Tawaf Yg Termasuk Rukun Haji Adalah

jurnal


Tawaf Yg Termasuk Rukun Haji Adalah

Tawaf yang termasuk rukun haji adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan urutan tertentu. Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di tempat yang sama.

Tawaf merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam haji. Ibadah ini memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Menunjukkan rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT.
  • Mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.
  • Menghapus dosa-dosa.

Dalam sejarah Islam, tawaf telah mengalami beberapa perkembangan. Pada masa Nabi Muhammad SAW, tawaf dilakukan dengan cara berlari-lari kecil. Namun, setelah beliau wafat, tawaf dilakukan dengan cara berjalan kaki.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara tawaf, jenis-jenis tawaf, dan hikmah dari ibadah ini.

Tawaf yang Termasuk Rukun Haji

Tawaf merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam haji. Ibadah ini memiliki banyak manfaat, di antaranya menunjukkan rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT, mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam, dan menghapus dosa-dosa.

  • Ka’bah
  • Hajar Aswad
  • Sai
  • Ihram
  • Niat
  • Tujuh Kali
  • Berlawanan Arah Jarum Jam
  • Rukun Yamani

Ka’bah merupakan kiblat umat Islam di seluruh dunia. Hajar Aswad adalah batu hitam yang menjadi titik awal dan akhir tawaf. Sai merupakan ibadah berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah. Ihram adalah pakaian khusus yang dikenakan saat haji. Niat merupakan syarat sah ibadah haji. Tujuh kali merupakan jumlah putaran tawaf. Berlawanan arah jarum jam merupakan arah tawaf. Rukun Yamani adalah salah satu sudut Ka’bah yang menjadi tempat mustajab untuk berdoa.

Ka’bah

Ka’bah merupakan bangunan suci berbentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah. Ka’bah menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia, yaitu arah yang dituju saat melaksanakan salat. Ka’bah juga menjadi pusat dari ibadah haji dan umrah, di mana tawaf mengelilingi Ka’bah merupakan salah satu rukunnya.

Hubungan antara Ka’bah dan tawaf sangat erat. Tawaf tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya Ka’bah. Ka’bah menjadi titik pusat dari ibadah tawaf, menjadi patokan arah dan jarak yang harus ditempuh oleh para jamaah. Tanpa Ka’bah, tawaf tidak memiliki makna dan tidak dapat dilaksanakan.

Dalam praktiknya, tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Para jamaah berjalan berlawanan arah jarum jam, sambil membaca doa dan berzikir. Tawaf merupakan ibadah yang sangat penting dalam haji dan umrah, dan menjadi salah satu bentuk pengagungan kepada Allah SWT.

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu hitam yang menjadi titik awal dan akhir tawaf, salah satu rukun haji. Batu ini memiliki beberapa aspek penting dalam kaitannya dengan tawaf:

  • Posisi
    Hajar Aswad terletak di sudut Ka’bah bagian tenggara, sekitar 1,5 meter dari tanah.
  • Warna dan Bentuk
    Hajar Aswad berwarna hitam kecoklatan dan berbentuk oval tidak beraturan. Batu ini memiliki diameter sekitar 30 cm dan tinggi 20 cm.
  • Keutamaan
    Hajar Aswad dipercaya sebagai batu yang berasal dari surga dan memiliki banyak keutamaan. Mencium atau menyentuh Hajar Aswad merupakan salah satu sunah dalam tawaf.
  • Sejarah
    Hajar Aswad telah menjadi bagian dari Ka’bah sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Batu ini pernah hilang dan kemudian ditemukan kembali, dan sempat pecah menjadi beberapa bagian yang kemudian disatukan kembali.

Hajar Aswad merupakan simbol kesatuan umat Islam. Saat melakukan tawaf, umat Islam dari seluruh dunia berkumpul dan mengelilingi Ka’bah bersama-sama, menunjukkan persatuan dan persaudaraan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Sai

Sa’i merupakan salah satu bagian dari rangkaian ibadah haji dan umroh, khususnya setelah melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah. Ibadah ini mempunyai kaitan erat dengan kisah Siti Hajar ketika mencari air untuk anaknya, Ismail, di antara bukit Safa dan Marwah.

  • Tujuan
    Sa’i melambangkan perjuangan dan pengorbanan Siti Hajar dalam mencari air untuk anaknya. Dengan melakukan sa’i, jamaah haji dan umroh diharapkan dapat meneladani kesabaran dan ketabahan Siti Hajar.
  • Cara Melakukan
    Sa’i dilakukan dengan berjalan atau berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah. Dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah.
  • Hikmah
    Sa’i mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan tawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi kesulitan hidup.
  • Sunnah
    Ketika melakukan sa’i, disunnahkan untuk membaca doa dan berzikir. Selain itu, disunnahkan juga untuk mempercepat langkah ketika melewati jalur yang disebut “hatim”.

Sa’i merupakan salah satu bagian penting dari ibadah haji dan umroh. Dengan melakukan sa’i, jamaah haji dan umroh dapat mengikuti jejak Siti Hajar dan mengambil hikmah dari perjuangannya. Ibadah ini menjadi bukti pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Ihram

Ihram merupakan pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji dan umroh. Ihram menjadi syarat wajib yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan tawaf, salah satu rukun haji. Pakaian ihram melambangkan kesucian, kesederhanaan, dan persatuan di hadapan Allah SWT.

  • Jenis Pakaian Ihram

    Ihram terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan, yaitu kain yang dililitkan di pinggang dan kain yang disampirkan di bahu. Kain ihram tidak boleh bergambar atau bermotif.

  • Niat Memakai Ihram

    Sebelum memakai ihram, jamaah harus berniat untuk melaksanakan haji atau umroh. Niat ini diucapkan dalam hati.

  • Larangan Saat Berihram

    Saat berihram, jamaah dilarang melakukan beberapa hal, seperti memakai wewangian, memotong kuku, dan berhubungan suami istri.

  • Waktu Melepas Ihram

    Ihram dilepas setelah jamaah selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji atau umroh, seperti setelah melontar jumrah, mencukur rambut, dan tawaf ifadah.

Dengan mengenakan ihram, jamaah haji dan umroh diharapkan dapat mengosongkan diri dari segala hal duniawi dan fokus beribadah kepada Allah SWT. Ihram menjadi simbol kesucian dan persatuan umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Niat

Niat merupakan syarat sah dalam beribadah, termasuk dalam pelaksanaan tawaf yang merupakan salah satu rukun haji. Niat adalah kehendak atau keinginan hati untuk melakukan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah SWT.

  • Ikhlas
    Niat dalam bertawaf haruslah ikhlas, yaitu semata-mata karena Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya.
  • Mutuabiqah
    Niat harus sesuai dengan perbuatan, yaitu berniat untuk melakukan tawaf dengan tata cara yang benar sesuai dengan sunnah.
  • Ta’yin
    Niat harus jelas dan spesifik, yaitu berniat untuk melakukan tawaf wajib, bukan tawaf sunnah atau tawaf lainnya.
  • Muqoddim
    Niat harus diucapkan sebelum memulai tawaf, baik secara lisan maupun dalam hati.

Dengan memahami dan memenuhi aspek-aspek niat tersebut, tawaf yang dilakukan oleh jamaah haji akan menjadi ibadah yang sah dan bernilai di sisi Allah SWT.

Tujuh Kali

Dalam pelaksanaan tawaf yang termasuk rukun haji, terdapat ketentuan untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ketentuan ini memiliki makna dan hikmah yang mendalam dalam ajaran Islam.

Angka tujuh dalam tawaf melambangkan kesempurnaan dan keberkahan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 143 yang artinya, “Dan Kami jadikan tujuh langit berlapis-lapis. Dan Kami tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih suatu kekurangan pun. Maka kembalilah kamu memandang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

Dalam praktiknya, jamaah haji akan memulai tawaf dari Hajar Aswad dan mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam. Setiap putaran disebut satu syawth. Dengan demikian, tujuh kali putaran berarti jamaah telah menyelesaikan tujuh syawth. Setiap syawth memiliki doa dan amalan khusus yang dianjurkan untuk dibaca dan dilakukan.

Pemenuhan ketentuan tujuh kali dalam tawaf menjadi salah satu syarat sahnya tawaf yang termasuk rukun haji. Jika jamaah tidak melengkapi tujuh putaran, maka tawafnya tidak dianggap sah dan harus diulang. Hal ini menunjukkan pentingnya mengikuti tata cara ibadah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Berlawanan Arah Jarum Jam

Dalam pelaksanaan tawaf yang termasuk rukun haji, jamaah diwajibkan untuk mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam. Ketentuan ini memiliki makna dan hikmah yang mendalam dalam ajaran Islam.

  • Kepatuhan terhadap Sunnah
    Berjalan berlawanan arah jarum jam merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW saat melaksanakan tawaf. Dengan mengikuti sunnah ini, jamaah menunjukkan rasa cinta dan penghormatan kepada Rasulullah.
  • Mengikuti Jejak Malaikat
    Dikisahkan bahwa malaikat juga mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam. Dengan mengikuti arah yang sama, jamaah seolah mengikuti jejak para malaikat yang senantiasa bertasbih dan mengagungkan Allah SWT.
  • Menjaga Ketertiban
    Ketika jamaah mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam, akan tercipta ketertiban dan kelancaran dalam pelaksanaan tawaf. Hal ini dikarenakan jamaah tidak akan berpapasan atau bertabrakan dengan jamaah lain yang datang dari arah berlawanan.
  • Simbol Kesatuan
    Tawaf yang dilakukan berlawanan arah jarum jam oleh jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia menjadi simbol kesatuan dan persaudaraan umat Islam. Semua jamaah bergerak dalam satu irama, menunjukkan bahwa mereka bersatu dalam tujuan yang sama, yaitu beribadah kepada Allah SWT.

Dengan memahami makna dan hikmah di balik ketentuan berlawanan arah jarum jam dalam tawaf, jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan, sehingga memperoleh keberkahan dan ridha dari Allah SWT.

Rukun Yamani

Rukun Yamani merupakan salah satu bagian dari Ka’bah yang menjadi tempat mustajab untuk berdoa. Letaknya di sudut tenggara Ka’bah, berseberangan dengan Hajar Aswad. Ketika melakukan tawaf, disunnahkan untuk mengusap atau mencium Rukun Yamani.

  • Posisi
    Rukun Yamani terletak di sudut tenggara Ka’bah, berseberangan dengan Hajar Aswad.
  • Keutamaan
    Rukun Yamani merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Ketika berdoa di Rukun Yamani, disunnahkan untuk mengusap atau menciumnya.
  • Sejarah
    Rukun Yamani merupakan bagian asli dari Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Batu ini pernah rusak dan diperbaiki oleh beberapa khalifah.
  • Praktik
    Ketika melakukan tawaf, disunnahkan untuk mengusap atau mencium Rukun Yamani. Jamaah dapat berdoa di Rukun Yamani setelah menyelesaikan tawaf.

Rukun Yamani menjadi salah satu bagian penting dalam pelaksanaan tawaf. Dengan mengusap atau mencium Rukun Yamani, jamaah haji dan umrah dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang besar. Selain itu, berdoa di Rukun Yamani juga menjadi kesempatan untuk memohon kepada Allah SWT segala hajat dan keinginan.

Pertanyaan Umum tentang Tawaf yang Termasuk Rukun Haji

Bagian ini menyajikan beberapa pertanyaan umum dan jawabannya mengenai tawaf yang termasuk rukun haji. Pertanyaan-pertanyaan ini mengantisipasi keraguan atau kesalahpahaman yang mungkin dimiliki jamaah haji atau umrah.

Pertanyaan 1: Apa saja syarat sah tawaf?

Tawaf yang sah harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya berniat ihram haji atau umrah, suci dari hadas besar dan kecil, menutup aurat, dan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali berlawanan arah jarum jam.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah putaran tawaf yang wajib dilakukan?

Tawaf yang termasuk rukun haji terdiri dari tujuh putaran mengelilingi Ka’bah.

Pertanyaan 3: Di mana titik awal dan akhir tawaf?

Titik awal dan akhir tawaf adalah di Hajar Aswad.

Pertanyaan 4: Apa yang dimaksud dengan istiflam?

Istiflam adalah berlari-lari kecil yang dilakukan pada tiga putaran pertama tawaf, khusus untuk laki-laki.

Pertanyaan 5: Apakah boleh melakukan tawaf dengan menggunakan kursi roda?

Bagi jamaah yang tidak mampu berdiri atau berjalan, diperbolehkan melakukan tawaf dengan menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya.

Pertanyaan 6: Apa keutamaan tawaf di Rukun Yamani?

Rukun Yamani adalah salah satu sudut Ka’bah yang terletak di sebelah tenggara. Berdoa di Rukun Yamani setelah selesai tawaf sangat dianjurkan karena merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa.

Dengan memahami pertanyaan dan jawaban ini, diharapkan jamaah haji dan umrah dapat melaksanakan tawaf dengan baik dan benar, sehingga memperoleh haji atau umrah yang mabrur.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara tawaf secara lebih rinci.

Tips Melaksanakan Tawaf yang Termasuk Rukun Haji

Tawaf yang termasuk rukun haji merupakan salah satu ibadah penting yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu jamaah dalam melaksanakan tawaf:

Berniat dengan Ikhlas
Niatkan tawaf karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain.

Berpakaian Ihram dengan Benar
Kenakan pakaian ihram sesuai dengan ketentuan, yaitu dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk laki-laki dan pakaian yang menutup aurat untuk perempuan.

Mulai Tawaf dari Hajar Aswad
Dimulai dengan mengusap atau mencium Hajar Aswad, lalu mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam.

Istiflam untuk Laki-laki
Bagi laki-laki, dianjurkan untuk berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama tawaf.

Menjaga Ketertiban
Jaga ketertiban saat tawaf dengan tidak berdesak-desakan atau memotong jalan jamaah lain.

Berdoa di Rukun Yamani
Setelah menyelesaikan tawaf, disunnahkan untuk berdoa di Rukun Yamani, yaitu sudut Ka’bah yang berada di sebelah tenggara.

Membaca Doa dan Dzikir
Bacalah doa dan dzikir yang dianjurkan selama melaksanakan tawaf, seperti doa tawaf dan salawat.

Khushu’ dan Tadabbur
Laksanakan tawaf dengan khusyuk dan merenungi makna ibadah ini, serta menyadari kebesaran Allah SWT.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, jamaah haji dapat melaksanakan tawaf dengan baik dan benar, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan penuh keberkahan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara tawaf secara lebih rinci, termasuk doa-doa dan dzikir yang dianjurkan.

Kesimpulan

Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki banyak keutamaan. Tawaf yang sah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti berniat karena Allah SWT, suci dari hadas, menutup aurat, dan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali berlawanan arah jarum jam. Tawaf juga memiliki beberapa sunnah yang dianjurkan, seperti memulai tawaf dari Hajar Aswad, berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama untuk laki-laki, dan berdoa di Rukun Yamani.

Selain itu, dalam melaksanakan tawaf, jamaah haji harus menjaga kekhusyukan dan merenungi makna ibadah ini. Tawaf merupakan simbol ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT, serta menjadi kesempatan untuk memohon ampunan dan keberkahan dari-Nya. Dengan memahami tata cara dan hikmah di balik tawaf, jamaah haji dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan penuh keberkahan.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru