafah?
Jawaban: Sunnah sebelum puasa Arafah adalah mandi, memakai wangi-wangian, dan memperbanyak doa.
Pertanyaan 6: Apa saja sunnah setelah puasa Arafah?
Jawaban: Sunnah setelah puasa Arafah adalah memperbanyak sedekah dan takbir.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar puasa Arafah. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ibadah sunnah ini.
Untuk pembahasan yang lebih mendalam, silakan lanjutkan membaca artikel berikutnya.
Tips Menjalankan Puasa Arafah dengan Sempurna
Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Untuk mendapatkan keutamaan tersebut secara maksimal, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan oleh umat Islam:
1. Niat dengan Ikhlas
Niat merupakan syarat sah puasa, termasuk puasa Arafah. Niatkan puasa hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari manusia.
2. Persiapkan Diri Secara Fisik
Puasa Arafah mengharuskan kita menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12 jam. Oleh karena itu, persiapkan diri secara fisik dengan makan sahur yang cukup dan istirahat yang cukup sebelum berpuasa.
3. Berdoa dan Berzikir
Perbanyak doa dan zikir selama berpuasa Arafah. Membaca Al-Qur’an dan berdoa memohon ampunan juga sangat dianjurkan.
4. Menjaga Perilaku
Meskipun tidak makan dan minum, umat Islam harus tetap menjaga perilaku dan tutur katanya selama berpuasa Arafah. Hindari berkata-kata kotor, bertengkar, atau melakukan perbuatan tercela lainnya.
5. Perbanyak Sedekah
Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan selama berpuasa Arafah. Bersedekah dapat membersihkan harta dan melatih sifat dermawan.
6. Membaca Takbir
Mengucapkan takbir (Allahu Akbar) setelah salat dan di waktu-waktu lainnya juga dianjurkan selama berpuasa Arafah.
7. Berdoa di Padang Arafah
Bagi yang melaksanakan ibadah haji, berdoa di Padang Arafah merupakan puncak dari rangkaian ibadah haji. Doa yang dipanjatkan di Padang Arafah diyakini lebih mudah dikabulkan.
8. Menjaga Kekhusyukan
Jagalah kekhusyukan ibadah puasa Arafah dari awal hingga akhir. Hindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi dan fokus beribadah.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan umat Islam dapat menjalankan puasa Arafah dengan sempurna dan mendapatkan keutamaan yang telah dijanjikan Allah SWT.
Tips-tips ini juga sejalan dengan tujuan dari puasa Arafah itu sendiri, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mengendalikan hawa nafsu.
Kesimpulan
Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar, yaitu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Untuk mendapatkan keutamaan tersebut, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, di antaranya:
- Tata cara puasa Arafah yang benar, yaitu dengan berniat sebelum fajar.
- Hikmah dari puasa Arafah, yaitu untuk melatih kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT.
- Sunnah-sunnah yang dianjurkan sebelum dan setelah puasa Arafah, seperti mandi, memakai wangi-wangian, memperbanyak doa, bersedekah, dan takbir.
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk kesatuan ibadah puasa Arafah. Tata cara yang benar menjadi syarat sah puasa, hikmahnya menjadi motivasi untuk melaksanakan puasa, dan sunnah-sunnahnya menjadi penyempurna ibadah puasa. Dengan memahami dan mengamalkan ketiga aspek ini dengan baik, diharapkan umat Islam dapat menjalankan puasa Arafah dengan sempurna dan mendapatkan keutamaannya secara maksimal.
Youtube Video:
