Zakat adalah ibadah wajib bagi umat Islam yang memiliki harta tertentu. Syarat dan rukun zakat harus dipenuhi agar zakat yang dikeluarkan sah. Contohnya, syarat wajib zakat adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, merdeka, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, zakat dapat membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir. Bagi penerima, zakat dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.
Salah satu perkembangan penting dalam sejarah zakat adalah ditetapkannya lembaga pengelola zakat, seperti Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Lembaga ini memudahkan umat Islam dalam menyalurkan zakat dan memastikan zakat yang terkumpul dapat disalurkan secara efektif dan tepat sasaran.
Syarat dan Rukun Zakat
Syarat dan rukun zakat merupakan aspek penting dalam ibadah zakat. Memenuhi syarat dan rukun zakat akan memastikan zakat yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah SWT.
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Merdeka
- Nisab
- Haul
- Harta
- Kepemilikan
- Penyaluran
- Niat
Syarat wajib zakat, yaitu Islam, baligh, berakal, dan merdeka, menunjukkan bahwa zakat hanya wajib bagi umat Islam yang sudah dewasa dan memiliki akal sehat. Nisab dan haul merupakan syarat terkait harta yang dizakatkan, yaitu harta yang sudah mencapai batas tertentu dan telah dimiliki selama satu tahun. Penyaluran zakat harus dilakukan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Niat yang ikhlas menjadi syarat sah zakat, karena zakat merupakan ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Islam
Islam merupakan syarat mutlak dalam zakat. Hanya umat Islam yang diwajibkan menunaikan zakat. Syarat ini menunjukkan bahwa zakat adalah bagian integral dari ajaran Islam, yang merupakan ibadah khusus bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait Islam dalam syarat dan rukun zakat:
- Pengakuan terhadap Keesaan Allah
Zakat merupakan bukti pengakuan terhadap keesaan Allah SWT. Dengan menunaikan zakat, umat Islam mengakui bahwa segala harta yang dimiliki berasal dari Allah dan wajib disucikan sebagian untuk diberikan kepada mereka yang berhak. - Keimanan pada Hari Akhir
Zakat juga merupakan wujud keimanan pada hari akhir. Umat Islam percaya bahwa harta yang dizakatkan akan dibalas dengan pahala yang berlimpah di akhirat nanti. - Solidaritas Sosial
Zakat memiliki peran penting dalam membangun solidaritas sosial di kalangan umat Islam. Dengan mendistribusikan sebagian harta kepada fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya, zakat membantu meringankan beban mereka dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera. - Pensucian Harta
Bagi umat Islam, zakat juga berfungsi sebagai sarana pensucian harta. Dengan mengeluarkan zakat, harta yang dimiliki menjadi lebih bersih dan berkah, terhindar dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan.
Dengan demikian, syarat Islam dalam zakat tidak hanya menunjukkan kewajiban ibadah, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam terkait pengakuan keimanan, solidaritas sosial, dan pensucian harta.
Baligh
Baligh merupakan salah satu syarat wajib zakat yang artinya sudah mencapai usia dewasa. Usia baligh menjadi penanda bahwa seseorang sudah memiliki akal yang sempurna dan bertanggung jawab atas perbuatannya, termasuk dalam hal ibadah zakat. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait baligh dalam syarat dan rukun zakat:
- Usia Kronologis
Secara umum, baligh dikaitkan dengan usia kronologis seseorang. Dalam fikih Islam, usia baligh bagi laki-laki adalah 15 tahun, sedangkan bagi perempuan adalah 9 tahun. - Tanda-tanda Fisik
Selain usia kronologis, baligh juga dapat ditandai dengan munculnya tanda-tanda fisik tertentu, seperti mimpi basah, tumbuhnya rambut kemaluan, dan perubahan suara pada laki-laki, serta menstruasi pada perempuan. - Kematangan Akal
Baligh juga menunjukkan kematangan akal, yaitu kemampuan berpikir dan membedakan baik dan buruk. Seseorang yang sudah baligh diharapkan memiliki pemahaman yang cukup tentang kewajiban zakat dan cara menunaikannya. - Tanggung Jawab Hukum
Dengan baligh, seseorang menjadi bertanggung jawab secara hukum atas perbuatannya, termasuk dalam hal ibadah zakat. Jika seseorang sudah baligh tetapi belum menunaikan zakat, maka ia berdosa dan wajib menggantinya.
Dengan demikian, syarat baligh dalam zakat menunjukkan bahwa zakat merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang sudah dewasa dan memiliki akal yang sempurna. Pemahaman tentang aspek-aspek baligh ini penting untuk memastikan terpenuhinya syarat wajib zakat sehingga ibadah zakat yang ditunaikan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.
Berakal
Berakal merupakan salah satu syarat wajib zakat yang sangat penting. Akal merupakan anugerah Allah SWT yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan akal, manusia dapat berpikir, memahami, dan membedakan baik dan buruk. Dalam konteks zakat, akal memiliki peran krusial dalam memahami kewajiban zakat dan cara menunaikannya.
Orang yang berakal sehat akan menyadari bahwa harta yang dimilikinya tidak hanya hak miliknya semata, tetapi juga terdapat hak orang lain di dalamnya. Akal akan mendorongnya untuk mengeluarkan zakat sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kepada sesama yang membutuhkan. Dengan demikian, akal menjadi syarat mutlak dalam zakat, karena tanpa akal, seseorang tidak dapat memahami dan melaksanakan kewajiban zakatnya.
Contoh nyata peran akal dalam syarat dan rukun zakat adalah ketika seseorang memiliki harta yang mencapai nisab dan telah memenuhi syarat haul. Jika orang tersebut berakal sehat, ia akan menyadari bahwa dirinya wajib mengeluarkan zakat dari hartanya tersebut. Akal akan membimbingnya untuk menghitung jumlah zakat yang harus dikeluarkan dan menyalurkannya kepada yang berhak.
Memahami hubungan antara berakal dan syarat dan rukun zakat sangat penting dalam praktik keagamaan. Hal ini akan membantu umat Islam untuk menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Dengan menunaikan zakat, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.
Merdeka
Merdeka merupakan salah satu syarat wajib zakat yang memiliki makna penting. Merdeka dalam konteks ini merujuk pada kondisi seseorang yang tidak dalam status perbudakan atau hamba sahaya. Syarat ini menunjukkan bahwa kewajiban zakat hanya berlaku bagi mereka yang memiliki kebebasan dan kemerdekaan penuh atas dirinya dan hartanya.
- Kebebasan dari Perbudakan
Syarat merdeka dalam zakat berarti seseorang tidak boleh dalam status perbudakan atau hamba sahaya. Dalam Islam, perbudakan dilarang dan setiap manusia memiliki hak asasi untuk hidup merdeka. - Kebebasan dari Utang
Selain bebas dari perbudakan, merdeka dalam syarat zakat juga berarti bebas dari utang. Seseorang yang memiliki utang yang belum lunas tidak wajib mengeluarkan zakat, kecuali jika utangnya telah mencapai nisab. - Kebebasan dari Tanggungan
Syarat merdeka juga mencakup kebebasan dari tanggungan atau kewajiban tertentu. Misalnya, seorang anak yang masih menjadi tanggungan orang tuanya tidak wajib mengeluarkan zakat. - Kebebasan dari Hambatan Hukum
Merdeka dalam syarat zakat juga berarti bebas dari hambatan hukum yang menghalangi seseorang untuk mengelola dan hartanya. Misalnya, seseorang yang dipenjara atau dicabut hak sipilnya tidak wajib mengeluarkan zakat.
Dengan demikian, syarat merdeka dalam zakat menunjukkan bahwa kewajiban zakat hanya berlaku bagi mereka yang memiliki kebebasan dan kemerdekaan penuh atas diri dan hartanya. Hal ini sejalan dengan prinsip keadilan dan persamaan dalam Islam, di mana setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan kemampuannya.
Nisab
Nisab merupakan salah satu syarat wajib zakat yang sangat penting. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Jika harta seseorang belum mencapai nisab, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika harta seseorang telah mencapai nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat.
Syarat nisab dalam zakat memiliki hikmah yang mendalam. Pertama, nisab berfungsi sebagai penanda kemampuan seseorang. Hanya orang yang memiliki harta yang cukup yang wajib mengeluarkan zakat. Hal ini menunjukkan bahwa zakat adalah ibadah yang bersifat sosial, di mana orang yang mampu membantu mereka yang kurang mampu.
Kedua, nisab melindungi harta orang yang kurang mampu. Jika nisab ditetapkan terlalu rendah, maka orang yang kurang mampu akan terbebani dengan kewajiban zakat. Sebaliknya, dengan menetapkan nisab yang wajar, orang yang kurang mampu dapat terhindar dari kewajiban zakat dan harta mereka dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam praktiknya, nisab zakat telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Untuk zakat maal (harta), nisabnya adalah senilai 85 gram emas atau setara dengan harga emas saat ini. Sementara itu, untuk zakat pertanian, nisabnya adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg.
Haul
Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang menjadi salah satu syarat wajib zakat. Menurut syariat Islam, harta yang wajib dizakatkan adalah harta yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih. Syarat haul ini memiliki hikmah yang mendalam dan memiliki hubungan yang erat dengan konsep syarat dan rukun zakat.
Pertama, syarat haul berfungsi untuk memastikan bahwa zakat dikeluarkan dari harta yang telah stabil dan produktif. Harta yang baru saja diperoleh atau belum mencapai haul biasanya masih bersifat fluktuatif dan belum tentu memberikan manfaat yang tetap. Dengan mewajibkan haul, zakat dapat dikeluarkan dari harta yang sudah mapan dan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi pemiliknya.
Kedua, syarat haul memberikan keringanan bagi orang yang memiliki harta yang sifatnya tidak tetap atau berfluktuasi. Misalnya, seorang pedagang yang memiliki keuntungan yang besar pada suatu tahun, tetapi belum tentu memperoleh keuntungan yang sama pada tahun berikutnya. Dengan adanya syarat haul, pedagang tersebut tidak diwajibkan mengeluarkan zakat dari keuntungannya pada tahun yang sedang merugi.
Dalam praktiknya, syarat haul diterapkan pada zakat maal (harta) dan zakat pertanian. Untuk zakat maal, haul dihitung sejak harta tersebut diperoleh atau dimiliki secara penuh. Sedangkan untuk zakat pertanian, haul dihitung sejak panen atau waktu pemanenan.
Harta
Harta merupakan salah satu unsur penting dalam syarat dan rukun zakat. Zakat wajib dikeluarkan dari harta yang memenuhi syarat tertentu, yang disebut dengan nisab. Nisab zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Misalnya, nisab zakat maal (harta) adalah senilai 85 gram emas, sedangkan nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg.
Syarat kepemilikan harta juga menjadi faktor penting dalam zakat. Harta yang wajib dizakatkan adalah harta yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih, yang disebut dengan haul. Hal ini menunjukkan bahwa zakat dikeluarkan dari harta yang sudah mapan dan produktif. Dengan demikian, harta yang baru saja diperoleh atau belum mencapai haul tidak wajib dizakatkan.
Dalam praktiknya, harta yang dizakatkan dapat berupa berbagai jenis, seperti uang, emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan saham. Zakat dari setiap jenis harta memiliki perhitungan dan ketentuan tersendiri. Pemahaman tentang jenis-jenis harta yang wajib dizakatkan sangat penting untuk memastikan bahwa zakat yang ditunaikan sesuai dengan ketentuan syariat.
Dengan memahami hubungan antara harta dan syarat dan rukun zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah mahdhah, tetapi juga memiliki peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi di masyarakat.
Kepemilikan
Kepemilikan memiliki hubungan yang erat dengan syarat dan rukun zakat. Salah satu syarat wajib zakat adalah memiliki harta yang mencapai nisab dan telah memenuhi haul. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakatkan, sedangkan haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang telah mencapai satu tahun atau lebih.
Kepemilikan menjadi komponen penting dalam syarat dan rukun zakat karena menunjukkan kemampuan seseorang untuk memenuhi kewajiban zakat. Harta yang dizakatkan adalah harta yang telah dimiliki secara penuh dan telah memenuhi syarat nisab dan haul. Dengan demikian, kepemilikan harta yang memenuhi syarat menjadi faktor penentu kewajiban zakat seseorang.
Contoh kepemilikan dalam syarat dan rukun zakat adalah kepemilikan harta berupa uang, emas, perak, hasil pertanian, dan hewan ternak. Seseorang yang memiliki harta jenis tersebut dan telah memenuhi nisab dan haul wajib mengeluarkan zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Pemahaman tentang hubungan antara kepemilikan dan syarat dan rukun zakat sangat penting dalam praktik keagamaan. Hal ini akan membantu umat Islam dalam menentukan apakah mereka wajib menunaikan zakat dan berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Dengan menjalankan zakat sesuai dengan ketentuan yang benar, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi di masyarakat.
Penyaluran
Penyaluran zakat merupakan salah satu aspek penting dalam syarat dan rukun zakat. Penyaluran zakat adalah proses pendistribusian harta zakat kepada golongan yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
- Penerima Zakat
Penyaluran zakat harus tepat sasaran, yaitu kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Golongan yang berhak menerima zakat telah disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. - Cara Penyaluran
Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui lembaga amil zakat. Penyaluran secara langsung dilakukan dengan memberikan zakat secara langsung kepada penerima yang berhak. Sementara itu, penyaluran melalui lembaga amil zakat dilakukan dengan menyerahkan zakat kepada lembaga yang mengelola dan menyalurkan zakat kepada penerima yang berhak. - Waktu Penyaluran
Waktu penyaluran zakat tidak ditentukan secara khusus dalam syariat Islam. Namun, disunnahkan untuk menyalurkan zakat secepatnya setelah zakat tersebut wajib dikeluarkan. Hal ini bertujuan agar zakat dapat segera dimanfaatkan oleh penerima yang berhak. - Dokumentasi
Penyaluran zakat yang baik harus disertai dengan dokumentasi yang jelas. Dokumentasi ini berfungsi sebagai bukti penyaluran zakat dan memudahkan proses audit atau pemeriksaan.
Dengan memahami dan melaksanakan aspek penyaluran zakat dengan baik, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang mereka keluarkan tepat sasaran dan bermanfaat bagi penerima yang berhak. Penyaluran zakat yang optimal akan berkontribusi pada pemerataan kesejahteraan dan mewujudkan keadilan sosial di masyarakat.
Niat
Dalam menunaikan ibadah zakat, niat memegang peran penting. Niat adalah kehendak hati untuk melakukan suatu ibadah, termasuk zakat. Niat menjadi syarat sah diterimanya suatu ibadah, termasuk zakat. Jika seseorang mengeluarkan hartanya tanpa disertai niat berzakat, maka zakat tersebut tidak dianggap sah.
Niat dalam zakat haruslah ikhlas karena Allah SWT. Artinya, zakat dikeluarkan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau mengharapkan imbalan dari manusia. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang ikhlas akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Praktik niat dalam syarat dan rukun zakat dapat dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Sebelum mengeluarkan zakat, ia harus terlebih dahulu berniat di dalam hatinya untuk mengeluarkan zakat karena Allah SWT.
Dengan memahami hubungan antara niat dan syarat dan rukun zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang ikhlas tidak hanya akan membersihkan harta, tetapi juga akan mendatangkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Pertanyaan Seputar Syarat dan Rukun Zakat
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya terkait syarat dan rukun zakat:
Pertanyaan 1: Apa saja syarat wajib zakat?
Jawaban: Syarat wajib zakat meliputi Islam, baligh, berakal, merdeka, memiliki harta yang mencapai nisab, dan telah memenuhi haul.
Pertanyaan 2: Berapa nisab zakat untuk zakat maal (harta)?
Jawaban: Nisab zakat untuk zakat maal adalah senilai 85 gram emas atau setara dengan harga emas saat ini.
Pertanyaan 3: Apa yang dimaksud dengan haul dalam zakat?
Jawaban: Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang menjadi syarat wajib zakat, yaitu selama satu tahun atau lebih.
Pertanyaan 4: Apakah zakat wajib dikeluarkan dari semua jenis harta?
Jawaban: Zakat wajib dikeluarkan dari harta yang memenuhi syarat, seperti uang, emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan saham.
Pertanyaan 5: Kepada siapa saja zakat boleh disalurkan?
Jawaban: Zakat boleh disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 6: Apakah boleh menyalurkan zakat kepada keluarga dekat?
Jawaban: Tidak diperbolehkan menyalurkan zakat kepada keluarga dekat, seperti orang tua, anak, dan saudara kandung.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang syarat dan rukun zakat. Pembahasan lebih lanjut tentang tata cara penunaian zakat akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
Transisi: Setelah memahami syarat dan rukun zakat, selanjutnya kita akan membahas tata cara penunaian zakat yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Tips Menunaikan Zakat Sesuai Syariat
Menunaikan zakat tidak hanya sekadar mengeluarkan sebagian harta, tetapi juga merupakan ibadah yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menunaikan zakat secara benar dan sesuai syariat:
Pastikan Terpenuhi Syarat Wajib Zakat
Sebelum menunaikan zakat, pastikan bahwa Anda telah memenuhi syarat wajib zakat, yaitu Islam, baligh, berakal, merdeka, memiliki harta yang mencapai nisab, dan telah memenuhi haul.
Hitung Nisab dan Zakat yang Wajib Dikeluarkan
Hitung nisab dan zakat yang wajib dikeluarkan sesuai dengan jenis harta yang Anda miliki. Perhitungan nisab dan zakat berbeda-beda untuk setiap jenis harta, seperti zakat maal, zakat pertanian, dan zakat hewan ternak.
Pilih Lembaga Penyaluran Zakat yang Terpercaya
Jika Anda menunaikan zakat melalui lembaga amil zakat, pastikan untuk memilih lembaga yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa zakat Anda disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Salurkan Zakat Tepat Waktu
Disunnahkan untuk menyalurkan zakat secepatnya setelah zakat tersebut wajib dikeluarkan. Hal ini bertujuan agar zakat dapat segera dimanfaatkan oleh penerima yang berhak.
Niatkan Karena Allah SWT
Niatkan dalam hati bahwa zakat yang Anda keluarkan semata-mata karena Allah SWT. Zakat yang dikeluarkan dengan niat yang ikhlas akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Buat Dokumentasi Penyaluran Zakat
Buat dokumentasi yang jelas tentang penyaluran zakat, seperti bukti transfer atau kuitansi. Dokumentasi ini berfungsi sebagai bukti penyaluran zakat dan memudahkan proses audit atau pemeriksaan.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menunaikan zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Zakat yang ditunaikan dengan benar tidak hanya akan membersihkan harta, tetapi juga akan mendatangkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Menunaikan zakat merupakan salah satu kewajiban penting bagi umat Islam. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya menjalankan perintah agama, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi di masyarakat.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat dan rukun zakat merupakan aspek krusial dalam ibadah zakat. Memahami dan memenuhi syarat serta rukun zakat menjadi kunci diterimanya zakat di sisi Allah SWT. Zakat yang ditunaikan dengan benar tidak hanya berfungsi sebagai ibadah mahdhah, tetapi juga memiliki peran sosial yang penting dalam mewujudkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di masyarakat.
Dua poin utama yang saling berkaitan dalam syarat dan rukun zakat adalah kepemilikan harta dan penyaluran zakat. Kepemilikan harta yang memenuhi nisab dan haul menjadi dasar kewajiban zakat. Sementara itu, penyaluran zakat yang tepat sasaran kepada golongan yang berhak memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Hubungan antara kepemilikan harta dan penyaluran zakat menunjukkan bahwa zakat tidak hanya berdimensi ibadah ritual, tetapi juga berdimensi sosial dan ekonomi.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran umat Islam akan pentingnya syarat dan rukun zakat, diharapkan praktik penunaian zakat di masyarakat dapat semakin optimal. Zakat yang ditunaikan dengan benar akan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, dan diridhai Allah SWT.