Subhanal Malikil Quddus Tarawih adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari selama bulan Ramadan. Shalat ini terdiri dari 8 rakaat, dan biasanya dilakukan berjamaah di masjid.
Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah:
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
- Mendapat pahala yang besar
- Menghapus dosa-dosa
- Menambah keimanan
- Menjalin silaturahmi
Secara historis, Shalat Tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-13 bulan Ramadan. Beliau melaksanakan shalat ini sebanyak 8 rakaat, dan kemudian diamalkan oleh para sahabatnya.
Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Shalat ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Subhanal Malikil Quddus Tarawih
Shalat Tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Jumlah rakaat
- Waktu pelaksanaan
- Niat
- Tata cara
- Keutamaan
- Hukum
- Sunnah
- Bid’ah
- Sejarah
- Shalat witir
Kesepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan dalam pelaksanaan Shalat Tarawih. Memahami aspek-aspek tersebut akan membantu kita melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat dalam Shalat Tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Jumlah rakaat yang dilakukan akan mempengaruhi sah atau tidaknya Shalat Tarawih yang dijalankan.
- Minimal Rakaat
Jumlah rakaat minimal dalam Shalat Tarawih adalah 8 rakaat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat malam di bulan Ramadan adalah delapan rakaat.”
- Maksimal Rakaat
Tidak ada ketentuan maksimal rakaat dalam Shalat Tarawih. Namun, umumnya jumlah rakaat yang dilakukan adalah antara 8 hingga 20 rakaat. Hal ini dilakukan agar tidak memberatkan bagi jamaah.
- Jumlah Rakaat yang Dianjurkan
Jumlah rakaat yang dianjurkan dalam Shalat Tarawih adalah 11 rakaat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa beliau bersabda, “Siapa yang shalat pada malam Ramadan sebelas rakaat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
- Jumlah Rakaat yang Dilakukan Rasulullah SAW
Dalam pelaksanaan Shalat Tarawih, Rasulullah SAW biasanya melakukan 11 rakaat. Hal ini berdasarkan hadis Aisyah RA yang mengatakan, “Shalat malam yang dikerjakan Rasulullah SAW pada bulan Ramadan adalah sebelas rakaat, ditambah dengan shalat witir.”
Dengan memahami jumlah rakaat dalam Shalat Tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Semoga ibadah Shalat Tarawih yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan pahala yang berlimpah.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Shalat Tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Hal ini karena waktu pelaksanaan akan mempengaruhi sah atau tidaknya Shalat Tarawih yang dijalankan.
- Waktu Awal
Waktu awal pelaksanaan Shalat Tarawih adalah setelah shalat Isya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat malam di bulan Ramadan adalah setelah shalat Isya.”
- Waktu Akhir
Waktu akhir pelaksanaan Shalat Tarawih adalah sebelum masuk waktu shalat Subuh. Hal ini karena Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang tidak boleh dilakukan setelah masuk waktu shalat fardhu.
- Waktu Terbaik
Waktu terbaik untuk melaksanakan Shalat Tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat malam yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir.”
- Waktu Pelaksanaan di Masjid
Di masjid-masjid, Shalat Tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah setelah shalat Isya. Waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing masjid.
Dengan memahami waktu pelaksanaan Shalat Tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Semoga ibadah Shalat Tarawih yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan pahala yang berlimpah.
Niat
Niat merupakan aspek penting dalam ibadah Shalat Tarawih. Niat adalah tujuan atau kehendak hati untuk melakukan suatu ibadah. Dalam Shalat Tarawih, niat yang benar adalah mengharap ridha Allah SWT dan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW.
- Jenis-jenis Niat
Dalam Shalat Tarawih, terdapat dua jenis niat, yaitu niat muqayyad dan niat mutlaq. Niat muqayyad adalah niat yang menentukan jumlah rakaat Shalat Tarawih yang akan dikerjakan, misalnya niat untuk melaksanakan Shalat Tarawih 8 rakaat. Sedangkan niat mutlaq adalah niat yang tidak menentukan jumlah rakaat, misalnya niat untuk melaksanakan Shalat Tarawih saja.
- Waktu Niat
Niat Shalat Tarawih diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram. Niat tidak boleh diucapkan dengan lisan, karena dapat membatalkan shalat.
- Cara Mengucapkan Niat
Cara mengucapkan niat Shalat Tarawih adalah sebagai berikut: “Ushalli sunnatal Tarawih rak’ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Pentingnya Niat
Niat merupakan syarat sahnya Shalat Tarawih. Shalat Tarawih yang tidak disertai dengan niat yang benar tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Dengan memahami aspek niat dalam Shalat Tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Semoga ibadah Shalat Tarawih yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan pahala yang berlimpah.
Tata Cara
Tata cara Shalat Tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Tata cara Shalat Tarawih pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya, namun terdapat beberapa perbedaan, yaitu pada jumlah rakaat dan bacaan niat.
Jumlah rakaat Shalat Tarawih minimal adalah 8 rakaat, dan maksimal tidak ada batasan. Namun, yang paling dianjurkan adalah 11 rakaat, ditambah dengan shalat witir 3 rakaat. Adapun bacaan niat Shalat Tarawih adalah sebagai berikut:
Ushalli sunnatal Tarawih rak’ataini lillahi ta’ala.Artinya: “Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Tata cara Shalat Tarawih secara lengkap adalah sebagai berikut:
- Membaca niat dalam hati.
- Takbiratul ihram.
- Membaca doa iftitah.
- Membaca surat Al-Fatihah.
- Membaca surat atau ayat Al-Qur’an.
- Ruku.
- I’tidal.
- Sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua.
- Duduk tasyahud akhir.
- Membaca salam.
Dengan memahami tata cara Shalat Tarawih dengan baik, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk. Semoga ibadah Shalat Tarawih yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan pahala yang berlimpah.
Keutamaan
Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah:
- Mendapat pahala yang besar
- Menghapus dosa-dosa
- Menambah keimanan
- Menjalin silaturahmi
Keutamaan-keutamaan ini menjadi sebab mengapa umat Islam sangat antusias melaksanakan Shalat Tarawih pada bulan Ramadan. Shalat ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang melaksanakan Shalat Tarawih karena iman dan mengharap pahala dari-Ku, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Hadis ini menunjukkan bahwa Shalat Tarawih memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan.
Selain itu, Shalat Tarawih juga menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi antar sesama umat Islam. Ketika melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di masjid, kita akan bertemu dan berinteraksi dengan saudara-saudara kita sesama muslim. Hal ini dapat mempererat tali persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan Shalat Tarawih, kita semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah.
Hukum
Dalam Islam, hukum merupakan aturan dan ketentuan yang mengatur kehidupan manusia, baik dalam aspek ibadah maupun muamalah. Hukum dalam Shalat Tarawih memiliki peranan penting dalam menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dilakukan.
Hukum Shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat malam di bulan Ramadan adalah sunnah muakkadah.” Hukum sunnah muakkadah menunjukkan bahwa Shalat Tarawih merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Selain itu, Hukum Shalat Tarawih juga mengatur berbagai aspek dalam pelaksanaannya, seperti jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan tata cara pelaksanaannya. Dengan memahami Hukum Shalat Tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Sunnah
Sunnah adalah segala sesuatu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan beliau. Sunnah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam beribadah.
Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadan. Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa, menambah keimanan, dan menjalin silaturahmi. Pelaksanaan Shalat Tarawih tidak terlepas dari sunnah-sunnah Rasulullah SAW, baik dalam jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, maupun tata caranya.
Salah satu sunnah dalam Shalat Tarawih adalah melaksanakannya secara berjamaah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat malam di bulan Ramadan secara berjamaah lebih utama daripada shalat malam sendirian.” Sunnah lainnya adalah membaca surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali pada setiap rakaat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa beliau bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Al-Ikhlas pada setiap rakaat Shalat Tarawih, maka seolah-olah ia telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak sepuluh kali.”
Dengan memahami sunnah-sunnah dalam Shalat Tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Bid’ah
Bid’ah dalam konteks subhanal malikil quddus tarawih merupakan segala sesuatu yang baru dalam urusan agama yang tidak pernah diajarkan atau dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bid’ah dalam Shalat Tarawih dapat berupa penambahan atau pengurangan pada jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, tata cara pelaksanaan, atau hal-hal lainnya yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Berikut adalah beberapa aspek atau komponen bid’ah yang perlu diketahui:
- Ibadah Baru
Bid’ah yang paling jelas adalah ibadah yang sama sekali baru dan tidak pernah ada sebelumnya dalam ajaran Islam. Misalnya, melakukan shalat sunnah pada waktu-waktu yang tidak ditentukan oleh Rasulullah SAW.
- Penambahan atau Pengurangan Rakaat
Bid’ah juga dapat berupa penambahan atau pengurangan rakaat pada shalat sunnah yang sudah ada. Misalnya, menambah jumlah rakaat Shalat Tarawih menjadi 20 rakaat, padahal Rasulullah SAW hanya melaksanakan 11 rakaat.
- Tata Cara Baru
Bid’ah juga dapat berupa tata cara baru dalam melaksanakan shalat sunnah. Misalnya, membaca doa-doa atau wirid-wirid tertentu yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.
- Niat yang Salah
Bid’ah juga dapat berupa niat yang salah dalam melaksanakan shalat sunnah. Misalnya, melaksanakan Shalat Tarawih dengan niat untuk mendapatkan pujian atau riya.
Bid’ah dalam Shalat Tarawih dapat merusak ibadah kita dan menghilangkan pahala yang seharusnya kita dapatkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan menghindari segala bentuk bid’ah dalam ibadah kita, termasuk dalam Shalat Tarawih. Sebaiknya kita melaksanakan Shalat Tarawih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, agar ibadah kita diterima dan bernilai di sisi Allah SWT.
Sejarah
Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan “Subhanal Malikil Quddus Tarawih”. Sejarah dapat memberikan pemahaman tentang asal-usul, perkembangan, dan praktik Shalat Tarawih dari masa ke masa. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana Shalat Tarawih berkembang dan bagaimana bentuknya saat ini.
Salah satu aspek penting dalam sejarah Shalat Tarawih adalah penelusuran kembali praktik Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pertama kali melaksanakan Shalat Tarawih pada malam ke-23 bulan Ramadan. Beliau melaksanakan 8 rakaat secara berjamaah di Masjid Nabawi. Praktik ini kemudian diikuti oleh para sahabatnya, dan secara bertahap berkembang menjadi tradisi yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Sejarah juga mencatat adanya perkembangan dan perubahan dalam praktik Shalat Tarawih sepanjang waktu. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat Shalat Tarawih ditambah menjadi 20 rakaat. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, jumlah rakaat dikembalikan menjadi 8 rakaat sesuai dengan praktik Rasulullah SAW. Perkembangan dan perubahan ini menunjukkan bahwa Shalat Tarawih bersifat dinamis dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat pada masanya.
Memahami sejarah Shalat Tarawih memiliki manfaat praktis. Hal ini dapat membantu kita menghindari praktik-praktik bid’ah atau inovasi yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Dengan memahami sejarah, kita dapat melestarikan tradisi dan praktik Shalat Tarawih yang benar sesuai dengan ajaran Islam.
Shalat witir
Shalat witir merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan setelah Shalat Tarawih pada bulan Ramadan. Shalat witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa, menambah keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Pengertian
Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah Shalat Tarawih. Jumlah rakaatnya adalah ganjil, yaitu minimal 1 rakaat dan maksimal 11 rakaat.
- Tata Cara
Tata cara Shalat witir pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya. Namun, terdapat perbedaan pada jumlah rakaat dan bacaan niat. Bacaan niat Shalat witir adalah sebagai berikut: “Ushalli sunnatal witri rak’ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “Aku niat shalat sunnah witir dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Keutamaan
Shalat witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa, menambah keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang melaksanakan Shalat witir, maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
- Hukum
Hukum Shalat witir adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda, “Shalat witir adalah sunnah bagi setiap umat Islam.”
Dengan memahami aspek-aspek Shalat witir yang terkait dengan “Subhanal Malikil Quddus Tarawih”, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Pertanyaan Umum tentang Subhanal Malikil Quddus Tarawih
Pertanyaan Umum (FAQ) ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum dan mengklarifikasi aspek-aspek penting terkait ibadah “Subhanal Malikil Quddus Tarawih”.
Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan Shalat Tarawih?
Jawaban: Hukum Shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat Shalat Tarawih yang paling dianjurkan?
Jawaban: Jumlah rakaat Shalat Tarawih yang paling dianjurkan adalah 11 rakaat.
Pertanyaan 3: Apakah boleh menambah atau mengurangi jumlah rakaat Shalat Tarawih?
Jawaban: Tidak diperbolehkan menambah atau mengurangi jumlah rakaat Shalat Tarawih, karena hal tersebut termasuk bid’ah.
Pertanyaan 4: Apa keutamaan Shalat Tarawih?
Jawaban: Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa, menambah keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 5: Apakah boleh melaksanakan Shalat Tarawih secara sendirian?
Jawaban: Shalat Tarawih boleh dilaksanakan secara sendirian, namun lebih utama dilaksanakan secara berjamaah.
Pertanyaan 6: Bagaimana tata cara Shalat Tarawih?
Jawaban: Tata cara Shalat Tarawih pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya, namun terdapat perbedaan pada jumlah rakaat dan bacaan niat.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum yang berkaitan dengan ibadah “Subhanal Malikil Quddus Tarawih”. Dengan memahami aspek-aspek penting tersebut, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan Shalat Tarawih, sehingga kita dapat lebih memahami ibadah sunnah yang agung ini.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih
Untuk melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik dan benar, terdapat beberapa tips yang dapat kita terapkan:
1. Niat yang benar
Niatkanlah Shalat Tarawih karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya.
2. Khusyuk dan fokus
Berusahalah untuk khusyuk dan fokus selama melaksanakan Shalat Tarawih, hindari pikiran yang mengganggu.
3. Bacaan yang tartil
Bacalah ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil dan jelas, serta memahami artinya.
4. Rakaat yang sesuai sunnah
Laksanakan Shalat Tarawih dengan jumlah rakaat sesuai sunnah, yaitu 8 atau 11 rakaat.
5. Berjamaah di masjid
Utamakan melaksanakan Shalat Tarawih secara berjamaah di masjid untuk meraih keutamaan yang lebih besar.
6. Berdoa dengan sungguh-sungguh
Panjatkan doa-doa terbaik pada setiap rakaat Shalat Tarawih.
7. Menjaga silaturahmi
Gunakan momen Shalat Tarawih untuk mempererat silaturahmi dengan sesama umat Islam.
8. Menjaga kesehatan
Jagalah kesehatan dengan istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang sehat selama bulan Ramadan, agar dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik.
Dengan menerapkan tips-tips tersebut, kita dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan optimal dan meraih keutamaan yang terkandung di dalamnya. Shalat Tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan, karena dapat menghapus dosa, menambah keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang sejarah dan perkembangan Shalat Tarawih, sehingga kita dapat memahami lebih dalam tentang ibadah sunnah yang agung ini.
Kesimpulan
Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa, menambah keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat Tarawih juga memiliki sejarah dan perkembangan yang panjang, serta memiliki tata cara pelaksanaan yang khusus.
Salah satu aspek penting dalam Shalat Tarawih adalah niat yang benar. Niat yang benar adalah mengharap ridha Allah SWT dan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW. Selain itu, penting juga untuk melaksanakan Shalat Tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai dengan sunnah, yaitu 8 atau 11 rakaat. Shalat Tarawih juga sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid.
Dengan memahami aspek-aspek penting tersebut, kita dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT. Mari kita jadikan Shalat Tarawih sebagai salah satu ibadah utama kita selama bulan Ramadan, sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.