Tata cara haji tamattu adalah jenis ibadah haji yang dilakukan dengan mengerjakan ibadah umrah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan ibadah haji pada tahun yang sama. Contohnya, seseorang yang berangkat ke tanah suci pada bulan Syawal untuk melaksanakan ibadah umrah, kemudian pada bulan Dzulhijjah melanjutkan untuk melaksanakan ibadah haji.
Haji tamattu memiliki beberapa keutamaan, diantaranya adalah diperbolehkannya memakai pakaian ihram dari miqat yang lebih dekat, yaitu miqat untuk umrah, dan diperbolehkannya tahallul setelah selesai melaksanakan umrah. Selain itu, haji tamattu juga memiliki keutamaan secara historis, karena merupakan jenis haji yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan haji tamattu, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga selesai melaksanakan ibadah haji.
Tata Cara Haji Tamattu
Tata cara haji tamattu memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini meliputi:
- Niat
- Mihqat
- Ihram
- Tawaf
- Sa’i
- Tahallul
- Wukuf
- Mabit
- Jumrah
Niat menjadi aspek penting dalam haji tamattu, karena menentukan jenis haji yang akan dilakukan. Mihqat adalah batas wilayah di mana seseorang wajib mengenakan ihram. Ihram adalah pakaian khusus yang dikenakan selama berhaji. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Tahallul adalah memotong rambut atau mencukur habis rambut sebagai tanda berakhirnya ibadah umrah. Wukuf adalah berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Mabit adalah bermalam di Muzdalifah dan Mina. Jumrah adalah melempar batu ke tiang-tiang yang melambangkan setan.
Niat
Niat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam tata cara haji tamattu. Niat merupakan syarat sahnya haji, karena niat menentukan jenis haji yang akan dilakukan. Dalam haji tamattu, niat yang dilakukan adalah niat untuk melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan ibadah haji pada tahun yang sama.
Tanpa adanya niat, maka ibadah haji yang dilakukan tidak akan sah. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk memastikan bahwa niatnya sudah benar dan sesuai dengan tata cara pelaksanaan haji tamattu.
Dalam praktiknya, niat untuk melaksanakan haji tamattu diucapkan pada saat mengenakan ihram di miqat. Dengan mengucapkan niat, maka jamaah haji telah memulai rangkaian ibadah haji tamattu. Niat tersebut kemudian akan terus dipegang hingga seluruh rangkaian ibadah haji selesai dilaksanakan.
Mihqat
Mihqat merupakan batas wilayah di mana seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji atau umrah wajib mengenakan ihram. Dalam tata cara haji tamattu, miqat memiliki peran yang sangat penting, karena menjadi titik awal dimulainya rangkaian ibadah haji.
Tanpa adanya miqat, maka ibadah haji tamattu tidak dapat dilaksanakan dengan benar. Hal ini dikarenakan miqat menjadi penanda bahwa seseorang telah memasuki kawasan haram, di mana segala larangan dan kewajiban ihram mulai berlaku. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan terkait miqat.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa miqat yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan ibadah haji tamattu. Miqat-miqat tersebut antara lain:
- Miqat bagi penduduk Mekah: Masjidil Haram
- Miqat bagi penduduk Madinah: Bir Ali
- Miqat bagi penduduk Yaman: Yalamlam
- Miqat bagi penduduk Irak: Dzul Hulaifah
- Miqat bagi penduduk Syam (Suriah, Yordania, Palestina): Juhfah
Setiap jamaah haji wajib mengenakan ihram di miqat yang telah ditentukan sesuai dengan daerah tempat tinggalnya. Jika seseorang melewati miqat tanpa mengenakan ihram, maka hajinya tidak sah dan wajib membayar dam.
Ihram
Ihram merupakan pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji atau umrah selama melaksanakan ibadah. Pakaian ihram terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit, yaitu kain untuk menutup bagian bawah tubuh (izar) dan kain untuk menutup bagian atas tubuh (rida’).
Tata cara haji tamattu mensyaratkan jamaah untuk mengenakan ihram pada saat memasuki miqat. Miqat adalah batas wilayah di mana jamaah haji atau umrah wajib mengenakan ihram. Dengan mengenakan ihram, jamaah haji telah memulai rangkaian ibadah haji tamattu. Selama mengenakan ihram, jamaah haji diwajibkan untuk menjaga kesucian diri dan menghindari segala larangan ihram, seperti memakai wewangian, memotong kuku, dan berhubungan suami istri.
Ihram memiliki peran yang sangat penting dalam tata cara haji tamattu, karena menjadi penanda bahwa jamaah haji telah memasuki kawasan haram, di mana segala larangan dan kewajiban ihram mulai berlaku. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk memahami dan melaksanakan tata cara ihram dengan benar.
Tawaf
Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
- Jenis Tawaf
Dalam haji tamattu, terdapat dua jenis tawaf yang dilakukan, yaitu tawaf qudum dan tawaf ifadah. Tawaf qudum dilakukan setelah jamaah haji selesai melaksanakan ihram, sedangkan tawaf ifadah dilakukan setelah jamaah haji selesai melaksanakan wukuf di Arafah.
- Cara Melaksanakan Tawaf
Tawaf dilaksanakan dengan berjalan atau berlari-lari kecil mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Setiap putaran dimulai dan diakhiri dengan mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Selama melaksanakan tawaf, jamaah haji dianjurkan untuk membaca doa dan dzikir.
- Hikmah Tawaf
Tawaf memiliki hikmah yang sangat besar, di antaranya adalah untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT, sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah, dan sebagai simbol perjalanan spiritual menuju Allah SWT.
- Adab Tawaf
Dalam melaksanakan tawaf, jamaah haji harus menjaga adab dan kesopanan. Beberapa adab tawaf yang harus diperhatikan antara lain adalah berpakaian ihram, menutup aurat, menjaga kebersihan, dan tidak berdesak-desakan.
Tawaf merupakan rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat dalam. Dengan melaksanakan tawaf dengan benar dan penuh khusyuk, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah.
Sa’i
Sa’i merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Sa’i dilakukan dengan berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Safa dan diakhiri di Marwah.
- Jenis Sa’i
Dalam haji tamattu, terdapat dua jenis sa’i yang dilakukan, yaitu sa’i umrah dan sa’i haji. Sa’i umrah dilakukan setelah jamaah haji selesai melaksanakan tawaf qudum, sedangkan sa’i haji dilakukan setelah jamaah haji selesai melaksanakan tawaf ifadah.
- Cara Melaksanakan Sa’i
Sa’i dilaksanakan dengan berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Setiap putaran dimulai dari Safa dan diakhiri di Marwah. Selama melaksanakan sa’i, jamaah haji dianjurkan untuk membaca doa dan dzikir.
- Hikmah Sa’i
Sa’i memiliki hikmah yang sangat besar, di antaranya adalah untuk mengenang kisah Siti Hajar saat mencari air untuk Ismail, sebagai bentuk latihan fisik dan mental, dan sebagai simbol perjalanan spiritual menuju Allah SWT.
- Adab Sa’i
Dalam melaksanakan sa’i, jamaah haji harus menjaga adab dan kesopanan. Beberapa adab sa’i yang harus diperhatikan antara lain adalah berpakaian ihram, menutup aurat, menjaga kebersihan, dan tidak berdesak-desakan.
Sa’i merupakan rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat dalam. Dengan melaksanakan sa’i dengan benar dan penuh khusyuk, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah.
Tahallul
Tahallul merupakan salah satu bagian penting dalam tata cara haji tamattu. Tahallul secara bahasa berarti “melepaskan ihram”. Secara istilah, tahallul adalah perbuatan yang dilakukan untuk mengakhiri ibadah ihram.
Dalam haji tamattu, tahallul dilakukan setelah jamaah selesai melaksanakan sa’i. Tahallul dilakukan dengan cara memotong atau mencukur sebagian atau seluruh rambut. Setelah tahallul, jamaah diperbolehkan untuk memakai pakaian biasa dan melakukan aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, seperti memakai wewangian, memotong kuku, dan berhubungan suami istri.
Tahallul merupakan bagian penting dalam haji tamattu karena menandai berakhirnya ibadah umrah. Setelah tahallul, jamaah dapat melanjutkan rangkaian ibadah haji berikutnya, yaitu wukuf di Arafah.
Wukuf
Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Wukuf secara bahasa berarti “berdiam”. Secara istilah, wukuf adalah berdiam diri di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf merupakan bagian penting dalam tata cara haji tamattu, karena menjadi puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji.
- Waktu Wukuf
Wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari tergelincirnya matahari (sekitar pukul 12.00 waktu Arab Saudi) hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
- Tempat Wukuf
Wukuf dilaksanakan di Padang Arafah, yang terletak sekitar 20 km sebelah timur Mekah. Jamaah haji dapat melaksanakan wukuf di mana saja di Padang Arafah, namun yang paling utama adalah di sekitar Jabal Rahmah.
- Tata Cara Wukuf
Wukuf dilakukan dengan cara berdiam diri di Arafah sambil memperbanyak doa dan dzikir. Jamaah haji dapat duduk, berdiri, atau berjalan selama wukuf. Dianjurkan untuk memperbanyak doa dan istighfar selama wukuf.
- Hikmah Wukuf
Wukuf memiliki hikmah yang sangat besar, di antaranya adalah untuk merenungkan dosa-dosa, memohon ampunan kepada Allah SWT, dan memperbaharui niat untuk menjadi insan yang lebih baik.
Wukuf merupakan bagian penting dalam tata cara haji tamattu. Dengan melaksanakan wukuf dengan benar dan penuh khusyuk, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah.
Mabit
Mabit merupakan salah satu bagian penting dalam tata cara haji tamattu. Mabit secara bahasa berarti “bermalam”. Secara istilah, mabit adalah bermalam di Muzdalifah dan Mina selama pelaksanaan ibadah haji.
- Mabit di Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam tanggal 9 Dzulhijjah, setelah jamaah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji harus bermalam di Muzdalifah hingga terbit fajar.
- Mabit di Mina
Mabit di Mina dilakukan pada malam tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Jamaah haji harus bermalam di Mina selama tiga malam tersebut.
- Hikmah Mabit
Mabit memiliki hikmah yang sangat besar, di antaranya adalah untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, memperbanyak doa dan dzikir, serta sebagai bentuk latihan kesabaran dan keikhlasan.
- Tata Cara Mabit
Mabit dilakukan dengan cara bermalam di tenda atau tempat yang telah disediakan. Jamaah haji dapat tidur, duduk, atau berjalan selama mabit. Dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir selama mabit.
Mabit merupakan bagian penting dalam tata cara haji tamattu. Dengan melaksanakan mabit dengan benar dan penuh khusyuk, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah.
Jumrah
Jumrah merupakan salah satu bagian penting dalam tata cara haji tamattu. Jumrah secara bahasa berarti “kerikil kecil”. Secara istilah, jumrah adalah melempar batu ke tiang-tiang yang melambangkan setan. Jumrah dilakukan di Mina pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
Jumrah memiliki hubungan yang sangat erat dengan tata cara haji tamattu. Sebab, jumrah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Tanpa melaksanakan jumrah, maka haji yang dilakukan tidak sah. Selain itu, jumrah juga menjadi salah satu bentuk penggambaran perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam melawan godaan setan.
Dalam praktiknya, jumrah dilakukan dengan cara melempar tujuh buah batu ke tiga tiang yang telah disediakan, yaitu Jamaratul Ula, Jamaratul Wusta, dan Jamaratul Kubra. Jamaah haji harus melempar batu dengan tangan kanan sambil mengucapkan takbir. Jumrah dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah tergelincirnya matahari pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
Dengan memahami hubungan antara jumrah dan tata cara haji tamattu, jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Sebab, jumrah merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki makna yang mendalam.
Pertanyaan Umum tentang Tata Cara Haji Tamattu
Pertanyaan umum ini dirancang untuk membantu memahami tata cara haji tamattu dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan:
Pertanyaan 1: Apa perbedaan antara haji tamattu dan haji lainnya?
Jawaban: Haji tamattu adalah jenis haji di mana jamaah melakukan umrah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan haji pada tahun yang sama. Perbedaan utama dengan haji lainnya adalah pada waktu pelaksanaan umrah, yang dilakukan sebelum haji.
Pertanyaan 2: Bagaimana cara menentukan miqat untuk haji tamattu?
Jawaban: Miqat untuk haji tamattu ditentukan berdasarkan tempat tinggal jamaah. Ada beberapa miqat yang telah ditetapkan, seperti Bir Ali untuk penduduk Madinah dan Dzul Hulaifah untuk penduduk Irak.
Pertanyaan 3: Apa saja larangan yang harus dipatuhi selama ihram?
Jawaban: Larangan selama ihram meliputi memakai pakaian berjahit, memakai wewangian, memotong kuku, dan berhubungan suami istri.
Pertanyaan 4: Berapa kali tawaf yang dilakukan dalam haji tamattu?
Jawaban: Dalam haji tamattu, dilakukan dua kali tawaf, yaitu tawaf qudum setelah selesai ihram dan tawaf ifadah setelah selesai wukuf di Arafah.
Pertanyaan 5: Apa hikmah dari pelaksanaan wukuf di Arafah?
Jawaban: Wukuf di Arafah merupakan puncak dari ibadah haji. Hikmahnya adalah untuk merenungkan dosa-dosa, memohon ampunan kepada Allah SWT, dan memperbarui niat untuk menjadi insan yang lebih baik.
Pertanyaan 6: Bagaimana tata cara pelaksanaan jumrah?
Jawaban: Jumrah dilakukan dengan cara melempar tujuh buah batu ke tiga tiang yang melambangkan setan. Jumrah dilaksanakan pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang tata cara haji tamattu. Dengan memahami aspek-aspek penting ini, jamaah dapat mempersiapkan dan melaksanakan ibadah haji dengan lebih baik.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan setelah menyelesaikan haji tamattu, seperti tahallul dan pemotongan hewan kurban.
Tips Melaksanakan Haji Tamattu
Tata cara haji tamattu memiliki beberapa tips yang dapat membantu jamaah dalam melaksanakan ibadahnya dengan lebih baik. Tips-tips tersebut antara lain:
Persiapkan segala kebutuhan dengan matang. Persiapan yang matang akan memudahkan jamaah dalam melaksanakan ibadah haji. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain dokumen perjalanan, pakaian ihram, dan obat-obatan.
Jaga kesehatan dan kebugaran. Ibadah haji membutuhkan kondisi fisik yang prima. Oleh karena itu, jamaah perlu menjaga kesehatan dan kebugaran sebelum dan selama melaksanakan ibadah haji.
Pelajari manasik haji dengan baik. Pemahaman yang baik tentang manasik haji akan membantu jamaah dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan syariat.
Niatkan ibadah haji dengan ikhlas. Keikhlasan merupakan kunci utama dalam beribadah. Jamaah perlu meniatkan ibadah haji semata-mata karena Allah SWT.
Sabar dan tawakal. Ibadah haji membutuhkan kesabaran dan tawakal. Jamaah perlu bersabar menghadapi berbagai cobaan dan tantangan selama melaksanakan ibadah haji.
Jaga kekompakan dan kebersamaan. Haji tamattu biasanya dilakukan secara berkelompok. Jamaah perlu menjaga kekompakan dan kebersamaan agar ibadah haji dapat berjalan dengan lancar.
Manfaatkan waktu dengan baik. Waktu pelaksanaan haji sangat terbatas. Oleh karena itu, jamaah perlu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beribadah.
Jangan ragu bertanya kepada pembimbing. Jika jamaah mengalami kesulitan atau kebingungan, jangan ragu untuk bertanya kepada pembimbing haji.
Tips-tips di atas dapat membantu jamaah dalam melaksanakan ibadah haji tamattu dengan lebih baik. Dengan mengikuti tips-tips tersebut, jamaah dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan setelah menyelesaikan haji tamattu, seperti tahallul dan pemotongan hewan kurban.
Kesimpulan
Tata cara haji tamattu merupakan jenis ibadah haji yang memiliki beberapa perbedaan dengan haji lainnya. Dalam haji tamattu, jamaah melakukan umrah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan haji pada tahun yang sama. Pelaksanaan haji tamattu memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti miqat, ihram, tawaf, sa’i, wukuf, dan jumrah. Selain itu, terdapat beberapa tips yang dapat membantu jamaah dalam melaksanakan haji tamattu dengan lebih baik.
Haji tamattu merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dengan melaksanakan haji tamattu dengan benar dan penuh khusyuk, jamaah diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan penuh berkah. Haji tamattu juga menjadi salah satu bentuk pengamalan ajaran Islam yang dapat memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.