Shalat Tarawih Sunnah Atau Wajib

jurnal


Shalat Tarawih Sunnah Atau Wajib

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Shalat ini dilakukan pada malam hari, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak. Shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid atau musala, dan terdiri dari 8 hingga 20 rakaat.

Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Muslim, dan sebagai sarana untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Dalam sejarahnya, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 bulan Ramadhan.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat tarawih, mulai dari sejarahnya, hukumnya, tata cara pelaksanaannya, serta manfaat dan keutamaannya. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang ibadah shalat tarawih, sehingga kita dapat semakin semangat untuk mengerjakannya selama bulan Ramadhan.

Shalat Tarawih Sunnah atau Wajib

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Shalat ini memiliki banyak aspek penting yang perlu dipahami, di antaranya:

  • Hukum shalat tarawih: sunnah muakkad
  • Waktu pelaksanaan: setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak
  • Jumlah rakaat: 8 hingga 20 rakaat
  • Tata cara pelaksanaan: sama seperti shalat sunnah lainnya
  • Keutamaan shalat tarawih: menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi
  • Sejarah shalat tarawih: pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 bulan Ramadhan
  • Bid’ah dalam shalat tarawih: menambah jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat atau mengerjakannya secara berjamaah dengan imam yang membaca surat-surat panjang
  • Shalat witir setelah tarawih: sunnah muakkad
  • Keistimewaan shalat tarawih pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan: diyakini sebagai waktu dikabulkannya doa

Memahami aspek-aspek penting shalat tarawih sangat penting agar ibadah yang kita kerjakan sesuai dengan tuntunan syariat dan memperoleh keutamaan yang diharapkan. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa belajar dan mengamalkan shalat tarawih dengan benar, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita.

Hukum shalat tarawih

Dalam konteks shalat tarawih sunnah atau wajib, hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hukum ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat tarawih, meskipun tidak mewajibkannya.

  • Pahalanya besar

    Shalat tarawih memiliki pahala yang besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Meningkatkan ketakwaan

    Shalat tarawih juga dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan mengerjakan shalat tarawih, kita menunjukkan ketaatan kita kepada Allah SWT dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT

    Shalat tarawih merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengerjakan shalat tarawih, kita dapat memperbanyak ibadah dan mempererat hubungan kita dengan Allah SWT.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Dengan mengerjakan shalat tarawih, kita dapat memperoleh pahala yang besar, meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha untuk mengerjakan shalat tarawih dengan ikhlas dan penuh kekhusyuan.

Waktu pelaksanaan

Shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam hari selama bulan Ramadhan. Waktu pelaksanaan shalat tarawih dimulai setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak. Waktu pelaksanaan ini memiliki kaitan yang erat dengan hukum shalat tarawih yang sunnah muakkad.

Karena shalat tarawih hukumnya sunnah muakkad, maka tidak ada kewajiban untuk mengerjakannya pada waktu tertentu. Namun, waktu pelaksanaan setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

  • Waktu setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak adalah waktu di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk shalat sunnah seperti tarawih.
  • Pada waktu tersebut, biasanya masjid-masjid ramai dikunjungi oleh jamaah, sehingga dapat mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antar sesama umat Islam.
  • Shalat tarawih yang dikerjakan pada waktu setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak dapat membantu melatih kesabaran dan ketahanan fisik, karena shalat tarawih biasanya terdiri dari banyak rakaat.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa waktu pelaksanaan shalat tarawih setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak memiliki peran penting dalam mengoptimalkan ibadah shalat tarawih dan memperoleh keutamaannya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih pada waktu tersebut, meskipun hukumnya sunnah muakkad.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat shalat tarawih memiliki kaitan yang erat dengan hukum shalat tarawih yang sunnah muakkad. Karena hukumnya sunnah muakkad, maka tidak ada ketentuan jumlah rakaat yang mengikat dalam shalat tarawih.

  • Jumlah rakaat yang umum dikerjakan

    Meskipun tidak ada ketentuan yang mengikat, jumlah rakaat yang umum dikerjakan dalam shalat tarawih adalah 8 hingga 20 rakaat. Jumlah ini didasarkan pada praktik Nabi Muhammad SAW yang mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat pada malam pertama bulan Ramadhan, kemudian ditambah 2 rakaat setiap malam hingga mencapai 20 rakaat pada malam ke-23.

  • Kebebasan dalam menentukan jumlah rakaat

    Umat Islam bebas menentukan jumlah rakaat shalat tarawih yang akan dikerjakan, selama jumlahnya tidak kurang dari 8 rakaat dan tidak lebih dari 20 rakaat. Kebebasan ini memberikan keleluasaan bagi umat Islam untuk menyesuaikan jumlah rakaat dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.

  • Keutamaan mengerjakan 20 rakaat

    Meskipun tidak wajib, mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat memiliki keutamaan tersendiri. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, maka dosanya akan diampuni.

  • Shalat witir setelah tarawih

    Setelah mengerjakan shalat tarawih, disunnahkan untuk mengerjakan shalat witir sebanyak 3 rakaat. Shalat witir merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat Isya atau setelah shalat tarawih.

Dengan demikian, jumlah rakaat shalat tarawih yang dianjurkan adalah 8 hingga 20 rakaat, dengan keutamaan mengerjakan 20 rakaat. Umat Islam bebas menentukan jumlah rakaat yang akan dikerjakan, selama jumlahnya tidak kurang dari 8 rakaat dan tidak lebih dari 20 rakaat. Setelah mengerjakan shalat tarawih, disunnahkan untuk mengerjakan shalat witir sebanyak 3 rakaat.

Tata cara pelaksanaan

Shalat tarawih memiliki tata cara pelaksanaan yang sama seperti shalat sunnah lainnya. Hal ini dikarenakan shalat tarawih termasuk dalam kategori ibadah shalat sunnah. Tata cara pelaksanaan shalat sunnah, termasuk shalat tarawih, pada dasarnya terdiri dari beberapa gerakan dan bacaan yang dilakukan secara berurutan.

Adapun tata cara pelaksanaan shalat tarawih secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Memulai dengan niat shalat tarawih.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.
  4. Ruku.
  5. I’tidal.
  6. Sujud dua kali.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Sujud yang kedua.
  9. Duduk tasyahud akhir.
  10. Salam.

Dengan memahami tata cara pelaksanaan shalat sunnah, maka umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tata cara pelaksanaan yang sama ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat shalat tarawih termasuk dalam kategori ibadah shalat sunnah.

Keutamaan shalat tarawih

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi. Keutamaan-keutamaan ini menjadi salah satu alasan mengapa umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih selama bulan Ramadhan.

Shalat tarawih dapat menghapus dosa karena merupakan amalan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam menunjukkan ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT. Sebagai balasannya, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang mengerjakan shalat tarawih dengan ikhlas dan penuh kekhusyuan.

Selain menghapus dosa, shalat tarawih juga dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan merupakan sikap takut kepada Allah SWT yang disertai dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam dapat melatih ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal ini karena shalat tarawih merupakan ibadah yang menuntut kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan. Dengan demikian, shalat tarawih dapat membantu umat Islam untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Selain itu, shalat tarawih juga dapat mempererat silaturahmi antar sesama umat Islam. Biasanya, shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid-masjid. Hal ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk bertemu dan berinteraksi dengan sesama Muslim lainnya. Dengan demikian, shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk memperkuat ukhuwah islamiyah dan mempererat silaturahmi antar sesama umat Islam.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keutamaan shalat tarawih sebagai penghapus dosa, penambah ketakwaan, dan penguat silaturahmi merupakan alasan penting mengapa shalat tarawih dianjurkan untuk dikerjakan. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam dapat meraih keutamaan-keutamaan tersebut dan meningkatkan kualitas ibadahnya selama bulan Ramadhan.

Sejarah Shalat Tarawih

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Shalat ini memiliki sejarah yang panjang dan telah dipraktikkan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Menurut riwayat, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 bulan Ramadhan. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya melaksanakan shalat sebanyak 8 rakaat. Pada malam-malam berikutnya, jumlah rakaat shalat tarawih terus bertambah hingga mencapai 20 rakaat pada malam ke-27 Ramadhan.

Praktik shalat tarawih yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW kemudian diikuti oleh para sahabat dan umat Islam setelahnya. Seiring berjalannya waktu, shalat tarawih menjadi salah satu ibadah yang tidak dapat dipisahkan dari bulan Ramadhan. Shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid-masjid dan menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.

Dari sejarah shalat tarawih tersebut, dapat disimpulkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan karena telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih selama bulan Ramadhan agar dapat memperoleh keutamaan-keutamaan tersebut.

Bid’ah dalam Shalat Tarawih

Bid’ah dalam shalat tarawih adalah segala bentuk penambahan atau pengurangan dalam tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Salah satu bentuk bid’ah dalam shalat tarawih adalah menambah jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat atau mengerjakannya secara berjamaah dengan imam yang membaca surat-surat panjang.

Penambahan jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW yang hanya mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 hingga 20 rakaat. Sementara itu, mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah dengan imam yang membaca surat-surat panjang juga tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengerjakan shalat tarawih dengan membaca surat-surat pendek.

Bid’ah dalam shalat tarawih dapat menyebabkan kesesatan karena bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, umat Islam wajib menghindari segala bentuk bid’ah dalam shalat tarawih dan mengerjakannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Shalat witir setelah tarawih

Shalat witir setelah tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat witir merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat Isya atau setelah shalat tarawih, terdiri dari 3 rakaat.

  • Keutamaan Shalat Witir

    Shalat witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

    • Menutup ibadah malam dengan sempurna.
    • Menghilangkan kantuk dan rasa malas.
    • Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
  • Cara Mengerjakan Shalat Witir

    Shalat witir dikerjakan dengan 3 rakaat, dengan tata cara sebagai berikut:

    1. Niat shalat witir.
    2. Takbiratul ihram.
    3. Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek.
    4. Ruku.
    5. I’tidal.
    6. Sujud.
    7. Duduk di antara dua sujud.
    8. Sujud yang kedua.
    9. Duduk tasyahud akhir.
    10. Salam.
  • Waktu Pelaksanaan Shalat Witir

    Shalat witir dapat dikerjakan setelah shalat Isya atau setelah shalat tarawih, hingga menjelang waktu subuh.

  • Hukum Meninggalkan Shalat Witir

    Meninggalkan shalat witir hukumnya makruh, artinya tidak berdosa tetapi tidak dianjurkan. Sebaiknya tetap dikerjakan untuk mendapatkan keutamaannya.

Dengan memahami hukum, keutamaan, tata cara, waktu pelaksanaan, dan hukum meninggalkan shalat witir, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat witir dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Keistimewaan shalat tarawih pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Selain keutamaannya yang umum, seperti menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi, shalat tarawih juga memiliki keistimewaan tersendiri pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Malam-malam ganjil tersebut, khususnya malam ke-27, ke-29, dan ke-31, diyakini sebagai waktu dikabulkannya doa.

Keistimewaan ini menjadikan shalat tarawih pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagai salah satu ibadah yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Pada malam-malam tersebut, masjid-masjid biasanya dipenuhi oleh jamaah yang ingin memperbanyak ibadah dan memanjatkan doa-doa terbaiknya. Mereka berharap agar doa-doa yang dipanjatkan pada malam-malam tersebut dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

Beberapa contoh doa yang sering dipanjatkan pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah doa untuk pengampunan dosa, doa untuk kesehatan, doa untuk kelancaran rezeki, doa untuk kebahagiaan keluarga, dan doa-doa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Umat Islam percaya bahwa doa-doa yang dipanjatkan pada malam-malam tersebut memiliki kesempatan lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT karena merupakan waktu yang penuh dengan keberkahan dan ampunan.

Memahami keistimewaan shalat tarawih pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan dapat mendorong umat Islam untuk semakin bersemangat dalam mengerjakan ibadah tersebut. Dengan memperbanyak shalat tarawih dan memanjatkan doa-doa terbaik pada malam-malam tersebut, umat Islam berharap dapat memperoleh keberkahan, ampunan dosa, dan terkabulnya doa-doa mereka.

Pertanyaan Seputar Shalat Tarawih

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait shalat tarawih:

Pertanyaan 1: Apakah shalat tarawih wajib?

Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, tetapi tidak wajib.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?

Jumlah rakaat shalat tarawih tidak ditentukan secara pasti, namun umumnya dikerjakan antara 8 hingga 20 rakaat.

Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?

Shalat tarawih dikerjakan setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak.

Pertanyaan 4: Apakah boleh menambah rakaat shalat tarawih lebih dari 20 rakaat?

Menambah jumlah rakaat shalat tarawih lebih dari 20 rakaat hukumnya bid’ah, artinya tidak sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan 5: Apakah shalat witir dikerjakan setelah shalat tarawih?

Ya, shalat witir disunnahkan untuk dikerjakan setelah shalat tarawih, sebanyak 3 rakaat.

Pertanyaan 6: Apakah shalat tarawih memiliki keistimewaan pada malam tertentu?

Ya, shalat tarawih pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan diyakini sebagai waktu dikabulkannya doa.

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hukum, tata cara, dan keutamaan shalat tarawih. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat mengerjakan shalat tarawih, serta dampak positifnya bagi kehidupan pribadi dan sosial.

Tips Mengoptimalkan Ibadah Shalat Tarawih

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Untuk mengoptimalkan ibadah shalat tarawih, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

Niatkan dengan Ikhlas: Niatkan shalat tarawih semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dilihat atau dipuji orang lain.

Berjamaah di Masjid: Shalat tarawih berjamaah di masjid dapat meningkatkan kekhusyuan dan kebersamaan antar sesama umat Islam.

Fokus dan Khusyuk: Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan shalat, seperti mengobrol atau bermain ponsel.

Perbanyak Bacaan Al-Qur’an: Manfaatkan waktu shalat tarawih untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, baik secara individu maupun berjamaah.

Berdoa dengan Penuh Harap: Panjatkan doa-doa terbaik di sepertiga malam terakhir, khususnya pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Istirahat yang Cukup: Pastikan untuk beristirahat yang cukup sebelum shalat tarawih agar dapat melaksanakan ibadah dengan optimal.

Jaga Kesehatan: Jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup, agar dapat menjalani ibadah shalat tarawih dengan baik.

Hindari Makanan Berat: Hindari mengonsumsi makanan berat sebelum shalat tarawih, agar tidak mengganggu kekhusyuan ibadah.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan ibadah shalat tarawih yang kita kerjakan dapat lebih optimal dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan pribadi dan sosial kita. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan ikhlas, khusyuk, dan berjamaah dapat meningkatkan ketakwaan, mempererat silaturahmi, dan menjadi sarana untuk menggapai ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang dampak positif shalat tarawih bagi kehidupan pribadi dan sosial, serta hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Kesimpulan

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan tetapi tidak wajib. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat silaturahmi.

Shalat tarawih memiliki beberapa keistimewaan, salah satunya pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Pada malam-malam tersebut, diyakini doa-doa yang dipanjatkan lebih mudah dikabulkan. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan doa pada malam-malam tersebut.

Shalat tarawih memberikan banyak hikmah dan manfaat, baik bagi kehidupan pribadi maupun sosial. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, mempererat tali silaturahmi, dan menumbuhkan semangat kebersamaan. Selain itu, shalat tarawih juga dapat menjadi sarana untuk memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru