Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menunaikan zakat fitrah adalah siapa yang berhak menerima zakat tersebut. Dalam hal ini, anak-anak termasuk ke dalam golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Zakat fitrah anak dibayarkan oleh orang tuanya atau walinya, baik itu ayah, ibu, kakek, nenek, atau orang lain yang memiliki kewajiban untuk menafkahi anak tersebut.
Menunaikan zakat fitrah untuk anak memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah membersihkan harta dan jiwa, menumbuhkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama, serta membantu memenuhi kebutuhan hidup anak-anak yang kurang mampu. Dalam sejarah Islam, zakat fitrah anak telah menjadi kewajiban sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan terus diamalkan oleh umat Islam hingga saat ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara pembayaran zakat fitrah untuk anak, besaran zakat yang harus dibayarkan, serta hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kewajiban zakat fitrah dan cara menunaikannya dengan baik dan benar.
Zakat Fitrah Anak Dibayarkan Oleh
Kewajiban menunaikan zakat fitrah untuk anak merupakan aspek penting dalam ibadah zakat fitrah. Ada beberapa aspek esensial terkait hal ini yang perlu dipahami, yaitu:
- Kewajiban Orang Tua
- Besaran Zakat
- Waktu Pembayaran
- Penerima Zakat
- Hukum Menunaikan
- Hikmah Dibayarkan
- Tata Cara Pembayaran
- Dalil Naqli
- Konsekuensi Tidak Membayar
Memahami aspek-aspek ini penting untuk memastikan zakat fitrah anak ditunaikan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Dengan menunaikan zakat fitrah untuk anak, orang tua telah melaksanakan kewajiban agama sekaligus memberikan manfaat bagi anak dan masyarakat yang membutuhkan.
Kewajiban Orang Tua
Dalam konteks zakat fitrah, kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya memiliki keterkaitan erat dengan kewajiban membayar zakat fitrah untuk anaknya. Kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya meliputi pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Zakat fitrah, sebagai salah satu bentuk penunaian zakat, termasuk dalam kategori kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh orang tua untuk anaknya.
Kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya merupakan komponen krusial dalam pembayaran zakat fitrah untuk anak. Tanpa adanya kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya, maka tidak akan timbul kewajiban untuk membayar zakat fitrah untuk anak tersebut. Dengan kata lain, kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya merupakan sebab (illat) dari kewajiban membayar zakat fitrah untuk anak.
Dalam praktiknya, kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya diwujudkan dalam bentuk pemberian nafkah. Pemberian nafkah ini dapat berupa uang, makanan, pakaian, tempat tinggal, atau bentuk lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan dasar anak. Orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya sejak anak tersebut lahir hingga dewasa atau mampu mandiri secara finansial.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya memiliki hubungan yang sangat erat dengan kewajiban membayar zakat fitrah untuk anak. Kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya menjadi dasar hukum (illah) bagi kewajiban membayar zakat fitrah untuk anak. Dengan demikian, pemahaman yang komprehensif tentang kewajiban orang tua untuk menafkahi anaknya sangat penting dalam pelaksanaan zakat fitrah untuk anak sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Besaran Zakat
Besaran zakat fitrah merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah, termasuk zakat fitrah untuk anak. Dalam konteks ini, terdapat hubungan yang erat antara besaran zakat dan kewajiban orang tua untuk membayar zakat fitrah untuk anaknya.
Besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan untuk setiap jiwa, termasuk anak-anak, telah ditentukan secara jelas dalam syariat Islam. Di Indonesia, besaran zakat fitrah umumnya dipatok sebesar 3,5 liter atau 2,5 kilogram makanan pokok, seperti beras atau gandum. Penetapan besaran zakat fitrah ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Dalam praktiknya, besaran zakat fitrah yang dibayarkan untuk anak sama dengan besaran zakat fitrah yang dibayarkan untuk orang dewasa. Hal ini dikarenakan kewajiban membayar zakat fitrah didasarkan pada status sebagai seorang muslim yang telah memenuhi syarat, bukan pada usia atau kondisi finansial seseorang. Dengan demikian, setiap anak yang telah lahir sebelum terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadan wajibkan untuk dikeluarkan zakat fitrahnya, terlepas dari kemampuan finansial orang tuanya.
Memahami besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan untuk anak sangat penting agar kewajiban zakat fitrah dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Orang tua wajib untuk mengetahui dan mempersiapkan besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan untuk setiap anaknya, baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa.
Waktu Pembayaran
Waktu pembayaran zakat fitrah merupakan aspek krusial yang berkaitan erat dengan kewajiban “zakat fitrah anak dibayarkan oleh”. Dalam konteks ini, waktu pembayaran zakat fitrah memiliki implikasi yang signifikan terhadap keabsahan dan kesempurnaan ibadah zakat fitrah itu sendiri.
Waktu pembayaran zakat fitrah telah ditetapkan secara jelas dalam syariat Islam, yaitu sejak awal bulan Ramadan hingga sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan. Penetapan waktu ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dengan demikian, umat Islam wajib menunaikan zakat fitrah dalam rentang waktu tersebut agar ibadah zakat fitrah mereka dianggap sah dan sempurna.
Dalam praktiknya, pembayaran zakat fitrah untuk anak tidak terlepas dari keterlibatan orang tua atau wali. Orang tua atau wali berkewajiban untuk memastikan bahwa zakat fitrah anaknya telah dibayarkan tepat waktu, sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Orang tua atau wali dapat membayarkan zakat fitrah anaknya secara langsung atau melalui lembaga atau organisasi yang berwenang.
Memahami waktu pembayaran zakat fitrah sangat penting agar kewajiban zakat fitrah dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu. Dengan memahami waktu pembayaran zakat fitrah, orang tua atau wali dapat mempersiapkan diri dan memastikan bahwa zakat fitrah anaknya dapat dibayarkan sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian, ibadah zakat fitrah dapat dilaksanakan secara optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi anak dan masyarakat yang membutuhkan.
Penerima Zakat
Dalam konteks “zakat fitrah anak dibayarkan oleh”, pemahaman mengenai “penerima zakat” memegang peranan penting. Zakat fitrah yang dibayarkan orang tua atau wali untuk anaknya harus disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya sesuai ketentuan syariat Islam.
- Fakir
Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak memiliki kemampuan untuk bekerja sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
- Miskin
Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
- Amil
Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Mereka berhak menerima bagian dari zakat sebagai imbalan atas tugasnya.
- Ibnu Sabil
Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan kehabisan bekal.
Dengan mengetahui dan memahami kriteria penerima zakat, orang tua atau wali dapat menyalurkan zakat fitrah anaknya kepada pihak yang benar-benar berhak menerimanya. Penyaluran zakat fitrah kepada penerima yang tepat akan memastikan bahwa zakat tersebut dapat bermanfaat secara optimal bagi mereka yang membutuhkan dan memberikan keberkahan bagi anak yang zakatnya dibayarkan.
Hukum Menunaikan
Dalam konteks “zakat fitrah anak dibayarkan oleh”, “Hukum Menunaikan” memiliki kaitan yang erat dan krusial. Hukum menunaikan zakat fitrah bagi anak termasuk dalam kategori fardhu ‘ain, yaitu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap individu muslim yang memenuhi syarat, termasuk anak-anak. Kewajiban menunaikan zakat fitrah bagi anak ini melekat pada orang tua atau wali yang memiliki tanggung jawab untuk menafkahi anak tersebut.
Kewajiban menunaikan zakat fitrah bagi anak didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas setiap muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa.” Dari hadis ini, dapat dipahami bahwa kewajiban menunaikan zakat fitrah berlaku umum bagi seluruh umat Islam, termasuk anak-anak.
Dalam praktiknya, orang tua atau wali dapat membayarkan zakat fitrah untuk anaknya secara langsung kepada penerima zakat atau melalui lembaga atau organisasi yang berwenang. Pembayaran zakat fitrah untuk anak harus dilakukan sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan agar ibadah zakat fitrah dianggap sah dan sempurna. Dengan memahami hukum menunaikan zakat fitrah bagi anak, orang tua atau wali dapat melaksanakan kewajiban tersebut dengan benar dan tepat waktu, sehingga zakat fitrah anak dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mereka yang membutuhkan.
Hikmah Dibayarkan
Hikmah di balik pembayaran zakat fitrah bagi anak memiliki keterkaitan yang erat dengan kewajiban “zakat fitrah anak dibayarkan oleh”. Pembayaran zakat fitrah untuk anak bukan hanya sekedar ibadah ritual, tetapi juga memiliki nilai-nilai dan manfaat yang sangat signifikan bagi anak dan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu hikmah utama dibayarkannya zakat fitrah bagi anak adalah untuk membersihkan harta dan jiwa anak. Melalui pembayaran zakat fitrah, orang tua atau wali telah mendidik anak tentang pentingnya berbagi dan kepedulian terhadap sesama. Anak akan belajar bahwa harta yang dimiliki bukanlah miliknya semata, tetapi juga terdapat hak orang lain yang harus dipenuhi.
Selain itu, pembayaran zakat fitrah bagi anak juga merupakan bentuk latihan dalam mengelola keuangan. Anak akan dibiasakan untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Hal ini akan menumbuhkan sikap dermawan dan bertanggung jawab dalam diri anak sejak usia dini.
Dalam praktiknya, hikmah dibayarkannya zakat fitrah bagi anak dapat dilihat dari berbagai contoh nyata. Misalnya, di beberapa daerah, zakat fitrah yang terkumpul disalurkan untuk membantu anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Bantuan tersebut dapat berupa pemberian makanan, pakaian, atau biaya pendidikan. Dengan demikian, pembayaran zakat fitrah bagi anak tidak hanya memberikan manfaat bagi anak itu sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Tata Cara Pembayaran
Tata cara pembayaran zakat fitrah merupakan aspek penting dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah, termasuk zakat fitrah anak yang dibayarkan oleh orang tua atau walinya.
- Waktu Pembayaran
Zakat fitrah harus dibayarkan sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan. Pembayaran dapat dilakukan sejak awal bulan Ramadan hingga menjelang shalat Idulfitri.
- Besaran Zakat
Besaran zakat fitrah untuk setiap jiwa, termasuk anak-anak, adalah 3,5 liter atau 2,5 kilogram makanan pokok, seperti beras atau gandum.
- Cara Pembayaran
Zakat fitrah dapat dibayarkan secara langsung kepada penerima zakat atau melalui lembaga atau organisasi yang berwenang.
- Penerima Zakat
Zakat fitrah harus disalurkan kepada fakir, miskin, amil, ibnu sabil, dan kelompok yang berhak menerima zakat lainnya.
Dengan memahami dan mengikuti tata cara pembayaran zakat fitrah yang benar, orang tua atau wali dapat memastikan bahwa zakat fitrah anak mereka dibayarkan dengan tepat waktu, dalam jumlah yang benar, dan disalurkan kepada pihak yang berhak menerimanya. Pembayaran zakat fitrah yang sesuai dengan ketentuan syariat akan memberikan manfaat yang optimal bagi anak dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalil Naqli
Dalil naqli merupakan landasan utama dalam memahami berbagai aspek ajaran Islam, termasuk kewajiban menunaikan zakat fitrah bagi anak. Dalil naqli memberikan dasar hukum yang kuat dan terperinci tentang tata cara, syarat, dan ketentuan terkait zakat fitrah, termasuk zakat fitrah anak yang dibayarkan oleh orang tua atau walinya.
- Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, terdapat ayat yang secara eksplisit menyebutkan kewajiban zakat fitrah bagi setiap jiwa, termasuk anak-anak. Ayat tersebut terdapat dalam surat At-Taubah ayat 60: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
- Hadis Nabi Muhammad SAW
Selain Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW juga menjadi dalil naqli yang penting dalam memahami kewajiban zakat fitrah bagi anak. Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim menyatakan: “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas setiap muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa.”
- Ijma’ Ulama
Ijma’ ulama merupakan kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum atau ketentuan. Dalam hal zakat fitrah bagi anak, para ulama telah sepakat bahwa anak wajib dikeluarkan zakat fitrahnya oleh orang tua atau walinya. Kesepakatan ini didasarkan pada dalil naqli yang disebutkan di atas.
- Qiyas
Qiyas adalah metode pengambilan hukum dengan cara menyamakan suatu kasus yang tidak ada hukumnya dengan kasus lain yang telah ada hukumnya karena memiliki kesamaan ‘illah (sebab hukum). Dalam hal ini, zakat fitrah bagi anak diqiyaskan dengan zakat fitrah bagi orang dewasa, karena keduanya memiliki ‘illah yang sama, yaitu sebagai bentuk pensucian diri dan harta.
Dengan memahami dalil naqli yang terkait dengan zakat fitrah anak dibayarkan oleh, umat Islam memiliki landasan hukum yang kuat untuk melaksanakan kewajiban tersebut dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat. Dalil naqli tersebut juga memberikan pemahaman yang komprehensif tentang hikmah dan manfaat dari menunaikan zakat fitrah, sehingga dapat meningkatkan semangat dan kesadaran umat Islam dalam menjalankan ibadah ini.
Konsekuensi Tidak Membayar
Dalam konteks “zakat fitrah anak dibayarkan oleh”, “Konsekuensi Tidak Membayar” memiliki kaitan yang sangat erat. Tidak membayar zakat fitrah bagi anak dapat menimbulkan beberapa konsekuensi, baik secara spiritual maupun sosial.
Secara spiritual, tidak membayar zakat fitrah berarti mengabaikan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat menyebabkan dosa dan mengurangi pahala yang seharusnya diperoleh. Selain itu, tidak membayar zakat fitrah juga dapat menghalangi penerimaan doa dan menyebabkan kesulitan dalam rezeki.
Secara sosial, tidak membayar zakat fitrah dapat merugikan masyarakat, terutama fakir miskin dan kaum dhuafa. Zakat fitrah merupakan salah satu sumber pendapatan penting bagi mereka. Dengan tidak membayar zakat fitrah, maka kebutuhan mereka tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Sebagai contoh, di beberapa daerah, zakat fitrah yang terkumpul digunakan untuk membiayai program-program sosial, seperti pemberian makanan gratis, bantuan pendidikan, dan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Jika zakat fitrah tidak dibayarkan, maka program-program tersebut terancam tidak dapat berjalan dengan optimal, sehingga berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat.
Pertanyaan Umum tentang Zakat Fitrah Anak Dibayarkan Oleh
Pertanyaan Umum (FAQ) ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang mungkin muncul terkait kewajiban zakat fitrah bagi anak yang dibayarkan oleh orang tua atau walinya. FAQ ini akan mengulas berbagai aspek penting, mulai dari dasar hukum hingga tata cara pembayaran zakat fitrah untuk anak.
Pertanyaan 1: Siapa yang wajib membayar zakat fitrah bagi anak?
Jawaban: Orang tua atau wali dari anak tersebut yang memiliki kemampuan finansial untuk menunaikannya.
Pertanyaan 2: Berapa besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan untuk anak?
Jawaban: Sama dengan besaran zakat fitrah orang dewasa, yaitu 3,5 liter atau 2,5 kilogram makanan pokok.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pembayaran zakat fitrah untuk anak?
Jawaban: Sejak awal bulan Ramadan hingga sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan.
Pertanyaan 4: Kepada siapa zakat fitrah anak dapat diberikan?
Jawaban: Kepada fakir, miskin, amil, ibnu sabil, dan kelompok yang berhak menerima zakat lainnya.
Pertanyaan 5: Apa hikmah dibayarkannya zakat fitrah bagi anak?
Jawaban: Untuk membersihkan harta dan jiwa anak, serta melatih kepedulian terhadap sesama.
Pertanyaan 6: Apa konsekuensi jika tidak membayar zakat fitrah bagi anak?
Jawaban: Dapat menimbulkan dosa, mengurangi pahala, dan merugikan masyarakat, terutama fakir miskin.
Dengan memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah bagi anak dengan baik dan benar. Pembayaran zakat fitrah yang tepat waktu dan sesuai ketentuan syariat akan memberikan manfaat yang optimal bagi anak dan masyarakat.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pembayaran zakat fitrah bagi anak, termasuk waktu dan tempat pembayaran serta mekanisme penyalurannya. Dengan memahami tata cara yang benar, umat Islam dapat memastikan zakat fitrah mereka diterima dan dimanfaatkan dengan baik oleh pihak yang berhak.
Tips Membayar Zakat Fitrah Anak
Membayar zakat fitrah untuk anak merupakan kewajiban orang tua atau wali. Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan zakat fitrah anak dibayarkan dengan benar dan tepat waktu:
Tip 1: Hitung Jumlah AnakKetahui jumlah anak yang wajib dikeluarkan zakat fitrahnya. Setiap anak, termasuk bayi yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir Ramadan, wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
Tip 2: Tentukan Besaran ZakatBesaran zakat fitrah untuk anak sama dengan orang dewasa, yaitu 3,5 liter atau 2,5 kilogram makanan pokok seperti beras, gandum, atau kurma.
Tip 3: Siapkan DanaSiapkan dana untuk membayar zakat fitrah anak jauh-jauh hari. Jangan menunda pembayaran hingga mendekati waktu shalat Idulfitri.
Tip 4: Pilih Lembaga Penyalur TepercayaPilih lembaga penyalur zakat fitrah yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan lembaga tersebut menyalurkan zakat kepada pihak yang berhak menerimanya.
Tip 5: Bayar Sebelum Shalat IdulfitriBayarkan zakat fitrah anak sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan. Pembayaran dapat dilakukan sejak awal Ramadan hingga sebelum shalat Idulfitri.
Tip 6: Niatkan dengan BenarSaat membayar zakat fitrah anak, niatkan dengan benar bahwa zakat tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban zakat fitrah anak tertentu.
Tip 7: Dapatkan Bukti PembayaranSimpan bukti pembayaran zakat fitrah anak sebagai catatan bahwa kewajiban tersebut telah terpenuhi.
Tip 8: Ajarkan AnakAjarkan anak tentang pentingnya zakat fitrah dan ajak mereka untuk ikut serta dalam proses pembayaran zakat.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, orang tua atau wali dapat memastikan bahwa zakat fitrah anak mereka dibayarkan dengan benar dan tepat waktu. Pembayaran zakat fitrah memberikan manfaat spiritual bagi anak, tetapi juga membantu mereka memahami nilai-nilai kepedulian dan berbagi.
Pembahasan selanjutnya akan berfokus pada hikmah dan manfaat membayar zakat fitrah untuk anak. Memahami hikmah dan manfaat ini akan semakin memotivasi orang tua atau wali untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Kesimpulan
Pembahasan mengenai kewajiban “zakat fitrah anak dibayarkan oleh” dalam artikel ini telah mengulas berbagai aspek penting, mulai dari dasar hukum, besaran zakat, hingga tata cara pembayarannya. Memahami kewajiban ini menjadi krusial karena merupakan bagian dari ajaran Islam yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Beberapa poin utama yang saling berkaitan dalam pembahasan ini antara lain:
- Zakat fitrah bagi anak merupakan kewajiban orang tua atau wali yang harus dipenuhi setiap tahun pada bulan Ramadan.
- Besaran zakat fitrah untuk anak sama dengan orang dewasa, yaitu 3,5 liter atau 2,5 kilogram makanan pokok, seperti beras atau gandum.
- Zakat fitrah anak harus dibayarkan sebelum shalat Idulfitri dilaksanakan dan dapat disalurkan melalui lembaga penyalur zakat yang tepercaya.
Menunaikan kewajiban zakat fitrah bagi anak tidak hanya memberikan manfaat spiritual bagi anak, tetapi juga menumbuhkan rasa kepedulian dan berbagi. Dengan memahami dan mengamalkan kewajiban ini dengan baik, umat Islam dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan.