Shalat Idul Fitri Adalah

jurnal


Shalat Idul Fitri Adalah

Shalat Idul Fitri adalah shalat sunah yang dilaksanakan setelah matahari terbit pada hari raya Idul Fitri. Pelaksanaan shalat Idul Fitri dimulai dengan dua rakaat, diikuti dengan enam takbir dan diakhiri dengan khotbah.

Shalat Idul Fitri memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah mempererat tali silaturahmi sesama umat Muslim, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, serta sebagai bentuk syukur atas telah berakhirnya bulan Ramadan. Shalat Idul Fitri juga merupakan salah satu sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Secara historis, Shalat Idul Fitri pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada tahun pertama Hijriyah. Pada saat itu, Rasulullah SAW bersama para sahabat melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka di Madinah.

shalat idul fitri adalah

Shalat Idul Fitri adalah salah satu ibadah penting yang dilaksanakan oleh umat Islam setelah melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Shalat Idul Fitri memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui dan dipahami, di antaranya:

  • Hukum: Sunnah muakkadah
  • Waktu: Setelah matahari terbit pada hari raya Idul Fitri
  • Tempat: Lapangan terbuka atau masjid
  • Rakaat: Dua rakaat
  • Khutbah: Setelah shalat
  • Takbir: Enam kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua
  • Niat: Mengerjakan shalat Idul Fitri
  • Sunnah: Mandi, memakai wewangian, dan berangkat ke tempat shalat lebih awal
  • Keutamaan: Mempererat tali silaturahmi, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai bentuk syukur
  • Sejarah: Pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada tahun pertama Hijriyah

Sepuluh aspek tersebut merupakan hal-hal penting yang perlu diketahui dan dipahami mengenai Shalat Idul Fitri. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah Shalat Idul Fitri yang kita laksanakan.

Hukum

Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Namun, jika tidak dikerjakan, tidak berdosa. Ada beberapa alasan mengapa Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah, di antaranya:

  • Merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Shalat Idul Fitri merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang melaksanakan Shalat Idul Fitri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Merupakan sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Shalat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah, sehingga dapat menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Dalam Shalat Idul Fitri, umat Islam berkumpul bersama, saling bermaaf-maafan, dan memanjatkan doa bersama.
  • Merupakan bentuk syukur atas nikmat Allah SWT. Shalat Idul Fitri juga merupakan bentuk syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
  • Merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Shalat Idul Fitri memiliki banyak keutamaan, di antaranya: pahalanya yang besar, diampuni dosanya, dan dikabulkan doanya.

Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Meskipun hukumnya sunnah muakkadah, namun sangat disayangkan jika kita meninggalkannya.

Waktu

Waktu pelaksanaan Shalat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit pada hari raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Waktu shalat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Waktu pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang setelah matahari terbit memiliki hikmah dan makna yang mendalam. Pertama, waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan sesama umat Islam. Kedua, waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk memanjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT. Ketiga, waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk merenungi kembali ibadah puasa yang telah dilaksanakan selama bulan Ramadan.

Dalam praktiknya, Shalat Idul Fitri biasanya dilaksanakan pada pukul 07.00 atau 08.00 waktu setempat. Umat Islam berkumpul di masjid atau lapangan terbuka untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri secara berjamaah. Setelah shalat, biasanya dilanjutkan dengan khotbah Idul Fitri yang berisi pesan-pesan moral dan keagamaan.

Memahami waktu pelaksanaan Shalat Idul Fitri sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami waktu tersebut, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan khusyuk dan penuh makna.

Tempat

Dalam ajaran Islam, Shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan di dua tempat, yaitu lapangan terbuka atau masjid. Pemilihan tempat ini memiliki beberapa pertimbangan dan implikasi yang perlu dipahami dalam pelaksanaan Shalat Idul Fitri.

  • Lapangan terbuka (shafa)

    Lapangan terbuka merupakan tempat yang umum digunakan untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat. Lapangan terbuka dipilih karena dapat menampung jumlah jamaah yang besar, sehingga memungkinkan seluruh umat Islam dapat melaksanakan Shalat Idul Fitri secara bersama-sama. Salat Id berjama’ah di lapangan merupakan sunnah Rasulullah SAW yang perlu dilestarikan.

  • Masjid

    Selain lapangan terbuka, masjid juga merupakan tempat yang diperbolehkan untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri. Masjid dipilih sebagai tempat Shalat Idul Fitri karena merupakan tempat yang suci dan memiliki fasilitas yang memadai, seperti tempat wudu dan toilet. Pelaksanaan Shalat Id di masjid juga lebih praktis, terutama ketika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melaksanakan Shalat Id di lapangan terbuka.

  • Pertimbangan pemilihan tempat

    Pemilihan tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri, baik di lapangan terbuka maupun di masjid, perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti jumlah jamaah, kondisi cuaca, dan ketersediaan fasilitas. Jika jumlah jamaah sangat banyak, maka lapangan terbuka lebih tepat digunakan. Namun, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, seperti hujan atau angin kencang, maka masjid dapat menjadi pilihan.

  • Implikasi tempat pelaksanaan

    Tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri juga memiliki implikasi terhadap pelaksanaan Shalat Idul Fitri itu sendiri. Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di lapangan terbuka biasanya lebih khusyuk dan terasa lebih semarak karena dilaksanakan di alam terbuka. Sementara itu, Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di masjid biasanya lebih praktis dan tertib karena dilaksanakan di dalam ruangan yang tertutup.

Dengan memahami pertimbangan dan implikasi tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri, umat Islam dapat memilih tempat yang tepat untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Rakaat

Shalat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat, yang merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaannya. Dua rakaat ini memiliki beberapa komponen dan implikasi yang perlu dipahami.

  • Jumlah rakaat
    Shalat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat, tidak boleh lebih atau kurang.
  • Tata cara rakaat pertama
    Pada rakaat pertama, terdapat enam kali takbir, yaitu takbiratul ihram, lima takbir setelah membaca Surat Al-Fatihah, dan takbir sebelum rukuk.
  • Tata cara rakaat kedua
    Pada rakaat kedua, terdapat lima kali takbir, yaitu takbir setelah bangkit dari rukuk, tiga takbir setelah membaca Surat Al-Fatihah, dan takbir sebelum salam.
  • Keutamaan dua rakaat
    Melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan dua rakaat sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan memiliki banyak keutamaan, seperti diampuni dosanya dan dikabulkan doanya.

Dengan memahami aspek rakaat dalam Shalat Idul Fitri, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan benar dan khusyuk, sehingga memperoleh keberkahan dan pahala yang besar.

Khutbah

Khutbah merupakan salah satu bagian penting dari Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan setelah shalat. Khutbah ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui dan dipahami.

  • Isi khutbah

    Isi khutbah Shalat Idul Fitri umumnya berisi tentang ajaran-ajaran Islam, seperti tauhid, akhlak, dan ibadah. Khutbah juga dapat berisi tentang peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat.

  • Syarat dan rukun khutbah

    Khutbah Shalat Idul Fitri memiliki beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi, seperti harus disampaikan oleh seorang khatib yang memenuhi syarat, disampaikan dalam bahasa Arab, dan disampaikan di hadapan jamaah yang berjumlah minimal 40 orang.

  • Hikmah khutbah

    Khutbah Shalat Idul Fitri memiliki beberapa hikmah, di antaranya adalah untuk mengingatkan umat Islam tentang ajaran-ajaran Islam, untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, dan untuk memberikan motivasi kepada umat Islam untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

  • Contoh khutbah

    Berikut ini adalah contoh khutbah Shalat Idul Fitri: “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Semoga ibadah puasa yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan menjadi bekal kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.” (Diikuti dengan isi khutbah lainnya)

Dengan memahami aspek-aspek khutbah Shalat Idul Fitri, diharapkan umat Islam dapat lebih menghayati dan mengambil manfaat dari khutbah tersebut. Khutbah yang baik dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam.

Takbir

Salah satu aspek penting dalam Shalat Idul Fitri adalah takbir, yaitu pengagungan kepada Allah SWT. Takbir diucapkan sebanyak enam kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Berikut adalah beberapa aspek terkait takbir dalam Shalat Idul Fitri:

  • Posisi Takbir

    Takbir diucapkan dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga, dengan posisi berdiri tegak.

  • Lafadz Takbir

    Lafadz takbir yang diucapkan dalam Shalat Idul Fitri adalah “Allahu Akbar”.

  • Waktu Takbir

    Takbir diucapkan pada waktu-waktu tertentu dalam Shalat Idul Fitri, yaitu setelah takbiratul ihram, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dan sebelum rukuk pada rakaat pertama; serta setelah bangkit dari rukuk, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dan sebelum salam pada rakaat kedua.

  • Hikmah Takbir

    Takbir dalam Shalat Idul Fitri memiliki beberapa hikmah, di antaranya adalah untuk mengagungkan Allah SWT, untuk menunjukkan kegembiraan dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT, dan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah.

Dengan memahami aspek-aspek takbir dalam Shalat Idul Fitri, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan benar dan khusyuk, sehingga memperoleh keberkahan dan pahala yang besar.

Niat

Niat merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipenuhi, begitu pula pada Shalat Idul Fitri. Niat adalah menyengaja di dalam hati untuk mengerjakan suatu ibadah. Niat shalat Idul Fitri diucapkan secara lisan maupun dalam hati sebelum takbiratul ihram. Adapun lafaz niatnya adalah sebagai berikut:

Usholli sunnatal ‘Idi fithri rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Niat mengerjakan Shalat Idul Fitri memiliki peran yang sangat penting karena menjadi penentu sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Oleh karena itu, pastikan untuk mengucapkan niat sebelum memulai shalat.

Selain itu, niat juga menjadi pembeda antara Shalat Idul Fitri dengan shalat-shalat lainnya. Sebab, setiap shalat memiliki niat yang berbeda-beda. Dengan adanya niat, maka ibadah yang kita kerjakan akan lebih terarah dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Dengan memahami pentingnya niat dalam Shalat Idul Fitri, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan benar dan khusyuk. Sehingga, ibadah yang dikerjakan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sunnah

Dalam pelaksanaan Shalat Idul Fitri, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Tiga di antaranya adalah mandi, memakai wewangian, dan berangkat ke tempat shalat lebih awal. Ketiga sunnah ini memiliki makna dan hikmah yang mendalam.

  • Mandi

    Mandi sebelum Shalat Idul Fitri disunnahkan untuk membersihkan diri dari hadas dan kotoran. Mandi juga merupakan simbol kesucian dan kesiapan untuk menghadap Allah SWT dalam ibadah.

  • Memakai wewangian

    Memakai wewangian sebelum Shalat Idul Fitri disunnahkan untuk memberikan aroma yang harum dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan.

  • Berangkat ke tempat shalat lebih awal

    Berangkat ke tempat shalat lebih awal disunnahkan untuk menghindari berdesak-desakan dan mendapatkan tempat yang baik. Hal ini juga menunjukkan kesungguhan dan antusiasme dalam melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri.

Melaksanakan ketiga sunnah tersebut tidak hanya dianjurkan, tetapi juga dapat menambah kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah Shalat Idul Fitri. Dengan memahami makna dan hikmah dari sunnah-sunnah ini, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan sebaik-baiknya.

Keutamaan

Shalat Idul Fitri tidak hanya memiliki hukum yang sunnah muakkadah, tetapi juga memiliki banyak keutamaan. Tiga di antaranya adalah mempererat tali silaturahmi, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

  • Mempererat tali silaturahmi

    Shalat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah, sehingga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam. Dalam Shalat Idul Fitri, umat Islam berkumpul bersama, saling bermaaf-maafan, dan memanjatkan doa bersama.

  • Meningkatkan ketakwaan

    Pelaksanaan Shalat Idul Fitri juga dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini karena Shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang dilakukan setelah melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Dengan melaksanakan Shalat Idul Fitri, umat Islam menunjukkan rasa syukur dan kepatuhan kepada Allah SWT.

  • Sebagai bentuk syukur

    Shalat Idul Fitri juga merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan kesempatan yang telah diberikan selama bulan Ramadan. Dengan melaksanakan Shalat Idul Fitri, umat Islam mengungkapkan rasa terima kasih dan harapan kepada Allah SWT atas segala kebaikan yang telah diterima.

Keutamaan-keutamaan Shalat Idul Fitri ini dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan memahami keutamaan-keutamaan tersebut, diharapkan umat Islam dapat semakin meningkatkan kualitas ibadah Shalat Idul Fitri dan meraih keberkahan serta pahala yang besar dari Allah SWT.

Sejarah

Sejarah pelaksanaan Shalat Idul Fitri memiliki kaitan yang erat dengan sosok Rasulullah SAW dan peristiwa penting pada tahun pertama Hijriyah. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait sejarah Shalat Idul Fitri:

  • Waktu Pelaksanaan

    Shalat Idul Fitri pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada pagi hari setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu pada tanggal 1 Syawal tahun pertama Hijriyah.

  • Tempat Pelaksanaan

    Pelaksanaan Shalat Idul Fitri pertama kali dilakukan di lapangan terbuka di Madinah, yang dikenal sebagai Musala Id.

  • Tata Cara Pelaksanaan

    Tata cara Shalat Idul Fitri yang dilakukan Rasulullah SAW pada saat itu sama seperti yang dilakukan pada saat ini, yaitu dilaksanakan dengan dua rakaat dan diikuti dengan khutbah.

  • Tujuan Pelaksanaan

    Tujuan dilaksanakannya Shalat Idul Fitri adalah untuk merayakan kemenangan umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.

Sejarah pelaksanaan Shalat Idul Fitri oleh Rasulullah SAW pada tahun pertama Hijriyah menunjukkan bahwa ibadah ini merupakan bagian dari ajaran Islam yang telah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri hingga saat ini masih terus dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai wujud rasa syukur dan kemenangan atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa.

Pertanyaan Umum tentang Shalat Idul Fitri

Bagian ini berisi kumpulan pertanyaan umum dan jawabannya seputar Shalat Idul Fitri untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ibadah penting ini.

Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Hukum Shalat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Shalat Idul Fitri dilaksanakan setelah matahari terbit pada hari raya Idul Fitri.

Pertanyaan 3: Di mana tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan di lapangan terbuka atau masjid.

Pertanyaan 4: Berapa rakaat Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Shalat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat.

Pertanyaan 5: Apakah ada khutbah setelah Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Ya, setelah Shalat Idul Fitri terdapat khutbah yang berisi pesan-pesan moral dan keagamaan.

Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan melaksanakan Shalat Idul Fitri?

Jawaban: Keutamaan Shalat Idul Fitri antara lain: mempererat tali silaturahmi, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Pertanyaan-pertanyaan umum dan jawabannya di atas memberikan gambaran yang lebih jelas tentang berbagai aspek Shalat Idul Fitri. Dengan memahaminya, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan Shalat Idul Fitri agar dapat dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat.

Tips Melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan Khusyuk

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang khusyuk dapat memberikan dampak positif bagi spiritualitas dan keimanan kita. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencapai kekhusyukan dalam Shalat Idul Fitri:

1. Persiapan Diri
Istirahat yang cukup dan makan secukupnya sebelum melaksanakan Shalat Idul Fitri agar kondisi fisik dan mental tetap prima.

2. Datang Tepat Waktu
Berangkatlah ke tempat shalat lebih awal untuk mendapatkan posisi yang baik dan menghindari keramaian yang berlebihan.

3. Berpakaian Rapi dan Bersih
Shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang istimewa, oleh karena itu gunakan pakaian yang rapi, bersih, dan sopan.

4. Menjaga Konsentrasi
Minimalkan gangguan selama shalat dengan mematikan atau menonaktifkan ponsel dan fokus pada bacaan dan gerakan shalat.

5. Tadabbur Makna
Renungkan makna bacaan dan khutbah Shalat Idul Fitri untuk meningkatkan kekhusyukan dan pemahaman spiritual.

6. Berdoa dengan Sungguh-sungguh
Panjatkan doa-doa terbaik pada saat shalat, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat Islam secara keseluruhan.

7. Bertakbir dengan Lancar
Latihlah takbir dengan baik dan benar agar pelaksanaannya dapat dilakukan dengan lancar dan penuh penghayatan.

8. Menjaga Adab
Hormati sesama jamaah dengan menjaga ketertiban dan ketenangan selama pelaksanaan Shalat Idul Fitri.

Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan kita dapat melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan khusyuk dan penuh makna. Kekhusyukan dalam beribadah akan membawa ketenangan hati, meningkatkan keimanan, dan melapangkan jalan menuju ampunan dan ridha Allah SWT.

Tips-tips ini juga menjadi bekal penting untuk bagian akhir artikel kita, yaitu pembahasan tentang manfaat dan hikmah melaksanakan Shalat Idul Fitri dengan khusyuk.

Kesimpulan

Shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang memiliki banyak aspek penting, mulai dari hukumnya yang sunnah muakkadah hingga keutamaannya yang agung. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang tepat waktu, di tempat yang sesuai, dengan tata cara yang benar, dan diiringi dengan kekhusyukan akan memberikan manfaat yang besar bagi setiap muslim. Selain sebagai bentuk syukur atas telah berakhirnya ibadah puasa Ramadan, Shalat Idul Fitri juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi, meningkatkan ketakwaan, dan memperoleh ampunan dari Allah SWT.

Oleh karena itu, marilah kita laksanakan Shalat Idul Fitri dengan sebaik-baiknya, baik secara lahir maupun batin. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan keberkahan serta limpahan rahmat-Nya kepada kita semua.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru