Shalat tarawih sendiri adalah ibadah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari selama bulan Ramadan. Shalat ini dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir, dan biasanya dilakukan berjamaah di masjid. Namun, shalat tarawih juga dapat dilakukan sendiri di rumah jika tidak memungkinkan untuk berjamaah.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah pahala yang berlipat ganda, pengampunan dosa, dan peningkatan ketakwaan. Shalat tarawih juga memiliki sejarah panjang dalam Islam, yang diperkirakan sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tata cara shalat tarawih sendiri, mulai dari niat, bacaan, hingga gerakannya. Kita juga akan membahas beberapa tips agar shalat tarawih kita lebih khusyuk dan bermakna.
Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri
Tata cara shalat tarawih sendiri sangat penting untuk dipahami agar ibadah kita sah dan diterima oleh Allah SWT. Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam tata cara shalat tarawih sendiri, di antaranya:
- Niat
- Waktu
- Rakaat
- Bacaan
- Gerakan
- Doa
- Sunnah
- Hal-hal yang membatalkan
Setiap aspek tersebut memiliki peran penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Misalnya, niat merupakan syarat sah shalat, sedangkan waktu pelaksanaannya menentukan keabsahan dan keutamaan shalat tarawih. Rakaat dan bacaan yang dibaca juga mempengaruhi sah tidaknya shalat tarawih. Gerakan, doa, dan sunnah yang dilakukan dalam shalat tarawih juga menambah kesempurnaan ibadah kita. Selain itu, penting juga untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan shalat agar kita dapat menghindarinya.
Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat dalam shalat tarawih adalah keinginan di dalam hati untuk melaksanakan shalat tarawih karena Allah SWT. Niat ini harus diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat.
- Rukun Niat
Rukun niat dalam shalat tarawih terdiri dari dua hal, yaitu: 1) Mengkhususkan shalat yang akan dikerjakan, yaitu shalat tarawih; 2) Meniatkan shalat tersebut karena Allah SWT.
- Contoh Niat
Contoh niat shalat tarawih: “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah SWT.”
- Waktu Niat
Niat shalat tarawih diucapkan dalam hati sebelum takbiratul ihram, yaitu ketika mengangkat kedua tangan untuk memulai shalat.
- Implikasi Niat
Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan niat sebelum memulai shalat.
Dengan memahami aspek niat dalam shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih sempurna dan khusyuk. Niat yang benar akan menjadi dasar bagi ibadah kita dan akan menentukan kualitas ibadah kita di hadapan Allah SWT.
Waktu
Waktu merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Shalat tarawih sendiri adalah ibadah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari selama bulan Ramadan, setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Waktu pelaksanaan shalat tarawih sendiri memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan agar ibadah kita sah dan diterima oleh Allah SWT.
- Awal Waktu
Awal waktu shalat tarawih sendiri adalah setelah shalat Isya. Waktu Isya dimulai ketika matahari terbenam dan berakhir ketika fajar menyingsing. Jadi, shalat tarawih sendiri dapat dimulai setelah matahari terbenam dan sebelum waktu Subuh.
- Akhir Waktu
Akhir waktu shalat tarawih sendiri adalah sebelum waktu Subuh. Waktu Subuh dimulai ketika fajar menyingsing dan berakhir ketika matahari terbit. Jadi, shalat tarawih sendiri harus diakhiri sebelum fajar menyingsing.
- Waktu Utama
Waktu utama untuk melaksanakan shalat tarawih sendiri adalah pada sepertiga malam terakhir. Waktu sepertiga malam terakhir dimulai sekitar pukul 00.00 dan berakhir ketika fajar menyingsing. Shalat tarawih sendiri yang dilakukan pada waktu ini dianggap lebih utama dan lebih berpahala.
Dengan memahami ketentuan waktu pelaksanaan shalat tarawih sendiri, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih sempurna dan khusyuk. Waktu yang tepat akan menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih yang kita kerjakan, serta menentukan kualitas ibadah kita di hadapan Allah SWT.
Rakaat
Rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Rakaat adalah satuan hitungan dalam shalat yang terdiri dari gerakan-gerakan tertentu. Dalam shalat tarawih sendiri, jumlah rakaat yang dikerjakan biasanya ganjil, mulai dari 11 rakaat hingga 23 rakaat. Jumlah rakaat ini menjadi pembeda antara shalat tarawih sendiri dengan shalat sunnah lainnya.
Jumlah rakaat dalam shalat tarawih sendiri memiliki dasar dari sunnah Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW biasa mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat. Selain itu, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat tarawih hingga 23 rakaat. Berdasarkan sunnah inilah, umat Islam biasanya mengerjakan shalat tarawih sendiri dengan jumlah rakaat yang ganjil, antara 11 rakaat hingga 23 rakaat.
Jumlah rakaat dalam shalat tarawih sendiri memiliki implikasi praktis dalam pelaksanaannya. Semakin banyak rakaat yang dikerjakan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan shalat tarawih sendiri. Oleh karena itu, umat Islam dapat menyesuaikan jumlah rakaat yang dikerjakan dengan waktu dan kemampuan masing-masing. Misalnya, bagi yang memiliki waktu terbatas, dapat mengerjakan shalat tarawih sendiri dengan 11 rakaat. Sedangkan bagi yang memiliki waktu lebih banyak, dapat mengerjakan shalat tarawih sendiri dengan jumlah rakaat yang lebih banyak, misalnya 23 rakaat.
Dengan memahami hubungan antara rakaat dan tata cara shalat tarawih sendiri, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih sempurna dan khusyuk. Jumlah rakaat yang tepat akan menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan, serta menentukan kualitas ibadah di hadapan Allah SWT.
Bacaan
Bacaan merupakan salah satu komponen penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Bacaan-bacaan yang dibaca dalam shalat tarawih sendiri memiliki dasar dari Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Bacaan-bacaan ini memiliki fungsi untuk mengagungkan Allah SWT, memohon ampunan, dan menyampaikan puji-pujian kepada-Nya.
Bacaan-bacaan yang dibaca dalam shalat tarawih sendiri terdiri dari beberapa bagian, antara lain:
- Niat shalat tarawih
- Takbiratul ihram
- Surat Al-Fatihah
- Surat-surat pendek atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya
- Rukuk
- I’tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Tasyahud akhir
- Salam
Setiap bacaan dalam shalat tarawih sendiri memiliki makna dan tujuan tertentu. Misalnya, bacaan surat Al-Fatihah dibaca untuk mengagungkan Allah SWT dan memohon petunjuk-Nya. Sedangkan bacaan surat-surat pendek atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya dibaca untuk memohon ampunan dan menyampaikan puji-pujian kepada Allah SWT. Dengan memahami makna dan tujuan dari setiap bacaan, kita dapat melaksanakan shalat tarawih sendiri dengan lebih khusyuk dan bermakna.
Gerakan
Gerakan merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Gerakan-gerakan dalam shalat tarawih sendiri memiliki dasar dari sunnah Nabi Muhammad SAW dan memiliki fungsi untuk menyempurnakan ibadah shalat. Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan, sehingga dapat membantu kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah kepada Allah SWT.
- Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram adalah gerakan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga sambil mengucapkan “Allahu Akbar”. Gerakan ini menandai dimulainya shalat dan menjadi syarat sah shalat.
- Rukuk
Rukuk adalah gerakan membungkukkan badan hingga punggung sejajar dengan lantai sambil meletakkan kedua tangan di atas lutut. Gerakan ini melambangkan kerendahan hati dan kepasrahan kepada Allah SWT.
- Sujud
Sujud adalah gerakan meletakkan dahi, hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki di lantai. Gerakan ini melambangkan puncak kerendahan hati dan kepasrahan kepada Allah SWT.
- Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk di antara dua sujud adalah gerakan duduk dengan posisi tegak dan meletakkan kedua tangan di atas paha. Gerakan ini berfungsi sebagai pengistirahatan sebelum melanjutkan gerakan sujud yang kedua.
Gerakan-gerakan dalam shalat tarawih sendiri memiliki makna dan tujuan tertentu. Dengan memahami makna dan tujuan dari setiap gerakan, kita dapat melaksanakan shalat tarawih sendiri dengan lebih khusyuk dan bermakna. Gerakan-gerakan ini juga menjadi bagian penting dari tata cara shalat tarawih sendiri, sehingga harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Doa
Doa merupakan salah satu bagian penting dalam tata cara shalat tarawih sendiri. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT yang dilakukan dengan penuh harap dan keyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permohonan tersebut.
Dalam shalat tarawih sendiri, terdapat beberapa waktu yang dianjurkan untuk berdoa, yaitu:
- Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan sebelum membaca surat-surat pendek atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.
- Setelah selesai rukuk.
- Setelah selesai sujud kedua.
- Setelah selesai tasyahud akhir, sebelum mengucapkan salam.
Doa-doa yang dibaca dalam shalat tarawih sendiri bisa berupa doa-doa yang sudah umum diketahui, seperti doa qunut, doa iftitah, atau doa setelah tasyahud akhir. Selain itu, umat Islam juga bisa membaca doa-doa lainnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.
Membaca doa dalam shalat tarawih sendiri memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Mempererat hubungan dengan Allah SWT.
- Memohon ampunan dan pengampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat.
- Memohon diberikan petunjuk dan jalan yang benar.
- Memohon dikabulkan segala hajat dan keinginan.
Dengan membaca doa dalam shalat tarawih sendiri, diharapkan umat Islam dapat lebih khusyuk dan bermakna dalam menjalankan ibadah shalat tarawih. Doa-doa yang dipanjatkan dengan penuh harap dan keyakinan akan menjadi wasilah untuk mendapatkan rahmat dan ridha dari Allah SWT.
Sunnah
Sunnah adalah segala sesuatu yang diajarkan, dilakukan, atau dibiarkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Sunnah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan sehari-hari, termasuk dalam beribadah.
Dalam tata cara shalat tarawih sendiri, sunnah memiliki peran yang sangat penting. Sebab, tata cara shalat tarawih sendiri pada dasarnya bersumber dari sunnah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat tarawih, meskipun beliau tidak pernah menetapkannya sebagai ibadah yang wajib. Beliau juga mengajarkan tata cara shalat tarawih, mulai dari jumlah rakaat, bacaan-bacaan yang dibaca, hingga gerakan-gerakan yang dilakukan.
Beberapa contoh sunnah dalam tata cara shalat tarawih sendiri antara lain: mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah, membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya pada setiap rakaat, melakukan gerakan rukuk dan sujud dengan sempurna, serta membaca doa-doa tertentu setelah selesai shalat. Dengan mengikuti sunnah-sunnah ini, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah shalat tarawih dengan lebih sempurna dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT.
Memahami hubungan antara sunnah dan tata cara shalat tarawih sendiri memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk menjalankan ibadah shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kedua, dapat meningkatkan kekhusyukan dan kekonsistenan dalam mengerjakan shalat tarawih. Ketiga, dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan batin karena telah menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Hal-hal yang Membatalkan Shalat Tarawih Sendiri
Dalam tata cara shalat tarawih sendiri, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan shalat. Hal-hal ini penting untuk diketahui dan dihindari agar shalat tarawih yang dikerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT.
- Keluarnya Hadats
Keluarnya hadats, baik besar maupun kecil, akan membatalkan shalat. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan shalat tarawih sendiri, pastikan untuk bersuci terlebih dahulu dengan berwudhu atau mandi junub jika diperlukan.
- Berbicara atau Berkata-kata
Berbicara atau berkata-kata yang tidak termasuk dalam bacaan shalat, seperti menjawab salam atau bercanda, akan membatalkan shalat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga konsentrasi dan fokus selama melaksanakan shalat tarawih sendiri.
- Tertawa Terbahak-bahak
Tertawa terbahak-bahak yang mengeluarkan suara akan membatalkan shalat. Tertawa kecil atau tersenyum yang tidak mengeluarkan suara diperbolehkan dalam shalat.
- Makan atau Minum
Makan atau minum, meskipun hanya seteguk air, akan membatalkan shalat. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak makan atau minum selama melaksanakan shalat tarawih sendiri.
Dengan memahami hal-hal yang dapat membatalkan shalat tarawih sendiri, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih sempurna dan khusyuk. Menjaga kesucian, konsentrasi, dan fokus selama shalat akan membantu kita untuk memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai tata cara shalat tarawih sendiri. FAQ ini disusun untuk memberikan panduan yang jelas dan komprehensif bagi umat Islam yang ingin melaksanakan shalat tarawih sendiri dengan benar dan khusyuk.
Pertanyaan 1: Bagaimana niat shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Niat shalat tarawih sendiri adalah “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala”. Niat ini diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat tarawih sendiri biasanya ganjil, mulai dari 11 rakaat hingga 23 rakaat. Umat Islam dapat menyesuaikan jumlah rakaat sesuai waktu dan kemampuan masing-masing.
Pertanyaan 3: Surat apa yang dibaca setelah surat Al-Fatihah dalam shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Setelah surat Al-Fatihah, umat Islam dapat membaca surat-surat pendek atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya, seperti surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, atau surat An-Nas.
Pertanyaan 4: Apakah boleh membaca doa qunut dalam shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Membaca doa qunut dalam shalat tarawih sendiri hukumnya sunnah. Umat Islam dapat membaca doa qunut setelah selesai membaca surat Al-Ikhlas pada rakaat terakhir.
Pertanyaan 5: Bagaimana gerakan rukuk yang benar dalam shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Dalam gerakan rukuk, badan dibungkukkan hingga punggung sejajar dengan lantai. Kedua tangan diletakkan di atas lutut, dengan jari-jari tangan terbuka dan menghadap ke kiblat.
Pertanyaan 6: Apa yang membatalkan shalat tarawih sendiri?
Jawaban: Shalat tarawih sendiri dapat batal karena beberapa hal, seperti keluarnya hadats, berbicara atau berkata-kata yang tidak termasuk bacaan shalat, tertawa terbahak-bahak, makan atau minum, dan berpindah tempat shalat tanpa ada alasan yang dibenarkan.
Demikianlah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang tata cara shalat tarawih sendiri. Dengan memahami hal-hal ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih sempurna dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT.
Pembahasan selanjutnya akan mengulas hikmah dan keutamaan shalat tarawih sendiri, serta tips-tips praktis untuk meningkatkan kekhusyukan dalam menjalankannya.
Tips Meningkatkan Kekhusyukan dalam Shalat Tarawih Sendiri
Meningkatkan kekhusyukan dalam shalat tarawih sendiri sangat penting untuk memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT. Berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:
Bersihkan Hati dan Pikiran: Sebelum memulai shalat tarawih, bersihkan hati dan pikiran dari segala pikiran dan perasaan negatif. Fokuskan pikiran hanya kepada Allah SWT.
Pilih Waktu dan Tempat yang Tenang: Pilihlah waktu dan tempat yang tenang untuk melaksanakan shalat tarawih. Hindari gangguan yang dapat memecah konsentrasi.
Hafalkan Bacaan Shalat: Hafalkan bacaan-bacaan shalat, seperti surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya. Membaca dengan fasih dan lancar akan membantu meningkatkan kekhusyukan.
Lakukan Gerakan Shalat dengan Benar: Lakukan gerakan shalat dengan benar dan sempurna, sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Gerakan yang tepat akan membantu menghadirkan kekhusyukan dan ketenangan.
Renungkan Makna Bacaan dan Doa: Saat membaca bacaan shalat dan doa, renungkan makna dan kandungannya. Hal ini akan membantu meningkatkan kekhusyukan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Berdoa dengan Penuh Penghayatan: Baca doa-doa yang terdapat dalam shalat tarawih dengan penuh penghayatan dan keyakinan. Sampaikan segala harapan dan permohonan kepada Allah SWT dengan penuh harap.
Manfaatkan Keheningan Malam: Keheningan malam dapat menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kekhusyukan dalam shalat tarawih. Manfaatkan waktu tersebut untuk beribadah dengan lebih tenang dan khusyuk.
Berjamaah Jika Memungkinkan: Jika memungkinkan, berjamaahlah dalam melaksanakan shalat tarawih. Berjamaah dapat meningkatkan semangat dan kekhusyukan dalam beribadah.
Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan umat Islam dapat meningkatkan kekhusyukan dalam shalat tarawih sendiri, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT. Kekhusyukan dalam beribadah merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan batin yang sejati.
Pada bagian berikutnya, kita akan membahas hikmah dan keutamaan shalat tarawih sendiri. Memahami hikmah dan keutamaan ini akan semakin memotivasi kita untuk melaksanakan shalat tarawih dengan tekun dan khusyuk.
Kesimpulan
Artikel ini telah membahas secara komprehensif tentang tata cara shalat tarawih sendiri, mulai dari niat, waktu, rakaat, bacaan, gerakan, doa, sunnah, hingga hal-hal yang dapat membatalkan shalat tarawih. Pembahasan ini sangat penting untuk dipahami oleh umat Islam agar dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.
Beberapa poin utama yang perlu ditekankan antara lain:
– Shalat tarawih sendiri adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, dengan jumlah rakaat ganjil antara 11 hingga 23 rakaat.
– Tata cara shalat tarawih sendiri pada dasarnya bersumber dari sunnah Nabi Muhammad SAW, sehingga penting untuk mengikuti sunnah-sunnah tersebut agar shalat tarawih yang dikerjakan sah dan sempurna.
– Kekhusyukan dalam shalat tarawih sangat penting untuk memperoleh pahala dan keberkahan yang lebih besar, dan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, seperti membersihkan hati dan pikiran, memilih waktu dan tempat yang tenang, serta merenungkan makna bacaan dan doa.
Dengan memahami dan mengamalkan tata cara shalat tarawih sendiri dengan benar, semoga kita semua dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang berlimpah dari Allah SWT, serta menjadikan ibadah shalat tarawih sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kita kepada-Nya.