Tata cara shalat Idulfitri NU adalah panduan pelaksanaan shalat Idulfitri menurut ajaran Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Tata cara ini merujuk pada urutan gerakan dan bacaan dalam shalat Idulfitri, mulai dari niat hingga salam.
Tata cara shalat Idulfitri NU memiliki beberapa keunikan, seperti adanya takbiratul ihram yang diulang sebanyak 12 kali, bacaan qunut pada rakaat kedua, dan doa khusus setelah shalat. Keunikan ini menjadi ciri khas pelaksanaan shalat Idulfitri di lingkungan NU.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Pelaksanaan shalat Idulfitri NU memiliki makna penting bagi umat Islam, karena menjadi simbol kemenangan setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadan. Selain itu, shalat Idulfitri juga menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat ukhuwah Islamiah antarumat.
Tata Cara Shalat Idul Fitri NU
Tata cara shalat Idul Fitri NU memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat. Berikut adalah 10 aspek penting tersebut:
- Niat
- Takbiratul Ihram
- Rakaat
- Qunut
- Khutbah
- Doa
- Tempat
- Waktu
- Sunnah
- Makruh
Sepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk tata cara shalat Idul Fitri NU yang khas. Niat merupakan syarat sah shalat, takbiratul ihram menandai dimulainya shalat, rakaat menentukan jumlah gerakan shalat, qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat kedua, khutbah merupakan bagian penting dari shalat Idul Fitri, doa dibaca setelah shalat, tempat dan waktu pelaksanaan shalat telah ditentukan, sunnah adalah amalan yang dianjurkan, dan makruh adalah amalan yang tidak dianjurkan. Dengan memahami dan melaksanakan aspek-aspek penting tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat Idul Fitri NU dengan baik dan benar.
Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat Idul Fitri NU. Niat adalah kehendak atau keinginan di dalam hati untuk melakukan ibadah shalat. Niat harus diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram, yaitu ketika mengangkat tangan untuk memulai shalat.
Dalam tata cara shalat Idul Fitri NU, niat diucapkan sebagai berikut:
“Saya niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Niat ini harus diucapkan dengan jelas dan benar, sehingga dapat membedakan antara shalat Idul Fitri dengan shalat lainnya. Niat juga harus sesuai dengan tata cara shalat Idul Fitri NU, sehingga shalat dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram adalah bagian penting dalam tata cara shalat Idul Fitri NU. Takbiratul ihram merupakan ucapan “Allahu Akbar” yang diucapkan pada saat mengangkat tangan untuk memulai shalat. Takbiratul ihram memiliki beberapa ketentuan dan bacaan khusus yang perlu diperhatikan.
- Lafadz Takbir
Lafadz takbiratul ihram dalam shalat Idul Fitri NU adalah “Allahu Akbar”. Lafadz ini diucapkan dengan jelas dan benar. - Jumlah Takbir
Dalam tata cara shalat Idul Fitri NU, takbiratul ihram diucapkan sebanyak 12 kali, yaitu 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua. - Niat
Niat shalat Idul Fitri diucapkan bersamaan dengan takbiratul ihram. Niat diucapkan dalam hati dengan lafadz sebagai berikut: “Ushalli sunnatal ‘Iidil Fitri rak’ataini lillaahi ta’aalaa“. - Rukun Shalat
Takbiratul ihram merupakan salah satu rukun shalat. Rukun shalat adalah bagian-bagian shalat yang wajib dilakukan dan jika ditinggalkan maka shalat menjadi tidak sah.
Dengan memahami dan melaksanakan takbiratul ihram dengan baik dan benar, umat Islam dapat melaksanakan shalat Idul Fitri NU dengan sempurna dan sah. Takbiratul ihram menjadi penanda dimulainya shalat dan menjadi syarat sah shalat, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.
Rakaat
Rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara sholat Idul Fitri NU. Rakaat adalah satuan gerakan dalam sholat yang terdiri dari beberapa bagian, seperti berdiri, rukuk, sujud, dan duduk. Dalam sholat Idul Fitri NU, terdapat dua rakaat yang masing-masing memiliki gerakan dan bacaan tertentu.
- Jumlah Rakaat
Dalam sholat Idul Fitri NU, terdapat dua rakaat yang wajib dilakukan. Setiap rakaat memiliki gerakan dan bacaan tertentu yang harus diikuti. - Rukun Rakaat
Rukun rakaat adalah bagian-bagian rakaat yang wajib dilakukan agar sholat menjadi sah. Rukun rakaat dalam sholat Idul Fitri NU meliputi niat, berdiri, rukuk, sujud, dan duduk. - Sunnah Rakaat
Sunnah rakaat adalah bagian-bagian rakaat yang dianjurkan untuk dilakukan dalam sholat Idul Fitri NU. Sunnah rakaat meliputi membaca doa iftitah, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, serta membaca qunut pada rakaat kedua. - Tata Cara Rakaat
Tata cara rakaat dalam sholat Idul Fitri NU memiliki beberapa perbedaan dengan sholat lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada jumlah takbiratul ihram, bacaan pada saat rukuk dan sujud, serta adanya qunut pada rakaat kedua.
Dengan memahami dan melaksanakan rakaat dengan baik dan benar, umat Islam dapat melaksanakan sholat Idul Fitri NU dengan sempurna dan sah. Rakaat menjadi penanda jumlah gerakan dalam sholat dan menjadi salah satu syarat sah sholat, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.
Qunut
Qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat kedua shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, qunut dibaca setelah i’tidal (berdiri tegak setelah rukuk) pada rakaat kedua. Qunut dalam shalat Idul Fitri NU memiliki beberapa keunikan, baik dari segi lafadz maupun tata cara pengucapannya.
Lafadz qunut dalam shalat Idul Fitri NU berbeda dengan qunut pada shalat-shalat lainnya. Qunut dalam shalat Idul Fitri NU berbunyi:
, ,
Artinya: “Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.” Selain lafadz yang berbeda, tata cara pengucapan qunut dalam shalat Idul Fitri NU juga unik. Qunut dibaca dengan suara jahr (keras) dan mengangkat kedua tangan setinggi bahu.
Qunut merupakan salah satu sunnah dalam shalat Idul Fitri NU. Meskipun tidak wajib, namun dianjurkan untuk membaca qunut karena memiliki banyak keutamaan. Qunut merupakan salah satu cara untuk memperbanyak doa dan memohon kepada Allah SWT. Selain itu, qunut juga menjadi pembeda antara shalat Idul Fitri dengan shalat sunnah lainnya.
Dengan memahami dan mengamalkan qunut dalam shalat Idul Fitri NU, umat Islam dapat melaksanakan shalat dengan lebih sempurna dan khusyuk. Qunut menjadi salah satu amalan yang dapat menambah kualitas ibadah dan mempererat hubungan dengan Allah SWT.
Khutbah
Khutbah merupakan bagian penting dalam tata cara sholat Idul Fitri NU. Khutbah adalah ceramah atau pidato yang disampaikan setelah sholat Idul Fitri. Khutbah berisi pesan-pesan keagamaan, nasihat, dan pengingat tentang pentingnya Idul Fitri.
- Isi Khutbah
Isi khutbah dalam sholat Idul Fitri NU biasanya mencakup beberapa tema, seperti:
- Takbir dan tahmid untuk mengagungkan Allah SWT.
- Penjelasan tentang makna dan hikmah Idul Fitri.
- Nasihat tentang pentingnya bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
- Ajakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiah dan saling memaafkan.
- Struktur Khutbah
Struktur khutbah dalam sholat Idul Fitri NU terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Khutbah pertama: Biasanya berisi tentang pujian dan pengagungan kepada Allah SWT, serta nasihat tentang pentingnya takwa dan menjalankan perintah agama.
- Khutbah kedua: Biasanya berisi tentang penjelasan tentang makna dan hikmah Idul Fitri, serta ajakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiah dan saling memaafkan.
- Penyampaian Khutbah
Khutbah dalam sholat Idul Fitri NU biasanya disampaikan oleh khatib yang ditunjuk oleh pengurus masjid atau panitia penyelenggara. Khatib harus memiliki kemampuan berpidato yang baik dan menguasai materi yang akan disampaikan.
- Hikmah Khutbah
Khutbah dalam sholat Idul Fitri NU memiliki beberapa hikmah, diantaranya:
- Menambah ilmu dan pengetahuan tentang agama Islam.
- Memberikan motivasi dan semangat untuk beribadah dan berbuat kebaikan.
- Memperkuat ukhuwah Islamiah dan rasa kebersamaan antar umat Islam.
Dengan memahami dan mengamalkan khutbah dalam sholat Idul Fitri NU, umat Islam dapat memperoleh manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Khutbah menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat hubungan dengan Allah SWT.
Doa
Doa merupakan salah satu bagian penting dalam tata cara sholat Idul Fitri NU. Doa dibaca setelah sholat selesai, baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Doa dalam sholat Idul Fitri NU memiliki beberapa keunikan, baik dari segi lafadz maupun tata cara pengucapannya.
- Lafadz Doa
Lafadz doa dalam sholat Idul Fitri NU berbeda dengan doa pada sholat-sholat lainnya. Doa dalam sholat Idul Fitri NU berbunyi:, , ,
Artinya: “Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, kami memohon keselamatan dari azab neraka.”
- Tata Cara Pengucapan
Tata cara pengucapan doa dalam sholat Idul Fitri NU juga unik. Doa dibaca dengan suara jahr (keras) dan mengangkat kedua tangan setinggi bahu. - Waktu Pengucapan
Doa dalam sholat Idul Fitri NU dibaca setelah sholat selesai, baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Doa dibaca setelah salam terakhir dan sebelum meninggalkan tempat sholat. - Keutamaan Doa
Doa dalam sholat Idul Fitri NU memiliki beberapa keutamaan, diantaranya:- Mendapatkan pahala yang besar.
- Diampuni dosa-dosanya.
- Dikabulkan doa-doanya.
Dengan memahami dan mengamalkan doa dalam sholat Idul Fitri NU, umat Islam dapat memperoleh manfaat dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Doa menjadi salah satu sarana untuk memperbanyak doa dan memohon kepada Allah SWT. Selain itu, doa juga menjadi pelengkap ibadah sholat Idul Fitri NU.
Tempat
Tempat merupakan salah satu aspek penting dalam tata cara sholat Idul Fitri NU. Tempat yang dimaksud adalah tempat berdirinya jamaah saat melaksanakan sholat Idul Fitri. Tempat sholat Idul Fitri NU biasanya berada di lapangan atau tanah lapang yang luas, sehingga dapat menampung banyak jamaah.
Pemilihan tempat sholat Idul Fitri NU yang tepat sangat penting karena akan mempengaruhi kenyamanan dan kekhusyukan jamaah saat beribadah. Tempat sholat yang luas akan membuat jamaah merasa lebih leluasa dan tidak berdesak-desakan. Selain itu, tempat sholat yang bersih dan rapi akan menciptakan suasana yang lebih nyaman dan kondusif untuk beribadah.
Dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, terdapat beberapa ketentuan terkait tempat sholat, di antaranya:
- Tempat sholat harus bersih dan suci dari najis.
- Tempat sholat harus menghadap kiblat.
- Tempat sholat harus cukup luas untuk menampung semua jamaah.
- Tempat sholat tidak boleh berada di tempat yang rendah atau lembab.
Dengan memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan tersebut, umat Islam dapat melaksanakan sholat Idul Fitri NU di tempat yang sesuai dengan syariat dan nyaman untuk beribadah.
Waktu
Dalam tata cara shalat Idul Fitri NU, waktu pelaksanaan shalat memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dengan waktu mulai dan berakhirnya shalat, serta waktu-waktu yang dianjurkan atau dimakruhkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri NU.
- Waktu Mulai
Waktu mulai shalat Idul Fitri NU adalah setelah matahari terbit dan meninggi setinggi tombak, yaitu sekitar pukul 07.00-08.00 pagi. Shalat Idul Fitri NU tidak boleh dilaksanakan sebelum waktu tersebut. - Waktu Berakhir
Waktu berakhir shalat Idul Fitri NU adalah sebelum matahari tergelincir, yaitu sekitar pukul 12.00 siang. Shalat Idul Fitri NU tidak boleh dilaksanakan setelah waktu tersebut. - Waktu Dianjurkan
Waktu yang paling dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri NU adalah pada saat matahari meninggi setinggi dua tombak, yaitu sekitar pukul 08.00-09.00 pagi. Pada waktu tersebut, jamaah akan memperoleh pahala yang lebih besar. - Waktu Makruh
Waktu yang dimakruhkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri NU adalah pada saat matahari terbit dan pada saat matahari tergelincir. Pada waktu-waktu tersebut, jamaah dianjurkan untuk tidak melaksanakan shalat Idul Fitri NU.
Dengan memahami dan memperhatikan aspek waktu dalam tata cara shalat Idul Fitri NU, umat Islam dapat melaksanakan shalat dengan tepat waktu dan memperoleh pahala yang lebih besar. Waktu menjadi salah satu faktor penting dalam ibadah shalat, karena setiap waktu memiliki keutamaan dan ketentuannya masing-masing.
Sunnah
Sunnah merupakan segala sesuatu yang diajarkan, dilakukan, atau dibiarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sunnah menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dalam berbagai aspek, termasuk dalam tata cara beribadah, seperti shalat Idul Fitri.
Dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Amala-amalan sunnah ini tidak wajib hukumnya, namun dengan mengamalkannya, umat Islam akan mendapatkan pahala yang lebih besar. Beberapa amalan sunnah dalam tata cara sholat Idul Fitri NU antara lain:
- Makan kurma sebelum berangkat sholat Idul Fitri.
- Mandi sebelum berangkat sholat Idul Fitri.
- Memakai pakaian terbaik.
- Berjalan kaki menuju tempat sholat Idul Fitri.
- Membaca takbiratul ihram sebanyak 12 kali.
- Membaca qunut pada rakaat kedua.
- Mengucapkan selamat Idul Fitri setelah sholat.
Dengan mengamalkan sunnah-sunnah dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah mereka dan memperoleh pahala yang lebih besar. Sunnah menjadi pelengkap ibadah wajib, sehingga dengan mengamalkannya, umat Islam dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Makruh
Dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, terdapat beberapa amalan yang dimakruhkan atau tidak dianjurkan untuk dilakukan. Makruh adalah segala sesuatu yang tidak disukai oleh Nabi Muhammad SAW, namun tidak sampai pada tingkat haram. Dengan menghindari amalan makruh, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah mereka dan memperoleh pahala yang lebih besar.
Beberapa amalan makruh dalam tata cara sholat Idul Fitri NU antara lain:
- Melaksanakan sholat Idul Fitri NU sebelum matahari terbit atau setelah matahari tergelincir.
- Melaksanakan sholat Idul Fitri NU di tempat yang rendah atau lembab.
- Berbicara atau tertawa saat sholat Idul Fitri NU.
- Menyela (barisan) jamaah saat sholat Idul Fitri NU.
Dengan memahami dan menghindari amalan makruh dalam tata cara sholat Idul Fitri NU, umat Islam dapat melaksanakan sholat dengan lebih baik dan khusyuk. Makruh menjadi salah satu aspek penting dalam ibadah sholat, karena dengan menghindari amalan makruh, umat Islam dapat semakin menyempurnakan ibadah mereka dan memperoleh ridha dari Allah SWT.
Pertanyaan Seputar Tata Cara Sholat Idul Fitri NU
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai tata cara sholat Idul Fitri menurut Nahdlatul Ulama (NU):
Pertanyaan 1: Kapan waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri NU?
Sholat Idul Fitri NU dilaksanakan setelah matahari terbit dan meninggi setinggi tombak, sekitar pukul 07.00-08.00 pagi.
Pertanyaan 2: Di mana tempat yang tepat untuk melaksanakan sholat Idul Fitri NU?
Sholat Idul Fitri NU biasanya dilaksanakan di lapangan atau tanah lapang yang luas dan bersih.
Pertanyaan 3: Apa saja sunnah yang dianjurkan dalam sholat Idul Fitri NU?
Beberapa sunnah dalam sholat Idul Fitri NU antara lain makan kurma sebelum berangkat, mandi, memakai pakaian terbaik, dan membaca takbiratul ihram sebanyak 12 kali.
Pertanyaan 4: Apa saja yang dimakruhkan dalam sholat Idul Fitri NU?
Beberapa amalan yang dimakruhkan dalam sholat Idul Fitri NU antara lain melaksanakan sholat sebelum matahari terbit atau setelah matahari tergelincir, berbicara atau tertawa saat sholat, dan menyela barisan jamaah.
Pertanyaan 5: Bagaimana tata cara qunut dalam sholat Idul Fitri NU?
Qunut dalam sholat Idul Fitri NU dibaca setelah i’tidal (berdiri tegak setelah rukuk) pada rakaat kedua, dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu dan membaca doa khusus.
Pertanyaan 6: Apakah khutbah merupakan bagian wajib dalam sholat Idul Fitri NU?
Khutbah merupakan bagian penting dalam sholat Idul Fitri NU, berisi pesan-pesan keagamaan, nasihat, dan pengingat tentang pentingnya Idul Fitri.
Demikian beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai tata cara sholat Idul Fitri NU. Dengan memahami dan mengamalkan tata cara sholat yang sesuai, umat Islam dapat melaksanakan ibadah Idul Fitri dengan baik dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Selanjutnya, mari kita bahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan tata cara sholat Idul Fitri NU…
Tata Cara Shalat Idul Fitri NU
Dalam melaksanakan shalat Idul Fitri, Nahdlatul Ulama (NU) memiliki tata cara tersendiri yang telah diamalkan oleh para ulama dan masyarakat NU secara turun-temurun. Tata cara ini didasarkan pada tuntunan syariat Islam dan ajaran para salafus shalih.
Berikut adalah beberapa tips penting dalam melaksanakan tata cara shalat Idul Fitri NU:
1. Niat dengan Benar
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat Idul Fitri. Niatkan shalat Idul Fitri dua rakaat karena Allah SWT.2. Takbiratul Ihram 12 Kali
Dalam shalat Idul Fitri NU, takbiratul ihram diucapkan sebanyak 12 kali, 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua.3. Baca Qunut pada Rakaat Kedua
Qunut merupakan salah satu sunnah dalam shalat Idul Fitri NU. Baca qunut setelah i’tidal pada rakaat kedua dengan mengangkat kedua tangan.4. Khutbah setelah Shalat
Khutbah merupakan bagian penting dalam shalat Idul Fitri NU. Dengarkan khutbah dengan seksama dan ambil pelajaran dari pesan-pesan yang disampaikan.5. Perhatikan Waktu Pelaksanaan
Shalat Idul Fitri NU dilaksanakan setelah matahari terbit dan meninggi setinggi tombak. Hindari melaksanakan shalat sebelum atau sesudah waktu tersebut.6. Pilih Tempat yang Luas dan Bersih
Shalat Idul Fitri NU biasanya dilaksanakan di lapangan atau tanah lapang. Pilih tempat yang luas dan bersih agar jamaah dapat melaksanakan shalat dengan nyaman.7. Berpakaian Rapi dan Bersih
Sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT, berpakaianlah dengan rapi dan bersih saat melaksanakan shalat Idul Fitri.8. Jaga Kekhusyukan dan Ketertiban
Jaga kekhusyukan dan ketertiban selama melaksanakan shalat Idul Fitri. Hindari berbicara atau melakukan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi jamaah lain.
Dengan memperhatikan tips-tips tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat Idul Fitri NU dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Selanjutnya, mari kita bahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan tata cara shalat Idul Fitri NU…
Kesimpulan
Tata cara shalat Idul Fitri Nahdlatul Ulama (NU) memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Salah satu cirinya adalah takbiratul ihram yang diulang sebanyak 12 kali, bacaan qunut pada rakaat kedua, dan adanya khutbah setelah shalat. Tata cara ini memiliki sejarah dan perkembangan yang panjang, dipengaruhi oleh ajaran para ulama dan tradisi masyarakat NU.
Melaksanakan shalat Idul Fitri sesuai dengan tata cara NU memiliki beberapa manfaat, di antaranya meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan melestarikan tradisi keagamaan. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengamalkan tata cara shalat Idul Fitri NU dengan baik dan benar.