Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Niat shalat tarawih adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat sunnah pada malam hari di bulan Ramadhan. Niat shalat tarawih dibaca sebelum memulai shalat, yaitu:
Ushalli sunnatan taraawiihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Melaksanakan shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam.
Dalam sejarahnya, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijriah. Saat itu, beliau mengerjakan shalat sebanyak 8 rakaat. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid dan jumlah rakaatnya ditambah menjadi 20 rakaat.
Pada perkembangan selanjutnya, jumlah rakaat shalat tarawih bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Di Indonesia, umumnya shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah 3 rakaat shalat witir.
tulislah niat salat tarawih
Niat merupakan aspek penting dalam shalat tarawih. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Berikut adalah 9 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menulis niat shalat tarawih:
- Ikhlas
- Benar lafalnya
- Tepat waktunya
- Menghadap kiblat
- Suci dari hadas
- Menutup aurat
- Berdiri tegak
- Rakaat genap
- Salam
Ikhlas berarti niat hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. Benar lafalnya artinya niat diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Tepat waktunya artinya niat diucapkan sebelum memulai shalat. Menghadap kiblat artinya niat diucapkan sambil menghadap ke arah kiblat. Suci dari hadas artinya niat diucapkan setelah bersuci dari hadas, seperti hadas kecil atau hadas besar. Menutup aurat artinya niat diucapkan setelah menutup aurat dengan pakaian yang sesuai dengan syariat Islam. Berdiri tegak artinya niat diucapkan sambil berdiri tegak, tidak boleh sambil duduk atau berbaring. Rakaat genap artinya niat diucapkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, atau 8 rakaat. Salam artinya niat diucapkan setelah selesai shalat dengan mengucapkan salam.
Ikhlas
Ikhlas merupakan aspek yang sangat penting dalam penulisan niat shalat tarawih. Ikhlas artinya niat hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. Jika niat tidak ikhlas, maka shalat tarawih yang dikerjakan tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Ikhlas menjadi komponen yang sangat penting dalam penulisan niat shalat tarawih karena niat merupakan syarat sahnya shalat. Jika niat tidak ikhlas, maka shalat tidak akan sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa niat kita ikhlas ketika menulis niat shalat tarawih.
Contoh nyata dari ikhlas dalam penulisan niat shalat tarawih adalah ketika kita menulis niat hanya karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. Kita juga bisa menunjukkan ikhlas dengan menulis niat dengan benar dan tepat waktu, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Memahami hubungan antara ikhlas dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita menulis niat dengan ikhlas, maka shalat kita akan lebih diterima oleh Allah SWT dan pahala yang kita dapatkan akan lebih besar.
Benar lafalnya
Benar lafalnya merupakan salah satu aspek penting dalam penulisan niat shalat tarawih. Benar lafalnya artinya niat diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Jika niat tidak benar lafalnya, maka shalat tarawih yang dikerjakan tidak akan sah.
- Lafal yang Jelas
Lafal niat harus diucapkan dengan jelas, tidak boleh samar atau terputus-putus. Hal ini bertujuan agar niat dapat didengar oleh diri sendiri dan orang lain yang berada di sekitar.
- Lafal yang Sesuai Tuntunan
Lafal niat harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Artinya, niat harus diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang dapat dipahami, dan tidak boleh diubah-ubah.
- Lafal yang Diucapkan dengan Benar
Lafal niat harus diucapkan dengan benar, tidak boleh salah atau terbalik. Hal ini bertujuan agar makna niat dapat tersampaikan dengan jelas.
- Lafal yang Diucapkan dengan Khusyuk
Lafal niat harus diucapkan dengan khusyuk, tidak boleh tergesa-gesa atau sambil bercanda. Hal ini bertujuan agar niat dapat diresapi dan dipahami dengan baik.
Dengan memperhatikan aspek benar lafalnya dalam penulisan niat shalat tarawih, kita dapat memastikan bahwa shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT. Benar lafalnya juga merupakan salah satu bentuk penghormatan kita kepada Rasulullah SAW, karena kita mengikuti tuntunan beliau dalam beribadah.
Tepat waktunya
Tepat waktunya merupakan salah satu aspek penting dalam tulislah niat salat tarawih. Tepat waktunya artinya niat diucapkan sebelum memulai shalat. Jika niat tidak tepat waktunya, maka shalat tarawih yang dikerjakan tidak akan sah.
Penyebab utama tidak tepat waktunya dalam tulislah niat salat tarawih adalah karena kurangnya persiapan dan ketergesaan. Misalnya, jika kita datang ke masjid terlambat, kita mungkin terburu-buru untuk segera memulai shalat tanpa mengucapkan niat terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan niat kita tidak tepat waktunya dan shalat kita tidak sah.
Sebagai komponen penting dari tulislah niat salat tarawih, tepat waktunya memiliki beberapa manfaat penting. Pertama, tepat waktunya dapat membantu kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam shalat. Ketika kita mengucapkan niat sebelum memulai shalat, kita dapat menenangkan pikiran dan mempersiapkan hati kita untuk beribadah. Kedua, tepat waktunya dapat membantu kita untuk menghindari kesalahan dalam shalat. Ketika kita mengucapkan niat dengan benar dan tepat waktu, kita dapat meminimalisir kemungkinan salah gerakan atau salah bacaan dalam shalat.
Dalam kehidupan nyata, tepat waktunya dalam tulislah niat salat tarawih dapat diterapkan dengan berbagai cara. Misalnya, kita dapat mempersiapkan diri untuk shalat tarawih dengan datang ke masjid lebih awal. Kita juga dapat meluangkan waktu beberapa menit sebelum shalat untuk membaca niat dan merenungkan makna shalat tarawih. Dengan mempersiapkan diri dengan baik, kita dapat memastikan bahwa niat kita tepat waktunya dan shalat kita sah dan diterima oleh Allah SWT.
Menghadap kiblat
Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Kiblat adalah arah ke Ka’bah di Mekkah. Ketika kita menghadap kiblat saat shalat, kita menunjukkan bahwa kita sedang menghadap kepada Allah SWT dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.
Dalam penulisan niat shalat tarawih, menghadap kiblat memiliki pengaruh yang sangat penting. Niat shalat tarawih yang diucapkan sambil tidak menghadap kiblat tidak akan sah. Hal ini disebabkan karena menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat, dan niat shalat tarawih merupakan bagian dari shalat.
Contoh nyata dari hubungan antara menghadap kiblat dan penulisan niat shalat tarawih adalah ketika kita berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat secara langsung. Dalam kondisi seperti ini, kita tetap harus berusaha untuk menghadap kiblat semaksimal mungkin. Meskipun niat shalat tarawih yang kita ucapkan tidak tepat menghadap kiblat, namun shalat tarawih yang kita kerjakan tetap sah selama kita berusaha menghadap kiblat semaksimal mungkin.
Memahami hubungan antara menghadap kiblat dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita menghadap kiblat dengan benar dan mengucapkan niat shalat tarawih dengan benar, maka shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih sah dan diterima oleh Allah SWT.
Suci dari Hadas
Suci dari hadas merupakan salah satu syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Hadas adalah keadaan tidak suci yang di sebabkan oleh beberapa hal, seperti keluarnya air mani, buang air kecil atau besar, dan bersentuhan dengan bangkai. Ketika seseorang dalam keadaan hadas, ia wajib untuk bersuci terlebih dahulu sebelum melakukan shalat.
Dalam penulisan niat shalat tarawih, suci dari hadas memiliki pengaruh yang sangat penting. Niat shalat tarawih yang diucapkan dalam keadaan hadas tidak akan sah. Hal ini disebabkan karena suci dari hadas merupakan syarat sah shalat, dan niat shalat tarawih merupakan bagian dari shalat.
Contoh nyata dari hubungan antara suci dari hadas dan penulisan niat shalat tarawih adalah ketika seseorang mengalami hadas kecil, seperti buang air kecil. Dalam kondisi seperti ini, ia wajib untuk bersuci terlebih dahulu dengan cara berwudhu sebelum mengucapkan niat shalat tarawih. Jika ia langsung mengucapkan niat shalat tarawih tanpa bersuci terlebih dahulu, maka shalat tarawih yang ia kerjakan tidak akan sah.
Memahami hubungan antara suci dari hadas dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita suci dari hadas dan mengucapkan niat shalat tarawih dengan benar, maka shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih sah dan diterima oleh Allah SWT.
Menutup aurat
Menutup aurat merupakan salah satu syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Aurat adalah bagian tubuh yang wajib ditutupi ketika shalat, yaitu dari pusar hingga lutut bagi laki-laki, dan seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan bagi perempuan. Ketika seseorang tidak menutup auratnya saat shalat, maka shalatnya tidak sah.
Dalam penulisan niat shalat tarawih, menutup aurat memiliki pengaruh yang sangat penting. Niat shalat tarawih yang diucapkan dalam keadaan tidak menutup aurat tidak akan sah. Hal ini disebabkan karena menutup aurat merupakan syarat sah shalat, dan niat shalat tarawih merupakan bagian dari shalat.
Contoh nyata dari hubungan antara menutup aurat dan penulisan niat shalat tarawih adalah ketika seseorang memakai pakaian yang tidak menutup aurat saat shalat. Dalam kondisi seperti ini, ia wajib untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menutup aurat terlebih dahulu sebelum mengucapkan niat shalat tarawih. Jika ia langsung mengucapkan niat shalat tarawih tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, maka shalat tarawih yang ia kerjakan tidak akan sah.
Memahami hubungan antara menutup aurat dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita menutup aurat dengan benar dan mengucapkan niat shalat tarawih dengan benar, maka shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih sah dan diterima oleh Allah SWT.
Berdiri tegak
Dalam penulisan niat shalat tarawih, berdiri tegak memiliki pengaruh yang sangat penting. Niat shalat tarawih yang diucapkan dalam keadaan tidak berdiri tegak tidak akan sah. Hal ini disebabkan karena berdiri tegak merupakan syarat sah shalat, dan niat shalat tarawih merupakan bagian dari shalat.
- Tegak Lurus
Ketika berdiri tegak dalam shalat tarawih, posisi tubuh harus tegak lurus dari kepala hingga kaki. Tidak boleh membungkuk atau condong ke depan atau ke belakang.
- Kaki Rapat
Kedua kaki harus rapat dan sejajar, dengan jarak antara kedua tumit sekitar selebar empat jari.
- Tangan di Samping
Kedua tangan diletakkan di samping badan, dengan posisi telapak tangan menghadap ke paha.
- Pandangan ke Depan
Pandangan mata diarahkan ke depan, tidak boleh melihat ke atas, ke bawah, atau ke samping.
Memahami hubungan antara berdiri tegak dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita berdiri tegak dengan benar dan mengucapkan niat shalat tarawih dengan benar, maka shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih sah dan diterima oleh Allah SWT.
Rakaat genap
Dalam shalat tarawih, rakaat genap merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan niat. Rakaat genap artinya niat diucapkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, atau 8 rakaat. Jika niat diucapkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang ganjil, maka shalat tarawih tersebut tidak sah.
Penyebab utama tidak terpenuhinya rakaat genap dalam penulisan niat shalat tarawih adalah kurangnya pemahaman dan persiapan. Misalnya, jika seseorang tidak mengetahui bahwa shalat tarawih harus dikerjakan dengan jumlah rakaat yang genap, maka ia mungkin saja mengucapkan niat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang ganjil. Hal ini dapat menyebabkan shalat tarawih yang dikerjakan tidak sah.
Contoh nyata dari hubungan antara rakaat genap dan penulisan niat shalat tarawih adalah ketika seseorang berniat untuk mengerjakan shalat tarawih sebanyak 3 rakaat. Dalam kondisi seperti ini, shalat tarawih yang dikerjakan tidak sah karena jumlah rakaatnya ganjil. Untuk mengerjakan shalat tarawih yang sah, seseorang harus mengucapkan niat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, atau 8 rakaat.
Memahami hubungan antara rakaat genap dan penulisan niat shalat tarawih sangat penting karena dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas shalat kita. Ketika kita mengucapkan niat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap, maka shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih sah dan diterima oleh Allah SWT.
Salam
Salam merupakan salah satu rukun shalat, termasuk shalat tarawih. Salam diucapkan pada akhir shalat sebagai tanda berakhirnya shalat. Salam diucapkan dengan mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
- Posisi Salam
Salam diucapkan sambil berdiri tegak dan menghadap ke arah kiblat.
- Lafal Salam
Lafal salam yang benar adalah “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”.
- Waktu Salam
Salam diucapkan setelah selesai shalat, tepat setelah tasyahud akhir.
- Hukum Salam
Salam hukumnya wajib dalam shalat. Shalat yang tidak diakhiri dengan salam tidak dianggap sah.
Dengan memahami aspek salam dalam penulisan niat shalat tarawih, kita dapat meningkatkan kualitas shalat kita. Shalat yang diakhiri dengan salam yang benar akan lebih sempurna dan lebih diterima oleh Allah SWT.
Tanya Jawab tentang “tulislah niat salat tarawih”
Berikut adalah beberapa tanya jawab yang sering muncul terkait “tulislah niat salat tarawih”.
Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat shalat tarawih?
Jawaban: Niat shalat tarawih diucapkan sebelum memulai shalat, tepat setelah takbiratul ihram.
Pertanyaan 2: Bagaimana lafal niat shalat tarawih yang benar?
Jawaban: Lafadz niat shalat tarawih yang benar adalah “Ushalli sunnatan taraawiihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”, yang artinya “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Pertanyaan 3: Apakah boleh mengucapkan niat shalat tarawih dalam bahasa selain Arab?
Jawaban: Boleh, asalkan kita memahami makna dari niat tersebut dan diucapkan dengan jelas dan benar.
Pertanyaan 4: Apakah sah shalat tarawih jika niatnya salah?
Jawaban: Tidak sah, karena niat merupakan rukun shalat yang harus dipenuhi.
Pertanyaan 5: Bagaimana jika lupa mengucapkan niat shalat tarawih?
Jawaban: Jika lupa mengucapkan niat sebelum shalat dimulai, maka niat diucapkan di rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah.
Pertanyaan 6: Apakah boleh mengulang-ulang niat shalat tarawih?
Jawaban: Tidak boleh, karena niat hanya diucapkan satu kali pada awal shalat.
Demikianlah beberapa tanya jawab terkait “tulislah niat shalat tarawih”. Semoga bermanfaat.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara shalat tarawih secara lengkap.
Tips Menulis Niat Salat Tarawih dengan Benar
Menulis niat salat tarawih dengan benar sangat penting agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menulis niat salat tarawih dengan benar:
Tip 1: Pastikan Anda dalam keadaan suci dari hadas.
Sebelum menulis niat salat tarawih, pastikan Anda telah bersuci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. Cara bersuci dari hadas kecil adalah dengan berwudhu, sedangkan cara bersuci dari hadas besar adalah dengan mandi junub.
Tip 2: Berdirilah tegak menghadap kiblat.
Saat menulis niat salat tarawih, berdirilah tegak menghadap kiblat. Pastikan posisi tubuh Anda lurus, tidak condong ke depan atau ke belakang.
Tip 3: Lafalkan niat dengan jelas dan benar.
Lafalkan niat salat tarawih dengan jelas dan benar. Lafadz niat salat tarawih yang benar adalah “Ushalli sunnatan taraawiihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”, yang artinya “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Tip 4: Niatkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap.
Shalat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, atau 8 rakaat. Pastikan Anda menulis niat untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap.
Tip 5: Ucapkan niat sebelum memulai shalat.
Niat salat tarawih diucapkan sebelum memulai shalat, tepat setelah takbiratul ihram.
Ringkasan:
Menulis niat salat tarawih dengan benar sangat penting agar shalat yang kita kerjakan sah dan diterima oleh Allah SWT. Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa niat salat tarawih yang Anda tulis sudah benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Transisi:
Setelah mengetahui tips menulis niat salat tarawih dengan benar, selanjutnya kita akan membahas tentang tata cara shalat tarawih secara lengkap.
Kesimpulan
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam shalat tarawih. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis niat salat tarawih, di antaranya:
- Menulis niat dengan benar dan jelas
- Meniatkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang genap
- Mengucapkan niat sebelum memulai shalat
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita dapat memastikan bahwa niat salat tarawih yang kita tulis sudah benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas ibadah shalat tarawih kita.